GRESIK, (Panjimas.com) – Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Cabang Gresik bersama BMH Jawa Timur Gerai Gresik berbagi kasih dan kepeduliaan dengan puluhan anak-anak yatim-dhuafa yang bertempat di Kantor BPR, Kamis (16/12/2016) kemaren.
Kepala BPR Jawa Timur Cabang Gresik, Saifun Naim mengungkapkan dengan event ini kita bisa belajar semakin bersyukur karena bisa berbagi kepedulian kepada anak-anak yang tergolongkan memerlukan bantuan finansial dan binaan yang jauh dari kita yang masih diberi kemudahan dalam segala hal, utamanya materi.
“Istimewahnya kegiatan perdana ini, insyaallah kita jadikan sebulan sekali,” ujarnya dihadapan puluhan karyawan/i dan anak-anak yatim-dhuafa.
“Agama kita mengajarkan bahwa salah satu doa yang mustajab adalah doa para anak yatim. Oleh karena itu, melayani, memberi makan pada anak yatim, menghidupinya juga amal yang sangat baik,” tambahnya.
Selain itu, Saifun Naim menambahkan bahwasannya dalam kegiatan berbagi peduli anak yatim-duafa ini, BPR pun memaksimalkan moment dengan Kajian Bersama mengangkat tema utama, yakni Indahnya Bersyukur dengan Memuliakan Yatim-Dhuafa. Kajian inipun dipimpin langsung oleh Manajer BMH Jawa Timur Gerai Gresik.
Abdul Karim, selaku pembicara kajian menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan alam dengan segenap isinya, kemudian mengaturnya adalah dengan kebijak-sanaan, kemurahan, dan kasih sayang-Nya. Maka kewajiban segenap hamba adalah taat, bersyukur, bersabar, dan memohon rahmat serta ampunan-Nya.
“Anak-anak yatim ditaqdirkan oleh Allah SWT lahir atau tumbuh berkembang tanpa bapak adalah berdasar kebijaksanaan Allah SWT yang Maha Suci lagi Maha Tinggi,”
Ketiadaan orang tua, lanjutnya, bukan berarti kekurangan atau hambatan bagi mereka, akan tetapi terdapat banyak hikmah yang diatur oleh Allah SWT di antaranya: Sebagai sarana bagi kaum mukminin untuk saling berlomba, tolong-menolong, terutama ber-lomba menolong anak yatim, Sebagai sarana bagi kaum mukminin untuk saling memperhatikan dan peduli terhadap nasib sesama, terutama terhadap anak yatim, Sebagai wahana berkiprah bagi anak yatim itu sendiri di kalangan kaum muslimin yang memperhatikannya, bagai seorang anak kepada bapaknya sendiri, dan Sebagai bukti bahwa Allah SWT lah yang Mahakuasa, mengatur, dan yang berhak diibadahi.[RN/Andre Rahmatullah]