Jelang Natal, misionaris Kristen mengincar akidah muallaf Abdurrahman Liunima yang sedang butuh biaya pengobatan rumah sakit sebesar 14 juta rupiah. Mari berpacu melawan misionaris, selamatkan akidah saudara kita muallaf ini semampu kita.
JAKARTA, Panjimas.com – Sudah sebulan lebih, Abdurrahman Liunima (28) tertahan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr Soeharto Heerdjan Grogol, Jakarta Barat. Meski sudah sembuh dari gangguan jiwa, muallaf asal Timor Tengah NTT ini tidak diperbolehkan pulang karena tidak sanggup membayar biaya rumah sakit.
Muallaf yang mengikrarkan dua kalimat syahadat pada tahun 2002 ini adalah pemuda yang shalih, rajin menuntut ilmu dan beribadah. Beberapa tahun setelah masuk Islam, ia mendapat beasiswa dari lembaga Islam hingga tamat S-1 Fakultas Ushuluddin jurusan Perbandingan Agama di universitas swasta Jakarta.
Musibah gangguan jiwa ia alami pada medio November 2015 lalu, karena tidak kuat menahan konflik dengan orang tua dan keluarganya yang kini beda iman. Tak henti-hentinya ia mendakwahi orang tuanya untuk masuk Islam. Tapi hidayah Allah belum diterima, malah memunculkan banyak tentangan keluarga.
Akhirnya muallaf inipun stress berat karena terlalu memikirkan orang tuanya yang belum hidup seakidah dengannya. Ketika sedang parah, ia tak bisa mengenali kawan-kawannya sama sekali.
…Sebagai kado Natal, misionaris Kristen sudah menyiapkan dana untuk menebus muallaf dari rumah sakit untuk dikristenkan kembali…
Selama sakit, ia ditemani sahabat karibnya, Abdul Aziz, mahasiswa Universitas Muhammadiyah yang juga berasal dari NTT. Sebagai perantau dengan ekonomi pas-pasan, Abdul Aziz hanya bisa membawa dan mendampingi selama pengobatan di rumah sakit. Soal biaya perawatan dan pengobatan, tentu ia ini angkat tangan.
“Dia selalu keras mempertahankan agamanya, makanya dia jadi seperti ini,” ungkap Abdul Aziz kepada Relawan IDC.
Semestinya, muallaf ini sudah diperbolehkan pulang seminggu setelah dirawat karena dinyatakan sembuh. Tapi karena kendala biaya, ia pun tertahan di rumah sakit sebulan lebih, dan biaya pun terus membengkak. Semakin lama tertahan di rumah sakit, maka tagihan semakin bertambah banyak. Saat berita ini ditulis, biaya sudah melebihi angka 14 juta rupiah.
MISIONARIS SIAP MEMBANTU ASAL MASUK KRISTEN LAGI
Di saat menemui jalan buntu biaya pengobatan, muallaf ini mendapat tawaran bantuan dari orang tuanya. Meski beda akidah, ia mau menutup seluruh biaya rumah sakit, tapi dengan syarat yang berat dan sungguh mustahil. Dana akan dikucurkan oleh lembaga misionaris Kristen, dengan satu syarat Abdurrahman harus meninggalkan Islam, kembali ke agama Kristen.
Karena menyangkut persoalan asasi yaitu akidah, bantuan bersyarat murtad dari misionaris pun ditolak mentah-mentah. Bagi Abdurrahman, iman tauhid adalah harga mati. Ia ingin istiqamah memeluk Islam hingga akhir hayat.
Untuk menutupi biaya pengobatan sahabatnya, Abdul Aziz pun berikhtiar kepada Infaq Dakwah Center (IDC). Ia berharap agar kaum Muslimin membantu meringankan biaya rumah sakit yang semakin membengkak. Ia khawatir dengan kesehatan sahabatnya, karena terlalu lama di rumah sakit jiwa bisa stress lagi kondisinya.
“Harapan kami, IDC bisa membantu secepatnya supaya teman kami bisa keluar. Kalau kami disini terus, kami rasanya seperti bunuh diri. Karena memang kami tidak mampu untuk bayar,” tuturnya sedih sambil menahan air mata.
…Di saat menemui jalan buntu, misionaris Kristen bersedia menutup seluruh biaya rumah sakit, dengan syarat muallaf ini harus meninggalkan Islam, kembali ke agama Kristen…
PEDULI KASIH UNTUK MUALLAF
Jelang Natal ini, kita semua berpacu melawan misionaris Kristen untuk memperebutkan aqidah seorang muallaf. Sebagai kado Natal, misionaris Kristen sudah menyiapkan dana untuk menebus muallaf dari rumah sakit untuk dikristenkan kembali.
Dalam kondisi penuh tantangan keluarga, misionaris Kristen dan ekonomi, ia sangat membutuhkan uluran tangan kita. Terlebih, dengan status muallaf, dia menjadi salah satu asnaf yang berhak menerima zakat (At-Taubah 60).
Beban berat yang harus dipikul muallaf Abdurrahman Liunima adalah beban kita semua, karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Infaq untuk membantu meringankan beban muallaf ini insya Allah akan mengantarkan menjadi pribadi beruntung yang berhak mendapat kemudahan dan pertolongan Allah Ta’ala. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR Muslim).
Infaq untuk membantu biaya pengobatan muallaf ini bisa disalurkan dalam program Peduli Kasih Muallaf:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syar’iah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC)
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 9.000 (sembilan ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.009.000,- Rp 509.000,- Rp 209.000,- Rp 109.000,- 59.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: infaqdakwahcenter.com.
- Bila bantuan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08999.704050, 08567.700020; PIN BB: 2AF8061E; BBM CHANNEL: C001F2BF0