Di usia 50 tahun, Pak Han mendapat hidayah Ilahi. Ia pun hijrah menjadi Muslim, berbeda keyakinan dengan istri dan anak-anaknya yang masih Kristen. Untuk menjalani kehidupan baru dalam islami yang kaffah, ia butuh peralatan shalat, kitab-kitab, biaya khitan (sunat) dan modal usaha
SEMARANG (Panjimas.com) – Hidayah Allah datang tak pandang usia. Bila petunjuk Allah datang, tak satu pun makhluk yang mampu menghadang, menghalangi dan menyesatkannya.
Inilah pengalaman rohani Pak Handoyo, pria muallaf etnis Cina kelahiran tahun 1965. Di usia yang makin mendekati uzur, pria asal Semarang Jawa Tengah ini meninggalkan agama Kristen yang sudah dipeluknya selama 50 tahun.
Dua bulan lalu, Pak Han berikrar masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid At-Taqwa Kemanggisan, Slipi Jakarta Barat pada Senin siang (30/3/2015).
Pria yang berprofesi sebagai sales toko di komplek Pasar Pagi Jakarta ini mengawali ketertarikannya terhadap Islam bermula dari keseriusannya menyimak program-program tayangan dakwah di televisi. Di depan layar kaca itulah ia belajar memahami Islam dari ceramah para ustadz papan atas.
Setelah bulat tekad, ia pun menyatakan ikrar masuk Islam dengan bimbingan para ustadz di Masjid At-Taqwa Kemanggisan, antara lain Ustadz Zainuddin, Ustadz Rahmat Hidayat dan Ustadz Darwin.
Hijrah menjadi Muslim bukanlah pilihan tanpa resiko bagi Pak Han. Karena di dalam keluarga ia menjadi orang terasing (ghuroba’), karena berbeda aqidah dengan istri dan anak-anaknya.
Ujian yang terasa berat adalah kehilangan pekerjaan pasca masuk Islam. Karena tak lagi bekerja di Pasar Pagi Jakarta, Pak Han pun pulang ke kampung halamannya sambil mencari peluang kerja.
Selain tak punya pekerjaan, hingga berita ini diturunkan Pak Han belum disunat. Harapan muallaf mantan Kristen ini tidak muluk-muluk. Ia minta bantuan sarana dan prasarana untuk kesempurnaan beribadah. Di bulan Ramadhan yang berkah ini, Pak Han ingin segera dikhitan, memiliki busana muslim dan buku-buku bacaan Islam.
…Di usia yang makin mendekati uzur, Pak Han meninggalkan agama Kristen yang sudah dipeluknya selama 50 tahun. Di bulan Ramadhan yang berkah ini, ia ingin segera dikhitan…
“Kiranya berkenan, saya ingin mengajukan bantuan untuk khitan, membeli kitab-kitab dan peralatan perlengkapan ibadah sebagaimana yang dimiliki kaum muslimin lainnya”, ujar kepada relawan IDC.
Untuk masa depan setelah menempuh hidup baru dalam Islam, Pak Han ingin kembali menekuni wirausaha berdagang alat tulis dan kelontong. Tapi usaha ini terkendala modal usaha. untuk merintis usaha ini diperlukan modal usaha sekitar 11 juta rupiah.
“Rencana saya mau kelilingan jual alat tulis dan kelontong di Jakarta Pak, karena saya sudah tahu tempat-tempatnya di Jakarta. Saya dulu sales Pak,” ujarnya kepada Direktur IDC, Ahad (21/6/2015).
PEDULI KASIH UNTUK MUALLAF
Setelah hijrah menjadi Muslim, Pak Han adalah saudara seiman kita semua. Beban yang dipikul Pak Han adalah beban kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Infaq untuk membantu meringankan beban muallaf ini insya Allah akan mengantarkan menjadi pribadi beruntung yang berhak mendapat kemudahan dan pertolongan Allah Ta’ala. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR Muslim).
Terlebih di bulan suci Ramadhan yang penuh berkah, bantuan untuk muallaf yang sedang kesulitan akan memiliki banyak keutamaan, setara dengan pahala i’tikaf sebulan penuh di Masjid Nabawi. Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh, berjalannya seseorang di antara kamu untuk memenuhi kebutuhan saudaranya, lebih baik baginya daripada i’tikaf di masjidku ini selama sebulan” (HR Thabrani dan Ibnu Asakir dari Abu Hurairah RA, dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah).
Infaq untuk membantu muallaf Pak Han bisa disalurkan melalui program Infaq Produktif IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syariah, No.Rek: 293.985.605 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syar’iah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.7289 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a.n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, No.Rek: 631.0230.497 a.n Budi Haryanto (Bendahara IDC)
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 5.000 (lima ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.005.000,- Rp 505.000,- Rp 205.000,- Rp 105.000,- 55.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: infaqdakwahcenter.com.
- Bila bantuan untuk muallaf Pak Han sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08999.704050, 08567.700020; PIN BB: 2AF8061E; BBM CHANNEL: C001F2BF0