KARO, (Panjimas.com) – Berpekan-pekan sudah, Keluarga Ustadz Adnan Effendi Batubara menjadi pengungsi di Masjid Umum Muslim Desa Perteguhen, Kec Namanteran, Karo.
Akibat erupsi Gunung Sinabung jelang Ramadhan lalu, keluarga Ketua MUI Kabupaten Karo itu harus mengosongkan kediaman mereka di Desa Tiga Serangkai, Kecamatan Simpang Empat. Tiga Serangkai berjarak kurang dari 5 km dari puncak Sinabung, sehingga termasuk zona merah. Saat status Sinabung beranjak ke level ‘’Awas’’ beberapa minggu lalu, penduduk di area ini harus mengungsi.
Keluarga Ustadz Adnan merupakan salah satu dari sekitar seratus keluarga muslim pengungsi di Perteguhen. Selain dari Tiga Serangkai, mereka juga berasal dari Desa Gamber di kecamatan yang sama. Selain di masjid, para pengungsi bermukim rumah kontrakan dan sebagian lainnya masih bertahan di Jambur (penampungan pengungsi) Tuah Lopati, Perteguhen.
Menjalani Ramadhan di pengungsian, tentulah jauh dari rasa nyaman; Terbatas privacy dan akses pada kebutuhan vital sehari-hari seperti air bersih, sarana mandi-cuci-kakus, sarana ibadah, dan lain-lain.
Karena itu, Ustadz Adnan tak mampu menahan tangisnya ketika dikunjungi Tim LAZIS Dewan Dakwah, Ahad (19/6) sore. Silaturahim yang disertai pembagian paket sembako untuk 100 keluarga ini dipimpin langsung oleh Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Dakwah, Ustadz Ade Salamun MA, yang didampingi tokoh masyarakat Karo, Ustadz M Ilyas Tarigan.
‘’Allah yang menggerakkan hati saudara-saudara kita dari Dewan Dakwah, sehingga mereka bersusah payah datang untuk membantu kita dengan beras, minyak, terigu, kain sarung, mukena, dan seterusnya,’’ tutur Ustadz Adnan penuh haru di hadapan Tim LAZIS Dewan Dakwah dan warga pengungsi yang memenuhi Masjid Umum Muslim.
Selain di Perteguhen, bantuan dari donatur LAZIS Dewan Dakwah juga diberikan kepada 150 keluarga warga Desa Gung Pinto, Kecamatan Namanteran, yang terletak sekitar 6 km dari puncak Sinabung.
Serah-terima bantuan berlangsung pada hari yang sama di Masjid Taqwa Gung Pinto, yang dipenuhi ratusan warga orangtua, remaja dan kanak-kanak.
‘’Desa kami terdiri 169 keluarga, dengan 150 keluarga diantaranya muslim,’’ ujar Keriahan Tarigan, Sekretaris Desa Gung Pinto. ‘’Kami turut terdampak erupsi Sinabung. Kebun-kebun kami gagal panen dan belum bisa ditanami kembali,’’ imbuhnya.
Tak lama setelah penyerahan bantuan secara simolik kepada perwakilan warga, tiba-tiba Gunung Sinabung kembali meletus dan menyemburkan asap tebal yang membumbung tinggi ke angkasa. Sebagian orang segera saja memotret bunga abu vulkanik yang mengepul ke angkasa.
Ustadz Ilyas Tarigan berpesan kepada warga agar bersabar dan meningkatkan iman serta ibadah dalam menghadapi musibah. ‘’Jika kita mampu bersyukur dengan kondisi yang ada, maka Allah akan menambah kenikmatan sehingga hidup kita lebih baik lagi,’’ katanya. [RN]