KARO, (Panjimas.com) – Akibat erupsi Gunung Sinabung tahun ini, sebanyak 2.856 anak harus hidup di pengungsian. Mereka berasal dari desa-desa di kaki Sinabung, Tanah Karo, yang termasuk zona merah sehingga harus dikosongkan.
Yang masih menetap di desanya pun turut terdampak erupsi. Selain dicekam horor erupsi, anak-anak itu juga harus menghirup udara berdebu vulkanik, bahkan kadang kena hujan kerikil yang disemburkan gunung.
Untuk menghibur anak-anak Sinabung, LAZIS Dewan Dakwah pada Sabtu (18/6) lalu mengunjungi mereka di Desa Penampen, Kec Tiganderket. Di desa binaan Ustadz Romadhona ini terdapat 30-an anak Muslim.
Hadiah berupa sarung untuk anak-anak dan bapak-bapak mereka, disambut haru Ustadz Romadhona. ‘’Alhamdulillah, desa kami yang paling terpencil ini juga turut dipikirkan,’’ kata dai sarjana STID M Natsir Jakarta asal Palembang tersebut.
Sebagai media trauma healing, pesantren kilat (sanlat) anak Sinabung juga digelar dai Dewan Dakwah.
Sebanyak 60 anak Sinabung, pekan ini akan mengikuti sanlat yang digelar Ustadz Abdurrahman Arif di Masjid Al Mukhlisin Desa Selakar, Kec Munte.
Sedang sanlat akbar anak Sinabung akan diselenggarakan pekan ini oleh Pesantren Al Raudhatul Hasanah Medan bersama para dai Dewan Dakwah. Pesertanya anak-anak Sinabung di Kecamatan Namanteran dan relokasi pengungsi Desa Siosar Kec Merek yang selama ini dibina oleh para dai.
Sebagai persiapan sanlat akbar, pada Senin (20/6) lalu, Pesantren Al Raudhatul Hasanah menyelenggarakan Training for Trainer (TOT) di Jalan Jamin Ginting, Medan.
Training diikuti 20 alumni Pesantren Al Raudhatul Hasanah yang akan menjadi panitia pelaksana sanlat anak Sinabung.
TOT menghadirkan fasilitator Ny Laila Sari dari Sekolah Alam Medan, mentor Henry Ridho, dan Ustadz Zumroni Alhafidz serta Ustadz Marjoni.
Menurut Ustadz M Ilyas Tarigan, sanlat anak Sinabung bertujuan mempersiapkan kader-kader dai lokal. ‘’Sehingga ketika masa kerja dai dari luar Karo sudah selesai, jamaah mereka tidak telantar. Dakwah diteruskan kader-kader dai lokal ini,’’ tutur tokoh dakwah Karo ini. [RN]