JAKARTA (InfaqDakwahCenter.com) – Bagaimana kabar Ustadz Mashadi yang tengah diuji dengan sakit? Semoga Allah segera mengangkat penyakitnya dan memberikan kesembuhan baginya.
Rombongan relawan Infaq Dakwah Center (IDC), menjenguk Ustadz Mashadi yang kini dirawat di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta Timur.
Ustadz Mashadi dirawat di ruang Stroke Central Unit (SCU), lantai tiga, Rumah Sakit PON, Cawang, Jakarta Timur. Para pembesuk tak bisa menemi Ustadz Mashadi secara langsung, melainkan hanya melihatnya dari luar ruangan, melalui kaca.
Kondisi Ustadz Mashadi sudah ada kemajuan dari sebelumnya, meskipun ia masih tergolek lemah dan belum bisa bicara, namun dirinya sudah mulai bisa merespon. Ia melambaikan tangan, ketika tahu para relawan IDC menjenguk dan melihatnya dari kaca.
Ibu Ratna Mulyana, istri Ustadz Mashadi menyampaikan bahwa kondisi suaminya mulai menunjukkan perubahan, pasca dipindahkan dari RS Fatmawati ke RS PON. Ustadz Mashadi juga sudah menjalani operasi Digital Subtraction Angiography (DSA).
“Kondisi sekarang sudah lima hari sejak Selasa dirawat di sini. Kemarin sudah dioperasi DSA, jadi dimasukkan selang sampai ke otak untuk mengatasi penyumbatan. Sekarang penyumbatan pembuluh dara di otak sudah teratasi tapi karena terlalu kencang, katanya ada sedikit pendarahan di otak,” kata ibu Ratna kepada relawan IDC, Sabtu (9/4/2016).
Jika kondisinya sudah membaik rencananya Ustadz Mashadi akan dipindahkan ke ruang perawatan. Ia juga akan menjalani operasi lagi guna mengatasi patah tulang selangka dekat leher beliau, akibat jatuh beberapa waktu lalu.
“Kalau nanti sudah agak stabil, ada rencana mau dioperasi tulang selangka dekat leher sebelah kanan, soalnya ada patah tulang,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, IDC juga memberikan bantuan pengobatan Ustadz Mashadi, untuk kedua kalinya. Total bantuan yang sudah diberikan sebesar Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah).
MUJAHID PENA YANG TANGGUH DAN BERSAHAJA
Ustadz Mashadi merupakan sosok aktivis Islam yang sejak muda telah mengabdikan dirinya untuk memperjuangkan Islam melalui pena tajamnya. Beberapa media yang pernah dipegang Pria kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur, 12 November 1953 itu antara lain: Harian Abadi, Buletin Dunia Islam, Media Dakwah, Majalah Kiblat, Majalah SAKSI, Tabloid Suara Islam, dan masih banyak lagi.
Aktif di PII, Muhammadiyah dan Masyumi, mengantarkan ayah 10 anak ini dekat dengan para tokoh Islam nasional, antara lain M Natsir. Bahkan ia sempat menjadi sekretaris pribadi Mr Muhammad Roem.
Karena aktif di Buletin Dunia Islam itu pula, Mashadi sempat merasakan hidup di tahanan Orde Baru pada 20 Maret 1978. Sejak saat itulah, Mashadi mengisi hidupnya dari satu se ke sel lain. Mula-mula dia ditahan di Satgas Intel yang sekarang jadi Kantor Departemen Agama. Dia juga pernah merasakan gigitan nyamuk di sel Polres Jakarta Pusat, lalu dipindah ke Polda Metro Jaya, terakhir ditahandi Kodam.
Memasuki era reformasi, Mashadi bersama teman-temannya mendirikan Partai Keadilan (PK, kini: PKS). Ia pun menjadi salah satu deklaratornya.Wajar jika Mashadi ikut mendirikan PK. Sebab, dia termasuk sosok yang terbilang “sangat dekat” dan menyerap langsung beberapa tokoh besar Masyumi.
Satu hal yang ia pelajari dan teladani dari tokoh-tokoh Masyumi adalah komitmen terhadap perjuangan dan kesederhanaan mereka.
Dengan PK, nasib membawa Mashadi ke gedung DPR di Senayan. Dia terpilih menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan Sumenep, Jawa Timur. Ia duduk di Komisi I DPR RI periode tahun 1999-2004.
Berbeda dengan lainnya, selama menjadi anggota DPR RI, boro-boro mobil mewah dan pakaian mentereng. Penampilan Mashadi sangat bersahaja. Tidak ada yang tampak beda dalam kehidupan bapak 10 anak itu, antara sebelum dan sesudah jadi anggota DPR.
Di rumahnya, hanya diisi sebuah sepeda motor yang terpakir. Dengan kendaraan itu pula Mashadi beraktifitas.
Setelah tak lagi duduk sebagai anggota DPR, ia mengaku taubat tujuh turunan dengan demokrasi yang ia alami sendiri ketika menjabat sebagai anggota dewan.
Kini, Ustadz Mashadi yang bersahaja itu, tak ingin jauh dari dunia jurnalistik, khususnya media Islam. Ia duduk di kursi Pemimpin Redaksi media online Voice of Al-Islam (voa-islam.com).
Seperti dulu, jika ada rapat redaksi di kantor, Ustadz Mashadi selalu mengendarai sepeda motor atau naik kendaraan umum. Meski usia sudah lanjut, Ustadz Mashadi masih tetap semangat bila ada aksi umat Islam turun ke jalan. Hal itu terbukti, ia datang sendiri dengan mengendarai sepeda motor, dari rumahnya di Depok ke Jakarta yang jaraknya lebih dari 30 Km.
Sosok Ustadz Mashadi, bak jarum di balik jerami, sulit mencari tokoh Islam yang konsisten dengan perjuangan dan hidup bersahaja.
PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM
Kabar sakitnya Ustadz Mashadi menjadi keprihatinan bagi umat Islam. Untuk itulah IDC berinisiatif menggalang dana untuk biaya berobat Ustadz Mashadi selama dirawat di Rumah Sakit.
Sebab, penderitaan seorang muslim, apalagi ia adalah tokoh pejuang Islam, merupakan penderitaan kita pula. Wajib bagi kaum Muslimin lainnya untuk membantu meringankan penderitaan tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Dengan membantu saudara kita yang tertimpa musibah, insya Allah akan mendatangkan keberkahan, kemudahan dan pertolongan Allah di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومَ القِيَامَةِ, و مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ, و مَن سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله في الدُنيَا و الأَخِرَةٍ, و الله في عَونِ العَبْدِ ما كان العَبْدُ في عَونِ أَخِيهِ
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa membantu seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa membantu saudaranya…” (HR Muslim).
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syari’ah, No.Rek: 293.985.605 a/n: Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syariah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.728.9 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a/n: Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, no.rek: 631.0230.497 a/n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Bila biaya pengobatan sudah tercukupi, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08567.700020 – 08999.704050
- PIN BB: 2AF8061E; BBM CHANNEL: C001F2BF0.
Berita terkait:
Ustadz Mashadi Sang Mujahid Pena yang Tangguh, Jatuh Sakit Usai Aksi Damai. Mohon Doa dan Supportnya