JAKARTA, (Panjims.com) – Sudah dua tahun Fadilah Syawal (16) dan Muhammad Alfa Reza (5) menjalani hidup sebagai anak yatim. Sang ayah, Saili bin Utom gugur dalam perjuangan Aksi Bela Islam yang dimotori oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) di silang Monas pada Jumat, 4 November 2016 .
Dalam aksi damai yang kemudian dikenal dengan Insiden 411 itu, jutaan massa menggelar aksi damai untuk membela Kitab Suci Al-Qur’an. Umat Islam geram dan memprotes pidato pelecehan Al-Qur’an yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ahok Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.
Namun, aparat keamanan bertindak super represif saat beberapa perwakilan umat Islam dari para ulama sedang menggelar pertemuan dengan Wakil Presiden RI M Jusuf Kalla di Istana Negara. Dari mobil Barracuda di depan istana, aparat menembakkan gas asap dan air mata kepada massa umat Islam. Bahkan di lokasi aksi damai itu terdengar berulang-ulang suara tembakan super keras berdebam, diiringi semburan ribuan kubik air yang tak henti-hentinya dari mobil Water Cannon.
Ratusan massa dan para ulama di garda depan pun menjadi korban keberingasan aparat.
Saili bin Utom –Allahu yarham–wafat meninggalkan seorang istri, Noni Kusdiawati (42) dan dua anak:Fadil (kelas 3 SMK) dan Reza (TK).
Berperan ganda menjadi ibu sekaligus ayah untuk kedua putranya, Bu Noni harus banting tulang mencari nafkah. Sebagai satu-satunya tulang punggung keluarga, ia tak malu-malu bekerja serabutan dari pembantu rumah tangga hingga tukang ojek untuk anak-anak sekolah.
Kerja keras ini ia lakukan demi masa depan anak-anak, menjaga izzah (kehormatan), dan menghindari status peminta-minta. Meskipun sejak awal wafatnya sang suami IDC telah membantu santunan rutin, tapi ia tidak meminta-minta terutama bila santunan rutin telat atau sempat terhenti karena kendala finansial.
Jelang event Reuni Mujahid Alumni 212, Relawan IDC kembali menyambangi keluarga yatim Saili untuk menyampaikan santunan rutin berupa uang tunai dan sembako.
Bu Noni dan anak-anak yatim Saili bin Utom menyampaikan doa dan ungkapan terima kasih atas bantuan yang diberikan para donatur yang telah membantu infaq melalui IDC.
“Saya ucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Semoga para donatur IDC mendapatkan rizki yang melimpah dan pahala yang berlipat ganda,” ujarBu Noni kepada Relawan IDC, Kamis (29/11/2018).
Noni bersyukur atas bantuan IDC. Namun demikain, masih ada beban mengganjal bagi Noni. Putra sulungnya, Fadil, akan melaksanakan Ujian Akhir Nasional (UAN), sementara biaya yang ditanggung cukup mahal mencapai Rp 5.621.000,- (biaya ujian 5.015.000, spp 325.000 dan semesteran Rp 281.000,-).
Dengan susah payah, sebagai singel parent Bu Noni sudah banting tulang berupaya mencicil biaya ujian tersebut. Namun hingga kini masih belum terlunasi.
“Saya ini kan single parent menafkahi anak-anak saya. Terutama anak saya Fadillah Syawal dengan kebutuhan yang tinggi. Sementara saya hanya bekerja sebagai asisten rumah tangga dan antar jemput anak sekolah,” terangnya.
Selain menuntut ilmu di sekolah, Fadil juga aktif dalam kegiatan keislaman. Dalam berbagai event keislaman pun ia tak ingin absen, untuk meneruskan jejak perjuangan sang ayah, demi meraih ridha Allah. Ia sangat bersyukur dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada kaum Muslimin yang selama ini telah membantunya melalui Yayasan IDC.
“Saya ucapkan terima kasih kepada para donatur IDC yang telah membantu kami secara rutin. Semoga Allah memberikan rizki yang melimpah dan pahala yang berlipat ganda,” ungkapnya.
Menyantuni anak yatim, merupakan sebuah keutamaan yang luar biasa. Oleh sebab itulah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengganjarnya dengan pahala sedekat dua jari di surga kelak.
Bukhori salah satu pengurus FPI setempat, mengapresiasi program Cinta Yatim IDC yang telah memperhatikan keluarga yatim Saili dari awal hingga sekarang.
“Saya mewakili keluarga besar dari almarhum dan dari FPI Kramat Jati mengucapkan banyak-banyak terima kasih. Semoga apa-apa yang di berikan akan menjadi saksi sebagai amal ibadah kelak di yaumil Akhir. Aamiin” ujarnya.
CINTA YATIM, PELUANG MASUK SURGA BERSAMA NABI SEDEKAT DUA JARI
Ujian hidup yang dipikul keluarga yatim Saili bin Utom (alm) adalah beban kita semua, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
Kepedulian sesama muslim sangat diharapkan untuk membantu kehidupan keluarga yatim ini, dengan memberi santunan dan biaya sekolah sampai tamat hingga mandiri. Kepedulian kita adalah senyum dan masa depan mereka.
Dengan menyantuni anak yatim akan membuka peluang masuk surga bersama Nabi SAW sedekat dua jari, sesuai dengan sabdanya:
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ، يُشِيرُ بِإِصْبَعَيْهِ
“Aku dan pengasuh anak yatim kelak di surga seperti dua jari ini” (HR. Bukhari). Rasulullah bersabda demikian sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya.
Semoga dengan membantu keluarga yatim ini, kita dijauhkan Allah dari golongan Pendusta Agama:
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ
“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin” (Qs Al-Ma’un 1-2).
Donasi untuk membantu pendidikan dan santunan keluarga yatim Saili bin Utom bisa disalurkan melalui program Cinta Yatim:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3006 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syari’ah, No.Rek: 705.339.340 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.0013.818.077 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 1105.0100.0394.303 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
CATATAN:
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: infaqDakwahCenter.com.
- Target bantuan berupa beasiswa sekolah dan modal usaha. Bila biaya program ini sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Video: https://youtu.be/qlJK8SrHDuM
- Info & Konfirmasi: 08122.700020.