Nasha Baskoro, bayi yang baru berusia 3 pekan ini lahir prematur tanpa memiliki anus. Dengan susah payah ia harus membuang kotoran feses melalui lubang –maaf– vagina. Untuk membuat lubang anus, ia harus dioperasi tiga kali dengan biaya sekitar 20 juta rupiah sekali operasi. Sang ayah, Bagus Baskoro seorang driver motor ojek online dengan penghasilan tak menentu, kesulitan untuk menutupi biaya operasi ini. Apalagi sejak kelahiran anaknya tersebut, ia tidak bisa bekerja karena waktunya tersita bolak-balik ke bidan, klinik, apotek dan rumah sakit untuk keperluan bayinya.
BOGOR, Infaq Dakwah Center (IDC) – Berbahagia dan bersyukurlah anda yang terlahir ke dunia dalam keadaan sempurna. Karena semua organ tubuh karunia Allah itu mahal harganya, meskipun organ itu menjijikkan, selalu mengeluarkan kotoran najis dan letaknya berada di tempat yang hina.
Kesulitan hidup akibat organ yang tidak lengkap itu justru dialami Nafeeza Nasha Baskoro, jabang bayi yang baru dilahirkan ke dunia. Lahir prematur di klinik bidan di kawasan Cibinong Bogor, Nasha ditakdirkan mengidap kelainan tidak memiliki lubang anus. Akibatnya ia harus membuang kotoran feses dan air seni melalui lubang yang sama yaitu –maaf– vagina.
Mulanya, Nasha lahir prematur dengan proses yang lancar dan mudah pada Rabu (31/01/2018), dengan bobot 2 kg. Dari penampilan fisiknya terlihat normal tanpa ada kekurangan apapun. Tapi sepulang dari persalinan, Hernawati (26) sang ibunda mulai curiga ketika membersihkan kotoran buang air besar (bab). Pasalnya, kotoran feses selalu keluar dari lubang depan, tidak melalui lubang belakang (anus) sebagaimana wajarnya.
“Kelahirannya alhamdulillah lancar. Cuman setelah persalinan, pulang dari bidan kok tidak ada lubang pembuangan saluran kotorannya. Itupun baru ketahuan di rumah saat dia buang air besar lewat vaginanya,” paparnya kepada relawan IDC.
Hernawati tak langsung panik dan tetap tenang karena menganggap anus buah hatinya masih tertutup. Suami dan kerabat dekat pun beranggapan sama. Ayah dan bunda Nasha tenang-tenang saja, karena buah hatinya itu tidak menunjukkan kesakitan bahkan tidak rewel.
Karena beberapa hari tak ada perubahan, sang bayi pun dibawa ke bidan terdekat. Ternyata baru diketahui bahwa Nasha tidak mempunyai lubang anus, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong. Karena keterbatasan alat, Nasha lagi-lagi dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. “Bayi ini harus ditangani dengan cepat melalui operasi,” ujar dokter poliklinik RSUD.
Tanpa membuang-buang waktu, Jum’at pagi (23/2/2018), dengan modal dana seadanya Nasha dilarikan ke RSCM.
Menurut dokter spesialis, Nasha harus dioperasi hingga tiga kali untuk membuat lubang anus dengan perkiraan biaya sekitar 60 jutaan. Tahapan operasi itu antara lain: tahap pertama pembuatan stoma, tahap kedua pembuatan lubang anus, dan tahap ketiga penutupan lubang anus. Biaya sekali operasi diperkirakan sekitar 20 juta rupiah, meliputi biaya rawat NICU, anestesi, obat-obatan, cek laboratorium, rekam jantung, rontgen, tindakan pra operasi, kantong feses tempel, dan lain-lain.
OJEK ONLINE MACET, HARUS SIAP DANA OPERASI SECEPATNYA
Dalam keadaan belum punya kartu BPJS, demi keselamatan nyawa anaknya, Bagus Baskoro (32) sang ayah, mengesampingkan betapa mahalnya biaya yang harus dipikulnya.
Dengan profesi sebagai driver ojek online yang penghasilan pun tidak menentu, Baskoro tak bisa mengandalkan gajinya untuk menutupi biaya operasi anaknya. Apalagi sejak kelahiran anaknya tersebut, ia tidak bisa bekerja lagi karena waktunya tersita bolak-balik ke bidan, klinik, apotek dan rumah sakit untuk keperluan bayinya. Saat ojek macet, ia justru harus menyediakan dana ratusan juta rupiah.
“Dokter spesialis bilang untuk operasi pengobatan dibutuhkan biaya besar, sedangkan saya hanya seorang tukang ojek online, biayanya sekitar ratusan juta. Saya sempat drop mas, punya biaya dari mana saya untuk operasi anak saya ini,” ujarnya kepada Relawan IDC.
Baskoro sudah berikhtiar ke mana-mana untuk mencari biaya pengobatan Nasha, tapi menemui jalan buntu. “Anak saya harus ditangani operasi secepatnya agar normal saluran anusnya, saya memohon bantuannya dari kaum muslimin dan muslimat agar puteri kami bisa jalani operasi,” tambahnya.
INFAQ DARURAT PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM
Ujian berat lahir tanpa anus yang diderita ananda Nasha adalah beban kita juga, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya…” (HR Muslim).
Bunga-bunga kasih kepedulian kaum Muslimin sangat dibutuhkan untuk membantu pengobatan Nasha, demi perkembangan generasi umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Donasi untuk membantu operasi pembuatan anus ananda Nasha bisa disalurkan melalui program INFAQ DARURAT ke Rekening IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syar’iah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqDakwahCenter.com.
- Bila biaya pengobatan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08122.700020.
- VIDEO: https://youtu.be/tpa4hY3CVCk