GRESIK, (Panjimas.com) – Ust, H.M. Masrur Malik, MA menyampaikan Hakekat Hijrah, ia menjelaskan bahwa seseorang yang mempunyai ketaqwaan tinggi kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan hal itu menyebabkan dia semakin bertambah dekat dengan-Nya, ketika itulah dia berhijrah.
Niatkan semua untuk akherat terlebih dahulu, jelasnya, baru dunia akan mengikuti. Jika kita hanya menyibukkan urusan dunia maka akherat tidak akan menghampiri diri kita,
“Barang siapa yang setelah bangun tidur kemudian dia sibuk melayani Allah, maka Allah memerintahkan dunia untuk melayani orang-orang tersebut dan barang siapa yang setelah bangun tidur dia sibuk melayani dunia, maka Allah mengutus dunia untuk menjadikan orang tersebut hambanya dunia,” terangnya dalam acara Kajian rutin bulanan FOSPIQ Gresik dan LPPIQ Surabaya di Masjid Nurul Jannah, Petrokimia, Gresik, Rabu (19/10).
Alumni Universitas Yaman ini menyetir Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Q.S. An Nissa ayat 100 : “Barang siapa berhijrah niatnya untuk akherat maka dia akan menjumpai dunia penuh dengan keperluannya”
Kita hidup seharusnya mengikuti Al Qur’an dan Sunnah, mengapa demikian, lanjutnya, bahwasannya Al-Qur’an merupakan panduan hidup seseorang untuk menuju kehidupan akherat. “Jadi bila perilaku kita tidak cocok dengan Al-Qur’an, maka kita harus segera merubahnya,” ujarnya.
Lelaki yang cenderung aktif bersorban ini menjelaskan bahwa manusia yang cerdas menurut Rasulullah ialah ketika hidup di dunia dia tundukan hawa nafsunya, dan dia persiapkan dengan banyak beramal shaleh sebagai bekal untuk akhiratnya kelak .
Jadi Makna hijrah, tuturnya, untuk pedoman hidup sibukkan diri dalam agama, jika tidak maka kita akan sibuk akan tetapi tidak dalam agama. Dan gunakan waktumu untuk agama, jika tidak maka waktumu tetap akan terpakai tapi tidak untuk agama.
Habiskan hartamu untuk agamamu jika tidak maka hartamu tetap akan habis tapi tidak untuk agama. Matilah engkau demi agama, jika tidak maka engkau tetap mati tapi tidak demi agama.
“Semoga dalam sisa umur kita ini, kita dapat hijrah untuk mendapat ridho Allah subhanahu wa ta’ala, Aamiin,”ucapnya dihadapan ratusan jama’ah.
Jadi, lanjutnya, kita harus memperbanyak berdakwah dan mengajak untuk berbuat baik, yaitu berhijrah dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat. Karena, mau tidak mau, suka tidak suka kita harus berhijrah dari kehidupan dunia menuju kehidupan akherat.
Sukses hidup seseorang tidak dapat dilihat dari pangkat dan jabatan atau harta yang di miliki oleh seseorang, Menurutnya, pangkat dan jabatan tidak menjamin suksesnya seseorang, contoh, terangnya, Fir’aun mempunyai jabatan tinggi yaitu sebagai raja tapi jabatan itu tidak membuatnya mendekatkan kepada Allah, malah dia menyebutkan bahwa dialah seorang Tuhan.
“Harta kekayaan berlimpah tidak menjamin suksesnya seseorang dan Qorun mempunyai harta kekayaan yang berlimpah, tapi harta tersebut tidak dapat mendekatkan dia kepada Allah,” pungkas pengajar lembaga pendidikan berbasis pesantren di Surabaya ini. [RN/Andre Rahmatullah]