JAKARTA (Infaq Dakah Center) – Relawan Infaq Dakwah Center (IDC), menjenguk Idawati (50), istri dari Samtari (55), asal Sawangan, Depok, Jawa Barat itu kini tergolek lemah di RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Usai melayani anak yatim di pesantren, pada Rabu (13/7/2017) sekitar pukul 00.30 WIB dini hari, Relawan IDC segera meluncur ke lokasi.
Sudah lima bulan Ida tak sanggup beraktifitas seperti selayaknya. Jangankan untuk bekerja, bangun pun harus dibantu. Samtari dengan sabar memapah sang istri setiap hari, dari mulai membersihkan/istinja saat buang air, hingga membantunya untuk terus melaksanakan shalat lima waktu. Selama di masa sehat, Ibu Idawati adalah Muslimah yang taat, ia juga aktif dalam pengajian dan tak segan membimbing orang di sekitarnya. Sehingga, baik tetangga maupun saudaranya tak sedikit yang mendapatkan pencerahan dan hidayah dari Allah.
Samtari sendiri, sudah berbulan-bulan tak lagi bekerja. Pasalnya, belum ada lagi proyek yang bisa ia kerjakan, sebagai buruh. Beruntung, putra sulungnya, Malik, yang bekerja sebagai penarik ojek sedikit demi sedikit bisa membantu kebutuhan keluarga dan biaya pendidikan adiknya, Rizal di Madrasah Tsanawiyah.
Namun, musibah sakitnya sang istri, menjadi ujian berat bagi keluarga Samtari. Sejak Jum’at lalu, Ida sering tak sadarkan diri. Puncaknya, pada hari Selasa (12/9/2017), Ida mengalami koma. Rumah sakit terdekat di sekitar Sawangan, tak sanggup merawatnya, hingga kemudian dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD), RS Fatmawati.
“Sebelumnya sudah ane ruqyah, dia sempet muntah-muntah waktu minum air yang sudah diruqyah. Tiap hari kita gantian ruqyah, saya, Malik sama adiknya Rizal, supaya cepet sembuh. Khawatirnya ada gangguan jin,” kata Samtari saat ditemui Relawan IDC di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
Samtari, dengan kondisi kekurangan, memberikan obat-obatan herbal semampunya. Namun, jerih payahnya belum membuahkan hasil. Kondis sang istri pun semakin hari semakin parah, hingga ia tak mengira istrinya menderita sakit yang tak diduga.
“Awalnya pusing- pusing, lama kelamaan nggak bisa bangun, terus sesak nafas. Kemarin kondisinya sudah lemah, sempet koma, tapi terus saya bisikin supaya dzikir terus. Sekarang dibawa ke rumah sakit, diagnosanya kemungkinan kanker otak,” ujar Samtari.
Meski merasa terpukul mendengar kabar dari dokter atas diagnosa kanker otak sang istri, Samtari tak putus asa. Ia terus memanjatkan doa, bersama anak-anaknya, agar Ida sang istri diberi kesembuhan.
Hal yang semakin menambah berat musibah yang dialami Samtari, biaya pengobatan untuk sang istri membengkak, di luar kesanggupannya.
“Tadi saja, deposit rumah sakit Rp 12 juta, belum sanggup ane bayar. Ane nggak megang duit sama sekali, tadi aja ada ikhwan-ikhwan yang ngasih,” tuturnya polos.
Samtari belum mengetahui, berapa juta tunggakan tagihan rumah sakit yang harus dia bayar. Pasalnya, ia belum mau bertanya lebih lanjut, karena tak memiliki biaya. Hal itu karena Samtari sebelumnya memang tak memiliki BPJS untuk mengcover biaya pengobatan sang istri.
Pada kesempatan tersebut, IDC kemudian memberikan bantuan tahap awal Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah) untuk biaya berobat ibu Ida.
INFAQ DARURAT PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM
Ujian berat yang diderita Ibu Idawati adalah beban kita juga, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Infaq untuk membantu meringankan musibah sesama muslim insya Allah akan mengantarkan menjadi pribadi beruntung yang berhak mendapat kemudahan dan pertolongan Allah Ta’ala. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ, و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ, و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ, و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya…” (HR Muslim).
Donasi untuk membantu Ibu Idawati bisa disalurkan melalui program Infaq Darurat ke rekening IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syar’iah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC)
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: www.infaqdakwahcenter.com.
- Bila biaya pengobatan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya. Info: 08122.700020.