SOLO, (Panjimas.com) – Sudah 13 hari Muhammad Khatthab Al-Aqso tergolek kritis tak sadarkan diri di ruang darurat PICU (pediatric intensive care unit) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo. Tubuh bayi berusia 15 bulan ini dipenuhi selang dan alat pendeteksi. Dokter mendiagnosa bayi ini terpapar virus hingga menjalar ke otak melalui darah.
Ia dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu malam (3/11/2018) dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Nafasnya tersengal-sengal, tubuhnya kejang-kejang, badannya panas tinggi dan tak sadarkan diri.
Awalnya Khatthab mengalami gangguan mulut berupa gusi bengkak, sariawan dan panas badan. Sang ayah, Heri Marwanto (32) segera memeriksakan ke Puskesmas Bekonang, Sukoharjo pada Jumat (1/11/2018). Dokter Puskesmas memberikan beberapa obat ringan karena sakit Khatthab dinilai tidak parah, hanya karena akan tumbuh gigi baru. Tetapi obat-obatan itu sama sekali tidak membantu, bahkan panas badan Khatthab meningkat dan terus menangis.
Dalam situasi kebingungan, Heri pun melarikan Khatthab ke Klinik Buah Hati Bekonang pada Sabtu (2/11/2018). Lagi-lagi vonis dokter klinik sama, Khatthab sakit panas demam karena akan tumbuh gigi. Dan sayangnya obat yang diberikan juga sama dengan obat yang diberikan Puskesmas.
Esoknya, kondisi Khatthab makin memburuk dan dilarikan ke Rumah Sakit Kustati Solo. Sehari di rung gawat darurat (ICU), kondisi Khatthab semakin kritis. Nafasnya tersengal-sengal, badannya kejang-kejang dan kepalanya panas. Dokter belum bisa memastikan penyakit apa yang menyerang bayi yang lucu ini. Dokter hanya memperkirakan Khatthab terkena serangan virus yang menyebar melalui darah, hingga sampai ke otak mengakibatkan kejang (convulse), suspend ADB (anemia defisiensi besi) dan HB terlalu rendah.
Ahad malam pukul 23.00 WIB Khatthab dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah untuk mendapat perawatan dengan fasilitas yang lebih lengkap. Berbekal uang pas-pasan di saku, Heri hanya berharap anaknya mendapatkan perawatan terbaik. Meski ia tidak tahu bagaimana menanggung beban biaya berobat di rumah sakit besar. Selama dirawat di RS Kustati saja dompetnya jebol untuk membayar biaya sebesar 8 juta rupiah.
Di RS PKU, Khatthab mendapat perawatan yang maksimal. Pada hari keenam, kondisinya sempat membaik dan dipindah dari ruang gawat darurat PICU ke bangsal biasa. Tapi sehari kemudian badannya panas kejang dan terpaksa dipindah ke ruang PICU lagi.
Keluarga Aktivis Dakwah Berekonomi Dhuafa
Heri Marwanto, sang ayah, adalah aktivis dakwah yang getol membina para pemuda di kampungnya. Jadwal rutinnya adalah mengajar mengaji bakda magrib di Masjid Klaruan Palur, Bekonang, Sukoharjo. Anak-anak warga kampung yang dulu jarang shalat ke masjid, alhamdulillah berkat sentuhan dakwahnya kini sudah banyak pemuda yang hijrah memakmurkan masjid. Kini mereka aktif terlibat dalam berbagai event dakwah umat Islam Solo Raya.
Untuk menafkahi keluarga, Heri mengais rezeki di Pasar Semanggi sebagai blantik (jasa jual beli) kambing dengan penghasilan yang tidak bisa ditentukan, antara 20 ribu hingga 70 ribu perhari.
Sementara Setiyasih (34), sang ibu, kini sudah tidak lagi mengajar di Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) Ahmad Maryam, Semanggi. Ia berhenti mengajar sejak Khatthab lahir, karena harus fokus mengurus sang buah hati. Otomatis sudah tidak memiliki penghasilan untuk menopang kebutuhan keluarga.
Dengan ekonomi pas-pasan, Heri tak bisa lagi bekerja karena harus menjaga Khatthab di rumah sakit. Ia pun kebingungan dengan mahalnya biaya berobat.
Sebagai pasien umum tanpa BPJS, bayi Khatthab membutuhkan biaya yang sangat mahal untuk perawatan di ruang PICU. Hingga berita ini ditulis, biaya perawatan di PICU pada hari ke-13 saja sudah mencapai 28 juta rupiah. Biaya ini otomatis akan terus membengkak karena belum bisa dipastikan lamanya perawatan Khatthab.
Untuk meringankan beban biaya di rumah sakit, IDC Solo Raya baru menyampaikan bantuan sebesar Rp 3.500.000,-
“Jazakumullah khoiron kepada para donatur IDC, yang telah membantu dan ikut mendoakan kesembuhan anak saya. Semoga Allah beri kemudahan dalam kehidupan ini,” ujar Heri terharu.
Infaq Darurat Peduli Kasih Sesama Muslim
Seiring keterbatasan ekonomi keluarga pejuang dakwah ini, uluran tangan kaum muslimin sangat diharapkan untuk biaya pengobatan balita Muhammad Khatthab Al-Aqso. Beban keluarganya adalah beban kita juga, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya…” (HR Muslim).
Bunga-bunga kasih kepedulian kaum Muslimin sangat dibutuhkan untuk membantu pengobatan ananda Khatthab, agar kelak tumbuh sehat dan kuat demi perkembangan generasi dakwah Islam sebagaimana namanya menjadi pejuang Al Aqso.
Donasi untuk membantu balita Khothab bisa disalurkan melalui program INFAQ DARURAT ke Rekening IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center
- Bank BTN Syariah, No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center
- Bank Mega Syariah, No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC)
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqDakwahCenter.com.
- Bila biaya pengobatan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Video: https://youtu.be/6PICDHoZZhM
- Info: 08122.700020.