PIDIE JAYA, (Panjimas.com) – Ribuan bangunan dilaporkan rusak parah akibat gempa 6,5 skala richter di Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12/2016). Menurut Bupati Pidie Jaya, Said Mulyadi, sebanyak 11.668 rumah, 61 masjid, 94 meunasah (mushala), 10 kantor, dan 16 unit fasilitas pendidikan mengalami kerusakan.
Sebab itu, ia menuturkan, pemerintah pun segera turun tangan. Mereka menangani perbaikan ribuan rumah dan fasilitas umum yang hancur.
Namun, tak hanya pemerintah, lembaga dari berbagai elemen pun turut membangun kembali Pidie Jaya. Sebagaimana yang dilakukan Sinergi Foundation, yang memberi perhatian khusus pada pembangunan meunasah (masjid kecil) yang terletak di Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya.
“Mesjid bernama Attakwa ini rusak berat, struktur dan tiangnya banyak yg patah, harus segera dirobohkan,” kata Sepriyanto, tim #HelpAceh Sinergi Foundation yang turun ke lapangan.
Sebelumnya, Masjid Attakwa sudah dibangun sejak 2007, dan sampai tahun ini masih memasuki tahap akhir. Telah hampir satu dekade, masyarakat setempat dari 4 desa bergotong royong membangun tempat ibadah ini. Sepriyanto menjelaskan, saat itu dana utama pembangunan adalah dengan mengumpulkan beras satu genggam per rumah setiap minggunya.
Namun kini, gempa meluluhlantakkan masjid tersebut. Masyarakat setempat terpaksa melakukan shalat Jumat di antara reruntuhan masjid yang berserakan. Padahal, masjid tersebut sudah tidak layak dan harus dirobohkan. Struktur utamanya, kata Sepriyanto, patah-patah dan membahayakan.
Atas kondisi ini, Sinergi Foundation melalui donasi umat, membangun kembali masjid sederhana, dengan konsep tahan gempa. Masjid tersebut berkonstruksi kayu, dengan lantai multiplek. Di bagian atas, dipasang atap multiroof dengan rangka baja.
“Sudah diukur rencana pembangunan masjid tahan gempa di halaman masjid lama. Mesjid sederhana saja, dengan ukuran 12×12.” ujar Sepriyanto. “Butuh aksi segera agar masyarakat bisa melaksanakan shalat jamaah secara memadai,” pungkasnya.[RN]