SUKOHARJO,(Panjimas.com) – Kajian Keluarga Sakinah Shubuh Berjamaah di Masjid An Nur Tanjung Anom, Grogol, Sukoharjo diampu ustadz Tri Asmoro, bertema “Membawa Keluarga Bahagia ke Akherat”, ahad (18/9/2016).
“Keluarga yang percaya pada akherat adalah keluarga yang percaya hidup sesudah mati, berarti dia hidup bukan untuk ini saja. Dia hidup untuk nanti, sehingga dia melakukan persiapan-persiapan agar nantinya tidak menyesal” kata ustadz Tri.
Kekuatan kepercayaan pada akherat menurut ustadz Tri tidak memandang siapapun. Orang dengan kekuatan fisik yang terbatas bisa lebih kuat dibandingkan dengan orang yang normal, karena iman seseorang tidak terbungkus oleh fisik.
“Saya punya tetangga, yang buta, setiap hari bisa sholat berjama’ah lima waktu dan tidak terlambat, dia jalan hitung sekian trus belok kanan, sekian langkah dia pegang pilar masjid taruh sandal. Masuk masjid sekian langkah dia berada shof didepan, dia tidak hanya ingin sholat tapi juga pingin yang 27 derajat. Sementara pemuda-pemuda yang gagah, ganteng ketika waktu sholat shubuh dimana?” ujarnya.
Namun sebaliknya orang yang tidak percaya pada akherat hidupnya dia gunakan hanya untuk hari ini. Ustadz Tri menjelaskan bahwa orang tak beriman hidupnya tidak punya kesiapan menghadapi akherat. Jika berkeluarga, orientasinya hanya pada kecukupan harta, anak dan kesenangan dunia.
“Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, lha wong dia tidak percaya dengan akherat gak bakal dia berpikir menjaga dirinya dari neraka. Dirinya saja tidak peduli bagaimana dengan keluarganya. Seperti kambing yang keluar dari kelompoknya diintai dua ekor serigala yang lapar, nasibnya akan terkoyak-koyak” ucapnya.
Ustadz Tri Asmoro mengatakan dalam mendidik keluarga hendaklah dengan kunci kesabaran. Dirinya mencontohkan seseorang yang berpenyakit epilepsi, datang pada Raoulullah untuk kesembuhan.
“Ada sahabat Rasul seorang wanita datang minta sembuh dari penyakit epilepsinya, saya bisa minta pada Allah untuk menyembuhkanmu, tapi jika kamu bersabar kamu dijanjikan masuk surga kata Rasul demikian. Kemudian sahabat itu minta supaya jika aku kambuh dari epilepsiku tolong mintakan jangan tersingkap aurotku. Rosul doakan dia. Ini artinya dia sabar dalam sakitnya” tandasnya.
Sudah menjadi kebiasaan jika kajian shubuh, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama yaitu dengan menu favorit khas Solo, soto. [SY]