SLEMAN, (Panjimas.com) – Langkah kakinya yang cepat menyambut panggilan gurunya untuk datang ke ruang guru. Tubuhnya yang mungil menambah kelincahan gerakannya seolah seperti sedang bermain sepakbola yang merupakan hobinya. Mata sayunya terlihat sebagai ekspresi kebingungan pada wajahnya ketika memasuki ruang guru untuk bertemu dengan kami, Tim BMH (Baitul Maal Hidayatullah). Anak itu bernama Alfariq Yulianto. Siang ini kami memang sedang berkunjung ke SMP Pamungkas Sleman yang merupakan sekolahannya. BMH perwakilan Yogyakarta pada rabu (16/11) sedang menindaklanjuti proposal yang masuk ke kantor beberapa hari yang lalu. Isi proposal tersebut berupa permohonan bantuan beasiswa kepada seorang anak bernama Alfariq Yulianto.
Selasa (15/11) kemarin, kami sudah berkunjung ke rumah si anak tersebut. Saat itu kami disambut oleh ibunya di rumahnya yang sederhana. Rumahnya terletak di Bolawen, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Rumahnya berdinding batu bata dan hanya terdiri dari 3 ruangan, yaitu ruang tamu yang jadi satu dengan kamar tidur, dapur, dan kamar mandi. Ibunya menceritakan maksud dari pengajuan proposal tersebut kepada kami.
Ia menjelaskan kondisi sebenarnya yang sedang mereka alami. Dia hanya seorang ibu rumah tangga dan suaminya seorang yang bekerja serabutan. Mereka tinggal bersama keempat anaknya di rumah tersebut. Setelah berkunjung ke rumahnya, kami melanjutkan ke SMP Pamungkas untuk memastikan kebenaran data yang ada di proposal tersebut. Sekolahnya terletak agak jauh dari rumahnya. Alfariq biasanya berangkat ke sekolah diantar oleh ayahnya menggunakan sepeda motor. Dia tak punya sepeda sendiri. Beberapa kali dia tidak masuk sekolah karena tidak ada yang mengantar. Alfariq sebenarnya memiliki semangat yang tinggi untuk bersekolah, tetapi kondisi yang dialami keluarganya menjadi hambatan baginya.
Permasalahan ekonomi menjadi hambatan bagi Alfariq untuk menggapai cita-citanya. Dia belum sanggup membayar seluruh biaya sekolahnya. Program Indonesia Pintar (PIP) juga belum mampu membantu mereka sepenuhnya. BMH yang hadir untuk mengatasi permasalahan sosial seperti itu, berusaha memberikan kontribusi nyata berupa pemberian beasiswa kepada Alfariq.
Firman Zainal Abidin, General Manager BMH perwakilan Yogyakarta, mengungkapkan bahwa BMH terfokus pada 3 bidang, yaitu dakwah, pendidikan, dan sosial-ekonomi. “Fokus BMH di bidang pendidikan bertujuan membantu pemerintah mengurangi angka putus sekolah di Indonesia”, tambahnya.
Alfariq merasa senang menerima bantuan dari BMH. Dia berjanji akan belajar dengan rajin sebagai ungkapan terima kasih kepada BMH. Supriyatini, perwakilan SMP Pamungkas, mengucapkan terima kasih atas kepedulian BMH terhadap permasalahan yang dihadapi siswanya. “Semoga apa yang diberikan oleh BMH bermanfaat bagi siswa sehingga siswa termotivasi kembali untuk dapat menggapai cita-citanya di masa depan”, lanjutnya. [RN/ Saiful Rozaqu]