GAZA, (Panjimas.com) – Ramadhan di Jalur Gaza, Palestina, berlangsung dalam suasana memilukan bagi anak-anak. Teror Israel terus membayangi, sementara perekonomian nasional morat-marit akibat agresi dan blokade Negara Zionis itu. Akibatnya, ribuan anak Gaza terpaksa bertarung dengan waktu untuk mencari nafkah.
Seperti dikutip Palestine Information Centre (17/05/2016), Ketua Badan Bantuan Kemanusiaan (IHH) Turki, Bulent Yildirim, memaparkan, pendapatan nasional Gaza turun drastis hingga 50%. Sebaliknya, tingkat pengangguran melonjak menjadi 50%, dan kemiskinan mencapai 80%.
Blokade atas Gaza yang telah memasuki tahun kesepuluh, lanjut Ketua IHH Turki, menyebabkan lebih 100 ribu orang tidak memiliki rumah. Sepertiga warga Gaza jadi pengungsi.
Dan 18% dari total penduduk Jalur Gaza yang berjumlah sekitar 1,8 juta jiwa adalah anak-anak. Sebanyak 9.700 anak-anak berusia antara 10 dan 17 tahun terpaksa harus mencari nafkah untuk keluarganya.
Guna menghibur anak-anak Gaza, LAZIS Dewan Dakwah bekerjasama dengan MAPIM (Majelis Perunding Pertubuhan Islam Malaysia), menyalurkan paket berbuka puasa (ifthor) Ramadhan ke Gaza.
‘’Anak-anak Gaza sangat senang dan berterima kasih kepada kaum muslimin Indonesia,’’ kata Mohab Yaser Salama Alamawi, relawan MAPIM, dalam laporannya kepada LAZIS Dewan Dakwah belum lama ini.
Pria kelahiran Gaza, 4 Januari 1987 itu adalah pakar teknik sipil terutama infrastruktur jalan dan transportasi publik. Mohab yang Alumnus The Islamic University Gaza (2009) dan University Putra Malaysia (2014), memimpin proyek-proyek kemanusiaan di Gaza bekerjasama dengan NGO-NGO lokal maupun internasional seperti The Islamic Society, El-Wafa Charitable Society, serta sejumlah NGO di Indonesia.
Selain bantuan yang bersifat karitas, donasi Indonesia melalui LAZIS Dewan Dakwah juga telah digunakan untuk membangun sumur air bersih di tiga tempat yakni Bayt Hanoun Hospital, Al Shiffa Hospital, dan Khadija Yatim School. [RN]