BANDUNG BARAT, (Panjimas.com) – Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Jabar kembali menggelar perkuliahan perdana untuk tahun akademi 2016/2017 yang dipusat di kampus ADI Kawasan Pusdiklat Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Desa Tanimulya Pakusarakan Lama Kec.Ngamprah Kab.Bandung Barat, Sabtu (13/8/2016).
Dalam sambutannya mudir ADI ustadz Muhammad Roinul Balad S.Sos.I menyampaikan untuk tahun ajaran 2016/2017 ada tujuh mahasiswa baru yang siap mengikuti perkuliahan selama empat semester. Ia juga menyampaikan bahwa ADI terbentuk karena untuk memenuhi kebutuhan dai yang sangat dibutuhkan masyarakat. Menurutnya secara umum Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim masih kekurangan tenaga dai yang mumpuni.
“Mungkin jika melihat diperkotaan banyak dai namun jika sedikit ke perkampungan atau perdesaan khususnya desa terpencil maka hampir bisa dipastikan tidak ada dainya. Untuk itulah kami dari Dewan Dakwah Indonesia khususnya yang ada di Jawa Barat ini berinisiatif dengan mendirikan ADI ini sebagai jawaban atas permasalahan tersebut,”jelasnya dihadapan hadirin.
Ustadz juga menjelaskan selama empat semester atau dua tahun para calon dai tersebut akan mendapatkan dasar-dasar ilmu keislaman dan dasar-dasar bahasa Arab. Selain itu mereka juga akan mendapatkan pengetahuan tentang metode dan psikologi dakwah sebagai bekal nanti ketika terjun langsung di tengah masyarakat. Selain itu mereka juga akan ditarger minimal mempunyai hafal Al-Quran minimal 5 juz selesai pendidikan. Dengan bekal hafalan tersebut minimal mereka sudah mampu menjadi imam shalat di tengah masyarakat.
“Semua pendidikan ini kita berikan secara gratis dan mereka tinggal di asrama. Setelah lulus mereka bisa melanjutkan ke STID M. NATSIR di Jakarta untuk mendapat gelar sarjana (S1),”tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut hadir ustad DR. Misbahul Anam dan ustad Ujang Habibi M.Pd dari Dewan Dawah Pusat dan STID M. NATSIR memberikan kuliah umum. Dalam tausiyahnya ustad DR.Misbahul menyampaikan bahwa mengisi dan membangun kemerdekaan Indonesia yang telah diperjuangkan oleh para ulama terdahulu tidak sekedar dengan pembangunan fisik semata. Namun juga harus membangun jiwa dan spiritulanya.
“Bangunan yang terlihat megah akan cepat rubuh jika tidak mempunyai pondasi yang kuat dan pondasi dalam membangun Indonesia ini adalah mental spiritualnya yang kokoh,”ujarnya.
Untuk itu dalam membangun bangsa Indonesia yang kaya akan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) tidak hanya mengandalkan fisiknya saja. Menurut ustadz Misbahul membangun fisik tanpa membangunan manusia Indonesia seutuhnya hanya akan menjadi “santapan” bangsa lain yang iri terhadap kemakmuaran bangsa Indonesia.
“Itulah yang ingin kita wujudkan yakni membangun Indonesia dengan dakwah, membangun manusia seutuhnya jiwa dan raganya, mental dan spiritualnya sehingga menjadi bangsa yang kokoh dan disegani lawan,”ujarnya berapi-api.
Untuk itu ustad Misbahul mewakili Keluarga Besar Dewan Dakwah merasa bersyukur masih ada generasi mudah Islam yang peduli dengan bangsanya sendiri dengan masuk menjadi mahasiswa dakwah untuk kemudian dikirim ke berbagai pelosok tanah air. Selain itu ustadz Misbahul juga mengajak kaum muslimin lainnya turut mendukung “Gerakan Dai Membangun Negeri”.
Dalam kesempatan tersebut juga digelar prosesi wisuda angkatan ke-2 Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Dewan Dawah provinsi Jawa Barat. Ada empat mahasiswa yang dinyatakan lulus dalam menyelesaikan pendidikan selama empat semester. Selanjutnya mereka akan meneruskan kuliah untuk mengambil program sarjana (S1) di STID. M. NATSIR Jakarta. Hadir dalam kesempat tersebut ketua majelis syuro Dewan Dawah Jabar Ustad HM. Daud Gunawan di dampingi para dosen ADI JABAR diantaranya Ustad Mukhsin MK dan Ustadz Hasan Faroqi. [RN]