(Panjimas.com) – Sudah semestinya kita bersyukur atas anugrah Allah SWT yang telah memberikan kemerdekaan bagi Indonesia. Wujud dari rasa syukur kita kepada Allah SWT adalah dengan menjalankan semua aturan atau perintah yang diberikan pada kita. Namun, jika kita amati, sudahkah Indonesia benar-benar merdeka? Secara fisik memang sudah tidak ada militer yang menyerang sebagaimana zaman penjajahan dulu. Akan tetapi secara pemikiran dan kekuasaan, Indonesia masih dalam cengkraman kapitalis dunia. Tentu kita tak ingin terus seperti ini. Oleh karenanya kita harus mulai bangkit. Bangkit yang hakiki akan diperoleh melalui kebangkitan pemikiran.
Kebangkitan berpikir pada masyarakat akan terbentuk bila ada kesadaran dari pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan, dan itu semua akan berhasil bila pemerintah menerapkan sistem yang benar, sebuah sistem atau aturan yang diturunkan oleh Sang Pencipta (Allah SWT) yang maha mengerti segala karakter setiap hamba-Nya. Dan semua itu telah disampaikan oleh Allah SWT lewat utusannya nabi kita Muhammad SAW.
Selama beliau tinggal di Madinah beliau membentuk sebuah negara yang menerapkan sistem Islam dan terbukti masyarakat baik yang muslim dan nonmuslim bisa hidup berdampingan dengan baik, sehingga saat itu terwujud masyarakat yang adil dan sejahera. Penduduk nonmuslimpun nyaman dan aman dalam kepemimpinan beliau. Itu disebabkan karena beliau menerapkan sistem yang benar (Islam). Itulah hebatnya sistem Islam.
Namun berbanding terbalik pada zaman sekarang. Kita sudah lama merdeka, tapi keadilan dan kesejahteraan belum kita rasakan benar-benar, padahal Indonesia termasuk umat Islam terbesar di dunia. Masih terdapat kesenjangan mencolok antara si miskin dan si kaya. Bahkan masih ada anak yang mengalami gizi buruk dan banyak ketidakadilan diterima oleh masyarakat terutama masyarakat ekonomi bawah. Dan ini terjadi karena masyarakat kita jauh dari pemahaman Islam yang benar walaupun dirinya muslim. Banyak masyarakat yang belum paham tentng bagaimana aturan terkait hubungan kita dengan Allah, aturan dengan tetangga, dengan masyarakat, dengan diri kita sendiri juga aturan dalam bernegara. Menurut mereka, Islam hanyalah soal ibadah ritual semata. Apakah mereka lupa bahwa Islam adalah agama yang sempurna dari Allah SWT? Ketika Allah SWT menciptakan kita, maka Dia juga membuat seperangkat aturan untuk menjalani kehidupan. Sayang seribu sayang, umat Islam terlena dengan segala uforia dunia. Sehingga umat berpikiran mundur. Untuk menuruti hawa nafsu, terkadang manusia masih menawar aturan yang diberikan oleh Allah SWT.
Sudah saatnya kita sadar bahwa kemerdekaan ialah ketika bangkit dalam pemikiran. Bangkit dari pemikiran yang rusak menuju pemikiran yang cemerlang. Minadz dzulumaat ilan nuur. Dan semua itu dapat terwujud jika ada pengaturan yang benar dari dzat yang Maha Mengatur. Pengaturan yang dimobilisasi oleh seorang pemimpin (Kholifah) dalam sebuah institusi Islam (daulah khilafah) sesuai degan manhaj kenabian.
Mari kita memaknai kemerdekaan Indonesia dengan rasa syukur kepada Allah SWT. Yang dapat kita wujudkan dengan melaksanakan seluruh aturan Allah SWT dalam sistem yang shohiih, yang ditunjukkan dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Sebab bertahan pada sistem yang rusak seperti saat ini sama halnya dengan mempertahankan dalam kemerdekaan semu. Allahu a’lam bishshawaab.[RN]
Penulis, Sri Wahyuniati, Ibu Rumah Tangga di Bago-Tulungagung