YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Gabungan aktivis Mahasiswa Muslim lintas pergerakan dan organisasi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Muslim Yogyakarta (AMMY), bekerjasama dengan Angkatan Muda Forum Ukhuwwah Islamiyah (AM FUI) DIY menggelar Tabligh Akbar dan penggalangan dana untuk Aleppo pada hari Ahad (22/5).
Acara ini digelar selain untuk menggalang dana untuk saudara kaum Muslimin di Suriah, khususnya Aleppo, juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat akan keadaan yang terjadi terhadap saudara-saudara muslim di Aleppo yang dibantai sezim Syiah Bashar al-Assad, serta pentingnya kepedulian terhadap mereka sebagai wujud ukhuwwah islamiyah, dan tak lupa pula mengajak ummat waspada akan ideologi Syiah & Komunis.
Selain itu, acara ini juga digelar untuk mempererat persatuan ummat, khusunya antara mahasiswa dan ormas serta laskar Islam se-DIY dalam menghadapi problematika ummat.
Tabligh Akbar ini digelar di Masjid Syuhada, Kotabaru, Yogyakarta, dimulai pada pukul 09.00, diisi oleh pemateri Ustadz Fahrurrozi Abu Syamil, Ust Umar Said, dan Ust Dr Okrisal Eka Putra, Lc.
Acara tabligh akbar diawali oleh penayangan video mengenai kabar terakhir keadaan kaum Muslimin di Aleppo, kemudian dilanjutkan oleh ceramah oleh Ustadz Fahrurrozi Abu Syamil. Ustadz yang pernah menjadi relawan ke Suriah bersama Syam Organizer ini menjelaskan panjang lebar mengenai kekejaman yang dialami ummat Islam di Suriah, khusunya di Aleppo.
“Setiap hari, seitar 100-200 ummat Islam dibunuh oleh rezim Syiah Bashar al-Assad” Papar Ustadz Fahrurrozi dalam cerahmah beliau. Beliau juga mengugkapkan keprihatinannya terhadap sikap sebagian oknum umat Islam Indonesia yang meragukan kebenaran berita pembantaian umat Islam di Suriah, diantaranya yang menganggap foto-foto korban Suriah sebagai kabar bohong atau hoax. Ustadz Fahrurrozi menegaskan bahwa foto-foto tersebut asli dan kebenaran mengenai berita tersebut diriwayatkan secara mutawattir oleh ratusan orang.
“Jika ada orang yang bilang kalau foto korban suriah itu hoax, editan photoshop, maka orang itu pasti belum pernah ke Suriah” Ujar beliau dalam cerahamahnya.
Ustadz Fahrurrozi juga mengajak jamaah Tabligh akbar untuk peduli dengan penderitaan kaum Muslimin di Suriah untuk menginfakkan sebagian hartanya. Beliau mengungkapkan jika kita nanti akan dimintai pertanggungjawaban di hari akhir mengenai apa yang telah kita lakukan kepada saudara kita di Suriah.
Adapun Ustadz Umar Said mengawali ceramahnya dengan menyebutkan berbagai peristiwa pembantaian kaum muslimin sepanjang sejarah, diantaranya pembantaian Muslim Bosnia, pembantaian muslim Afghanistan oleh Komunis Sovyet, hingga pembantaian Muslim Poso & Ambon.
Namun, orang- orang yang biasanya lantang teriak HAM selalu terdiam jika yang menjadi korban adalah kaum muslimin. Beliau menegaskan bahwa kaum Muslimin harus mempunyai kepedulian terhadap kaum muslimin lainnya, ibarat satu tubuh, jika satu bagian tubuh sakit maka bagian tubuh lainnya ikut merasakan sakit.
Beliau menekankan salah satu yang bisa dilakukan oleh kaum muslimin di Indonesia adalah shodaqoh. Beliau menyebutkan hadits bahwa barangsiapa yang membantu orang yang berjihad, maka ia akan mendapat pahala sebesar jihad, serta dalil Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 261 tentang keutamaan Infaq di jalan Allah.
Selain mengajak jamaah untuk berinfaq untuk Muslimin Suriah, ustadz yang juga ketua AM FUI ini juga membicarakan hadits akhir zaman yang menyatakan bahwa markas kaum muslimin di akhir zaman adalah sebuah tempat bernama Ghuthah yang ada di Suriah, serta koalisi Syiah – Komunis dalam melakukan kejahatan terhadap muslim Suriah.
Sementara itu, Ustadz Okrisal Eka Putra yang sedianya dijadwalkan sebagai pembicara, berhalangan hadir karena ada acara keluarga yang mendadak. Beliau pun digantikan oleh Ustadz Yoyok Atiq Waluyo, yang merupakan dosen UPN Veteran Yogyakarta. Di akhir acara Tabligh Akbar beliau menjelaskan secara ringkas kondisi suriah sebelum terjadinya konflik.
Meskipun persiapan acara ini cukup singkat dan hanya mengandalkan promosi di media sosial, jamaah yang datang sangat banyak hingga memenuhi ruang utama masjid, bahkan hingga ke luar serambi masjid.
Tabligh Akbar ini digagas oleh Aliansi Mahasiswa Muslim Yogyakarta (AMMY) yang terdiri dari Jamaah Shalahuddin UGM, UKKI UNY, FSLDK (Forum Silaturrahmi Lembaga Dakwah Kampus), BKLDK (Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), dan MPI (Mahasiswa Pecinta Islam), bekerjasama dengan Angkatan Muda Forum Ukhuwah Islamiyah (AM FUI) DIY yang terdiri dari puluhan ormas dan laskar Islam, diantaranya Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Harokah Islamiyyah, Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK), Hamka, KOKAM, Teras Dakwah, PMJ (Pesantren Masyarakat Jogja), dll, serta didukung oleh MIUMI DIY dan Wanita Islam DIY.
Acara Tabligh Akbar dilanjutkan dengan shalat dhuhur berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan aksi longmarch dari Masjid Syuhada ke Tugu Yogyakarta. Pada aksi ini diwarnai dengan orasi dari perwakilan ormas islam dan penggalangan dana kepada pengguna jalan. Orasi dilakukan oleh perwakilan dari beberapa ormas islam dan lembaga dakwah kampus, yaitu Harokah Islamiyyah, Jamaah Sholahuddin UGM, UKKI UNY, IMM, #IndonesiaTanpaJIL, MPI, dan Majelis Mujahidin Indonesia.
Dalam aksi damai ini juga digelar penggalangan tanda tangan diatas kain putih. Aksi berlangsung tertib, dan diakhiri pukul 13.30, dilanjutkan dengan longmarch kembali ke Masjid Syuhada. [RN]