PANJIMAS.COM – Kisah ini dibacakan oleh Ir Muhammad Karebet Widjajakusuma, dalam acara Halaqoh Islam & Peradaban yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan tema “Penghina Al-Qur’an Cukup Minta Maaf” di Aula DHN, Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, pada Kamis (20/10/2016).
Sesaat setelah Ahok mengeluarkan pernyataan yang menghina Al-Qur’an, Karebet mengaku mendapatkan kiriman tulisan melalui WhatsApp.
Pernah suatu hari sekelompok orang dari kalangan pembesar Nashrani menghadiri sebuah perayaan seorang pemimpin Mongol yang murtad dari agamanya (menjadi Nashrani).
Maka pada waktu itu ada salah seorang pendeta yang menghina Nabi shalallahu ‘alaihi wa alihi wasallam, sedangkan di sana ada seekor anjing pemburu yang terikat.
Maka saat si penyembah salib yang dengki ini mulai mencela Nabi shalallahu ‘alaihi wa alihi wasallam, anjing tersebut menyalak dengan keras, kemudian menerkam si Nashrani itu dan mencakar wajahnya dengan sadis.
Maka orang-orang pun segera berusaha menyelamatkannya. Lantas sebagian orang yang hadir berkata, “Itu gara-gara celotehanmu tentang Muhammad -‘alaihisshalaatu was salaam-“.
Lantas si Nashrani berkata, “Tidak! Anjing ini hanya cepat merespon, karena melihat isyarat tanganku, disangkanya aku ingin memukulnya.”
Namun kemudian Si Nashrani ini mengulang kembali celaannya terhadap Nabi dengan perkataannya yang keji. Maka si anjing pun berhasil lepas dari ikatannya dan langsung saja menyambar leher si Nashrani itu dan merobek hingga bagian dadanya yang paling atas.
Orang itu pun mati seketika. Karena kejadian ini, ada sekitar 40.000 orang Mongol masuk Islam.
Sumber: Al-Imam Adz-Dzahabi menyebut kisah ini dalam Mu’jamus Syuyukh 387 dengan sanad yang shahih bahwa Al Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani -rahimahullah- (Naskah dikutip dari Fimadani).