SOLO, (Panjimas.com) – Kondisi memprihatinkan bayi bernama Khothab Muhammad Al Aqso, yang tergolek tak sadarkan diri di ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit) Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Solo. Bayi berbadan gempal ini mendadak suhu badannya panas tinggi hingga kejang-kejang tak sadarkan diri.
Awalnya bayi berumur 15 bulan ini mengalami gangguan mulut dan gusi membengkak, sariawan dan badannya panas. Abinya, Heri Marwanto (32) segera memeriksakan ke Puskesmas di wilayah Bekonang, Sukoharjo pada Jumat (1/11/2018). Dari vonis dokter Puskesmas sakitnya karena akan tumbuh gigi baru, tetapi selang sehari tak kunjung sembuh, Khothab malah setiap waktu menangis. Bahkan suhu badannya naik mencapai 39 derajat Celcius.
Heri pun kebingungan, akhirnya diupayakan pada Sabtu (2/11/2018), sang buah hati diperiksa kembali ke Klinik Buah Hati Bekonang. Lagi-lagi vonis dokter klinik sama, Khothab sakit panas demam karena akan tumbuh gigi. Dan sayangnya obat yang diberikan juga sama waktu periksa ke Puskesmas. Tetapi menjelang malam, Khothab malah agak reda tangisnya, namun badannya masih panas.
Pada Ahad pagi, karena merasa sedikit lega, Heri meminta ijin istrinya, Ummi Setyasih untuk pergi kerja ke Pasar Semanggi. Siang harinya dikabarkan Khothab malah masuk ke ICU RS Kustati, Solo. Sehari di ICU, kondisi Khothab semakin kritis. Napasnya tersengal-sengal, badannya kejang-kejang dan kepalanya panas. Dokter belum bisa memastikan penyakit apa yang menyerang bayi yang lucu dan pemalu ini. Diperkirakan serangan virus yang menyebar melalui darah, hingga sampai ke otak mengakibatkan kejang (convulse), suspen ADB (Anemia Defisiensi Besi) dan HB terlalu rendah.
“Sedih saya melihat kondisi anak saya, tidak sadar dan hanya gerak guling kekanan-kekiri. Ya Allah betapa sakitnya yang ia rasakan sampai dia ndak bisa menangis,” ucap Heri sambil menahan tangis saat dibesuk Relawan IDC.
Satu hari di RS Kustati kondisi Khothab belum juga membaik. Malahan pihak perawat meminta untuk dirujuk ke RS yang memiliki ruang PICU. Malam harinya, tepat pukul 23:00 WIB, Khothab akhirnya diputuskan dipindah ke RS PKU Muhammadiyah Solo. Heri berharap anaknya mendapatkan perawatan terbaik, tetapi tidak tahu berapa nanti beban biaya berobat yang akan ia tanggung. Selama dirawat di RS Kustati saja sudah membayar uang sebesar 8 jutaan.
Sang Ayah Aktifis Dakwah Tak Sanggup Bayar Besar Biaya Berobat
Ayah Khothab, Heri Marwanto (32) adalah pejuang dakwah yang aktifitasnya membina pemuda diwilayahnya usai magrib di Masjid Klaruan, Palur, Bekonang, Sukoharjo. Dahulu para anak seusia SD di kampungnya jarang sholat ke Masjid. Berkat sentuhan dakwahnya kini ada sekitar 15 pemuda yang siap berjuang dijalan Allah dan aktif beribadah di Masjid. Mereka bersama-sama terlibat aktif dengan barisan umat Islam Soloraya saat aksi-aksi keumatan. Saat IDC cabang Solo menggelar hajat peresmian, mereka juga hadir membantu sebagai among tamu dan ikut memeriahkannya.
“Alhamdulillah dulu bisa membantu peresmian IDC di Solo. Semoga bisa saling membantu,” tuturnya.
Heri sehari-hari bekerja di Pasar Semanggi sebagai blantik (jasa jual beli) kambing. Penghasilannya tak bisa ditentukan, minimal 20 ribu terkadang juga bisa 70 ribu. Tetapi sering juga tidak memperoleh keuntungan malah merugi. Disaat anak ketiganya sakit, ia kebingungan mahalnya biaya berobat.
Pada Sabtu malam (3/11/2018), Heri menghubungi Relawan IDC berharap agar IDC bisa membantu pembiayaan rumah sakit anaknya. Karena telah akrab dengan Relawan IDC, sebab pernah membantu acara peresmian IDC cabang Solo dengan mengerahkan anggota kajian binaannya, Relawan IDC segera meluncur ke RS Kustati. Hingga dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah pada pukul 23:00 WIB, Relawan IDC terus mengawalnya.
Sebagai pasien umum, bayi Khothab membutuhkan biaya yang sangat mahal. Diperkirakan setiap hari sebesar 5 juta rupiah untuk perawatan diruang PICU. Biaya ini otomatis akan terus membengkak karena belum bisa dipastikan lamanya perawatan Khothab. Untuk santunan pertama, Relawan IDC menyerahkan kepada Heri di RS PKU Muhammadiyah sebesar 1 juta rupiah.
Ummi Khothab Mantan Guru TK, Sayang Terhadap Anak-Anak
Sementara itu, Ummi Khothab, Setiyasih (34) pernah berprofesi sebagai pengajar di Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) Ahmad Maryam, Semanggi. Sejak Khothab lahir, ia sudah berhenti mengajar karena fokus mengurus sang buah hati. Otomatis sudah tidak memiliki pemasukan gaji untuk membantu mencukupi biaya hidup bersama sang suami.
Ummi Khothab seorang ummahat yang penyabar dan sayang terhadap anak-anak. Jika melihat santri yang mengompol, ia langsung mengajarkan untuk bersuci ke kamar mandi dengan santun. Dengan anaknya sendiri juga ia didik dengan sabar dan jarang marah.
Kini memghadapi ujian Allah yang menimpa buah hatinya, Ummi Khothab berharap para donatur IDC berkenan membantu memudahkan biaya perawatan anaknya.
Infaq Darurat Peduli Kasih Sesama Muslim
Seiring keterbatasan ekonomi keluarga, uluran tangan kaum muslimin sangat diharapkan untuk biaya pengobatan balita Khothab Muhammad Al Aqso. Beban keluarganya adalah beban kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya…” (HR Muslim).
Bunga-bunga kasih kepedulian kaum Muslimin sangat dibutuhkan untuk membantu pengobatan balita Khothab, agar kelak tumbuh sehat dan kuat demi perkembangan generasi dakwah Islam sebagaimana namanya menjadi pejuang Al Aqso.
Donasi untuk membantu balita Khothab bisa disalurkan melalui program INFAQ DARURAT ke Rekening IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syari’ah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Bukopin Syariah, No.Rek: 880.218.4108 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BTN Syariah, No.Rek: 712.307.1539 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mega Syariah, No.Rek: 1000.154.176 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 80011.6699.300 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
* Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
* Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqDakwahCenter.com.
* Bila biaya pengobatan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
* INFO: 08122.700020. 0812.8070050