RIDDA, YAMAN (Panjimas.com) – Koresponden Al Arabiya News Channel melaporkan, milisi Syi’ah Houthi di Yaman pada hari Ahad (19/10/2014) menolak untuk menandatangani kesepakatan yang menyerukan penarikan mereka dari Provinsi Ibb, dan mereka mengkonversi sebuah universitas di sana menjadi barak militer.
Pihak Universitas Ibb mengatakan telah menangguhkan aktifitas belajar mengajar sebagai akibat dari serbuan pemberontak dan milisi Syi’ah Houthi. Syi’ah Houthi juga merebut kota Yarim di Provinsi Ibb, sekitar 170 km sebelah selatan San’aa, awal hari Ahad. Kota ini memiliki populasi lebih dari 100.000 orang dan terletak di sepanjang jalan utama ke provinsi selatan Yaman.
Sementara itu pada hari Sabtu (18/10/2014), milisi Syi’ah Houthi secara luas diduga memiliki hubungan dengan negara Syi’ah Iran, dan mengambil alih rumah seorang politisi Muslim Sunni terkemuka di Yarim yang menyebabkan 12 orang meninggal. Politisi yang berasal dari Partai Islah yang berkuasa, atau Partai Reformasi, tidak berada di rumah pada saat itu.
AFP melaporkan, menurut seorang pejabat pada hari Ahad, pemberontak Syi’ah Houthi kemudian meledakkan rumah tersebut. Perkembangan di Provinsi Ibb pada hari Ahad ini terjadi setelah serangan balasan yang dipimpin oleh mujahidin Al-Qaeda Semanjung Arab (AQAP) yang kemudian memaksa pemberontak Syi’ah Houthi untuk menarik diri dari kota Ridaa, Provinsi al-Bayda.
Syi’ah Houthi pasukannya lari terbirit-birit pada hari Sabtu ketika mujahidin AQAP memasuki kota Ridda, yang menganggap al-Bayda sebagai salah satu benteng Muslim Sunni di Yaman. Setelah itu AQAP meluncurkan serangan kepada milisi Syi’ah Houthi dan akhirnya memaksa penarikan milisi Syi’ah Houthi dari kota tersebut.
Dan dihari yang sama, yakni Ahad, Associated Press melaporkan bahwa di San’aa, para milisi Syi’ah Houthi menyerbu markas pemerintah di ibukota. Menurut pejabat yang berbicara dengan syarat anonim, para pemberontak Syi’ah Houthi mengusir Gubernur, Abdul Ghani Jameel yang mereka tuduh korupsi. [GA/eram]