SOLO,(Panjimas.com) – Dalam rangkaian Iedul Adha, Taman Tahfidz Al Qur’an (TTQ) “Al Ikhlas”, Rejosari, Gilingan, Banjarsari, Solo mengadakan acara Silaturrohmi wali santri dan masyarakat rawan Kristenisasi di kampung Marjinal Gilingan, binaan Mbah Wono, Kamis (15/9/2016).
Dani pengurus TTQ Al Ikhlas mengatakan bahwa terdapat 3 kelas di TTQ tersebut, terkadang dirinya tidak dapat menolak manakala ada santri yang ingin ikut meski belum bisa baca.
“Kita bagi 3 bagian yang pertama kelas Iqro’, kedua kelas juz 30 dan terakhir kelas jus 28-30. Nanti kita saksikan beberapa anak untuk membaca hafalan juz 28 sampai 30” kata Dani pemilik rumah sementara TTQ itu.
Selain itu, Mbah Wono dalam sambutannya mengungkapkan kegembiraannya atas perkembangan TTQ Al Ikhlas. Dirinya berharap di kampung Gilingan akan muncul penghafal Al Qur’an meski ancaman Kristenisasi dan kemaksiyatan masih melekat di kampung Marjinal tersebut.
“Alhamdulillah kita berkumpul di Taman tahfidz ini dengan sehat, sedikit saya cerita jika satu daerah ada penghafal Qur’an minimal ada dampak 3 pengaruh yakni yang pertama ada keberkahan dari kitab suci, kemudian yang kedua anak itu akan cerdas, yang ketiga mencetak penghafal Qur’an” kata Mbah Wono.
Pada kesempatan ini, sekitar 30 an santri unjuk gigi membaca hafalan Surat An Naba dan Surat Al Mulk. Beberapa wali santri merasa takjub dengan hafalan santri TTQ yang lancar membaca. Turut hadir Arif Yudi Asmara S.Ag. Kepala Penyuluh KUA, Kementrian Agama (Kemenag) Solo.
Sementara itu, Ustadz Abdul Mujib mengatakan bahwa dakwah di kampung Gilingan sangat perlu dukungan orang tua, sementara kultur masyarakat Gilingan masih awam dan kurang peduli keagamaan Islam bagi anak-anaknya. Dengan adanya TTQ Al Ikhlas yang berdiri satu tahun, prestasi anak sudah hafal hampir 3 juz dan di sekolah mereka juga berprestasi.
“InsyaAllah kalau orang tua mau memperhatikan, anak-anak ini bisa mudah menghafal Al Qur’an. Karena orang tuanya dulukan ya banyak yang masuk dunia hitam, tapi ingin anaknya itu baik. Dulu TTQ ini di Cinderejo kidul, trus pindah kesini karena keadaan blum ada tempat yang kondusif. Rencana kita pingin punya pondok TTQ disini” pungkas Abdul Mujib. [SY]