Bermodal kaki palsu Abu Rahman keliling Kota Solo menjajakan minuman ‘es kapal’ untuk menafkahi istri dan keempat anaknya. Malangnya, kaki palsu berusia 10 tahun itu rusak parah tak bisa diperbaiki. Ketika tak bisa lagi mencari nafkah, misionaris mengincar akidahnya untuk murtad dengan iming-iming modal usaha. Butuh bantuan kaki palsu dan gerobak dengan biaya sekitar 15 juta rupiah. AYO BANTU.!!
.
SOLO, Infaq Dakwah Center (IDC) – Sungguh berat ujian Abu Rahman, aktivis Islam berusia 47 tahun ini. Kedua kakinya diamputasi pada 2007 akibat penyumbatan pembuluh darah (buerger disease). Bila tidak diamputasi, kakinya akan membusuk karena tak teraliri darah.
Pasca amputasi, Abu Rahman pun menapaki hidup baru dengan kaki palsu. Untuk menafkahi istri dan empat anaknya, Abu Rahman berjualan minuman “es kapal” di pinggir jalan kawasan Kratonan, Solo.
Dalam kondisi pandemi Corona dan datangnya musim hujan saat ini, penghasilan sebagai pedagang minuman es terus anjlok. Bahkan tak jarang ia harus gigit jari tak bisa berdagang bila cuaca tidak mendukung. Mengharapkan datangnya keuntungan, yang terjadi malah rugi lantaran sepi pembeli.
Padahal untuk berjualan minuman es tersebut, Abu Rahman harus membayar sewa gerobak sebesar 150 ribu rupiah setiap bulan. Ia juga harus membayar biaya sewa bulanan Rusunawa (rumah susun sederhana sewa) Semanggi Solo sebesar 250 ribu rupiah.
Kondisi ini diperparah lagi dengan rusaknya kaki palsu yang sudah berusia sepuluh tahun itu. Padahal kaki palsu inilah yang selama ini menjadi tumpuan segala aktivitas. Bila dipaksa pakai, ia bisa celaka karena kaki palsunya rawan jatuh atau terpeleset.
Pria pekerja keras ini pun kebingungan, lantaran tak bisa lagi mencari nafkah, sementara tagihan sewa rumah, sewa gerobak dan kebutuhan hidup sehari-hari terus menggunung.
“Waktu diamputasi dulu saya sempat berpikir apa saya nanti bisa bekerja untuk membiayai keluarga saya. Tapi ya bismillah, kata dokter nanti bisa berjalan lagi dengan bantuan kaki palsu. Dan kini kaki palsu saya sudah sepuluh tahun lebih saya pakai meski sekarang kondisinya rusak,” ujarnya kepada Relawan IDC, Jumat (8/1/2021).
…Kaki palsu berusia 10 tahun yang selama ini jadi tumpuan segala aktivitas itu rusak parah tak bisa diperbaiki. Ia tak pun bisa lagi mencari nafkah…
Sebagai tulang punggung keluarga, Abu Rahman ingin kembali bekerja mencari nafkah. Ia berharap para donatur IDC terpanggil untuk mewujudkan sepasang kaki palsu dan sebuah gerobak minuman es, dengan biaya sebesar 15 juta rupiah.
Ekonomi Terpuruk, Jadi Incaran Pemurtadan Misionaris
Dalam kondisi ekonomi terpuruk ambruk, Abu Rahman diincar misionaris kafir untuk dimurtadkan dengan iming-iming modal usaha. Saat dagangan sepi, seorang misionaris keturunan asing mendekati dengan bahasa yang ramah dan bersahabat. Ujung-ujungnya ia menyodorkan amplop berisi uang sepuluh juta tapi dengan syarat pindah iman.
“Saya didatangi orang keturunan Cina pakai mobil, awalnya ingin beli es saya. Saya hitung dia sudah tiga kali datang beli es saya. Satu pekan berikutnya dia datang lagi bersama istrinya dan mengutarakan ingin usaha seperti saya. Tanya-tanya resep dan akhirnya ia menawarkan saya amplop yang berisi uang 10 juta agar saya mau menerima untuk modal usaha tapi syaratnya satu, saya harus ikut dia, dan mau ikut agama Kristen. Nah disitu saya baru sadar saya jadi bidikan misionaris dengan iming-iming modal usaha. Dan bahkan dia itu ngomong kalau uang itu kurang nanti bisa minta lagi,” terangnya.
Spontan, dengan emosi mendidih, Abu Rahman langsung mengusir sang pembeli tersebut. Alhamdulillah meski kondisi ekonomi terpuruk, ia tak tergiur tawaran tersebut. Betapapun berat dan susahnya ujian hidup, ia tak akan menggadaikan Iman dan Islam.
“Jangan mudah tergiur dengan godaan uang dan sembako yang selalu dilakukan para misionaris dengan tujuan kita murtad. Saya yang cacat ini masih sanggup bekerja meski hasilnya tak seberapa,” ujarnya.
…Sebagai sosok haus ilmu, Abu Rahman aktif dalam kajian di berbagai masjid dan berkumpul dengan orang-orang shalih demi menambah ilmu, semangat juang dan arti tujuan hidup.
Sosok Abu Rahman sangat dikenal di kalangan aktivis Islam wilayah Solo bagian timur. Dengan kondisi cacat kaki ia aktif memakmurkan masjid, baik dalam kajian rutin maupun kegiatan keummatan.
Sebagai sosok haus ilmu, ia aktif dalam kajian di berbagai masjid, antara lain Masjid Al-Hidayah Semanggi dan Masjid At-Taqwa komplek SMA Al Islam Solo. Ia senang berkumpul dengan orang-orang shalih demi menambah ilmu, semangat juang dan arti tujuan hidup.
INFAQ PRODUKTIF PEDULI AKTIVIS MASJID
Mari bantu Abu Rahman mewujudkan sepasang kaki palsu gerobak sebagai modal usaha untuk mencari nafkah menjual minuman es keliling, agar bisa mandiri dengan rezeki yang halal dan mulia.
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
“Tidaklah seorang (hamba) memakan makanan yang lebih baik dari hasil usaha tangannya (sendiri), dan sungguh Nabi Dawud ‘alaihissalam makan dari hasil usaha tangannya sendiri” (HR Bukhari 1966).
Dengan membantu meringankan kesulitan saudara sesama mukmin, Allah menjamin akan mendatangkan keberkahan, pertolongan dan kemudahan di dunia dan akhirat.
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya…” (HR Muslim).
Bunga-bunga kasih kepedulian kaum Muslimin sangat dibutuhkan untuk membantu Abu Rahman sekeluarga. Donasi bisa disampaikan melalui program INFAQ PRODUKTIF:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BTN Syariah, No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mega Syariah, No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 5.000 (lima ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.005.000,- Rp 505.000,- Rp 205.000,- Rp 105.000,- 55.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqDakwahCenter.com.
- Bila biaya sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08122.700020 – 08567.700020.
- Detil: https://www.infaqdakwahcenter.com/read/idc/117/kakipalsu/
- Video: https://youtu.be/Ota3mNwN4Cg.