MAGELANG, (Panjimas.com) – Pembiayaan syariah berbasis pertanian selama ini minim dilakukan oleh lembaga kauangan syariah, hal ini tidak lepas dari besarnya tingkat risiko bisnis disektor pertanian. Namun bagi lembaga mikro keuangan syariah dengan nama Batut Tanwil Muhammadiyah (BTM) tidak menjadi soal, karena dengan pembiayaan pertanian ada unsur pemberdayaan bagi masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh Manager BTM Amman Putro Prihatmanto dalam acara kemiteraan antara Komunitas Bina Tani Makmur dan Pasar Induk Nusantara (PIN) di kantor BTM Amman Magelang – Jawa Tengah.
Lebih jauh Putro menambahkan, kemiteraan dalam pembiayaan pertanian baru kali ini dilakukan oleh BTM yang operasionalnya berbadan hukum koperasi, hal ini tidak lepas dari besarnya potensi bisnis di sektor pertanian di Magelang. Selain itu juga BTM melakukan ini sebagai perwujudan keberpihakannya kepada para petani yang nasibya selama ini ditentukan oleh para tengkulak dengan pembelian harga produk pertanian dibawah harga standar. “Melalaui tiga kerjasama antara PIN, komunitas petani dan BTM kami ingin membangun sinergisitas dalam meningkatkan kesejahteraan para petani,”terangnya. Rabu, (2/11).
Kemudian terkait dengan akad pembiayaan, Putro menegaskan, sebenarnya banyak akad – akad yang bisa dikembangkan baik antara BTM Amman dengan PIN begitu juga antara BTM Amman dengan komunitas petani. Namun dalam pembiayaan bisnis ini, BTM Amman menggunakan akad ba’i Salam yaitu pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Selain akad ba’i Salam kedepan masih banyak akad – akad yang lain yang bisa dikembangkan dalam transaksi bisnis pertanian.
Sedangkan Sutardi Direktur Utama PIN, menyambut apresiasif langkah yang dilakukan oleh BTM Amman Magelang, dia mengharapkan dalam kemiteraan ini ada langkah konkrit bersama-sama dalam membangun ketahanan pangan secara integratif. Dikerjasama ini sangat konkrit sekali bagaimana ketiga pihak sama-sama mengambil peran baik PIN dalam pemasaran produk, BTM Amman perkuatan permodalan dan komunitas petani sebagai produsen produk pertanian. “Sinergisitas inilah merupakan strategi bersama dalam keberpihakan terhadap produk pertanian kita,”paparnya.
Sementara Achmad Suud Ketua Induk BTM dikesempatan itu juga mengatakan, apa yang dilakukan oleh BTM Amman Magelang merupakan sebuah pilot project BTM dalam mengembangkan bisnis disektor pertanian. Jika pilot project ini berhasil dilakukan dan memiliki dampak ekonomi dan pemberdayaan bagi umat maka konsep bisnis ini akan dikembangkan diseluruh BTM di Indonesia. Apalagi hal ini selaras dengan program ekonomi yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam membangun kampung – kampung pertanian Muhammadiyah atau AgroMu. “Jadi sinergisitas program ini sekaligus merupakan studi kami dalam mengembangkan pembiayaan syariah berbasis pertanian,”terangnya. [RN]