ACEH (Panjimas.com) – Ribuan pengungsi Muslim Rohingya terdampar ke Aceh. Mereka eksodus dari negaranya untuk menyelamatkan akidah dan nyawa dari intimidasi pemerintah dan militer Myanmar yang didukung oleh para biksu radikal Budha. Kondisi mereka sangat memprihatinkan, butuh bantuan dari kaum Muslimin agar bisa bertahan hidup.
Total jumlah pengungsi Muslim Rohingya saat ini sebanyak 1.722 yang ditampung di Kuala Cangkoi Aceh Utara, kamp Bayeun Aceh Timur, kamp Kuala Langsa, dan kamp Kuala Simpang Aceh Tamiang. Jumlah itu terdiri dari 1.239 jiwa laki-laki, 244 jiwa perempuan, dan 238 jiwa anak-anak.
Sebagai kaum minoritas, sejak berabad-abad lalu Muslim Rohingnya menjadi objek penindasan dan perlakuan zalim dari kaum mayoritas Budha. Ironinya, tindakan tidak manusiawi ini didukung penuh oleh para tokoh dan rohaniawan Budha.
Penderitaan mereka adalah luka kita semua, karena Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam mengajarkan bahwa persaudaraan sesama mukmin itu ibarat satu tubuh:
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merintih sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Mari kita realisasikan iman dan kepedulian sesama mukmin, dengan membantu meringankan derita Muslim Rohingya.
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR Muslim).
…Sebagai kaum minoritas, sejak berabad-abad lalu Muslim Rohingnya menjadi objek penindasan dan perlakuan zalim dari kaum mayoritas Budha…
MENYELAMATKAN AQIDAH DAN NYAWA, DITOLAK DI MANA-MANA
Ditindas di negara asalnya, Myanmar rela bertaruh nyawa untuk menyelamatkan aqidah mengarungi samudera. Mereka mencari negara ketiga yang bersedia menerima mereka.
Namun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, negara tetangga yang berpenduduk mayoritas muslim enggan menerimanya.
Dengan berbagai alasan, pemerintah Malaysia tidak mau menerima kedatangan para imigran Rohingya dan Bangladeh ke negaranya. “Kami tidak bisa menerima mereka di sini. Jika kami menerima mereka, ratusan ribu lainnya akan datang dari Bangladesh dan Myanmar,” kata Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia Wan Junaidi Jafaar kepada CNN, Jumat (15/5/2015).
Pemerintah Malaysia beralasan bahwa para pengungsi membuat keadaan menjadi lebih sulit untuk terkontrol dan berpotensi membahayakan keamanan Malaysia.
“Jika kami menerima lebih banyak pengungsi situasinya akan menjadi tidak terkontrol dan membahayakan keamanan dan kesejahteraan nasional,” kata pakar geostrategi Universitas Teknologi Malaysia, Dr Azmi Hassan.
Tak beda dengan Malaysia, pemerintah Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia juga awalnya menolak pengungsi Muslim Rohingya. Pernyataan ini disampaikan sendiri oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Moeldoko mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia tak akan membiarkan wilayah lautnya dimasuki kapal-kapal pengungsi Rohingya. Menurut dia, bantuan kemanusiaan tetap akan diberikan kepada pengungsi yang terusir dari Myanmar tersebut, tetapi tetap melarang mereka masuk, apalagi menepi di daratan Indonesia.
“Untuk suku Rohingya, sepanjang dia melintas Selat Malaka, kalau dia ada kesulitan di laut, maka wajib dibantu. Kalau ada sulit air atau makanan kami bantu, karena ini terkait human. Tapi kalau mereka masuki wilayah kita, maka tugas TNI untuk menjaga kedaulatan,” kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jumat (15/5/2015).
Menurut Moeldoko, langkah ini diambil karena keberadaan para pengungsi ilegal ini akan menimbulkan persoalan sosial. Dia menyebutkan, contoh kasus imigran asal negara Timur Tengah yang hendak menuju ke Australia tetapi tertahan di Indonesia.
“Urus masyarakat Indonesia sendiri saja tidak mudah, jangan lagi dibebani persoalan ini,” ujar Moeldoko.
NELAYAN ACEH BAIK HATI MENOLONG MUSLIM ROHINGYA, MALAH DIANCAM PENJARA
Meski dilarang oleh aparat TNI, nelayan Aceh tetap menyelamatkan para pengungsi Rohingya, bahkan rela tak melaut serta kehilangan penghasilan. Baru saja berangkat melaut, para nelayan di Kuala Langsa Aceh harus menanggalkan pukat mereka dan mengurungkan niat mencari ikan demi menyelamatkan ratusan pengungsi Rohingya dan Bangladesh di lautan.
Kala itu, Kamis sore saat sebuah kapal nelayan kecil menghampiri mereka, ternyata banyak sekali orang di atas kapal, beberapa di antaranya bahkan ada melompat ke dalam air, ada yang berenang ada pula yang tewas tenggelam.
“Begitu mereka melihat kami, beberapa melompat ke air. Ada yang berenang, ada yang begitu sampai air tidak muncul lagi, tewas tenggelam, mungkin karena perut kelaparan sehingga tidak ada tenaga,” kata Sunan, seorang nelayan.
Sunan mengaku sedih melihat keadaan para pengungsi tersebut. Saking padatnya kapal, warga Rohingya dan Bangladesh ini hanya duduk dengan kaki tertekuk. Namun paling memilukan adalah melihat wanita dan anak-anak balita didalamnya. “Ketika melihat anak-anak kecil, usia balita, hati saya teriris. Akhirnya kami memutuskan tidak mencari ikan dan membantu mereka. Kami tidak menyesal menyelamatkan mereka, ini kebanggaan bagi kami jadi pelaut,” ujar Sunan.
Sekitar enam kapal nelayan turut membantu upaya penyelamatan setelah dikontak. Satu per satu pengungsi dinaikkan ke kapal. Mereka berada di sekitar 40 mil dari pantai, perjalanan ke daratan membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam.
Di kapal, bekal melaut selama empat hari langsung dimasak untuk memberi makan para pengungsi yang selama berbulan-bulan kurang asupan makanan. Para pengungsi itu berebut, tapi diutamakan wanita dan anak-anak.
Sesampainya di pelabuhan, para pengungsi tidak bisa langsung mendarat karena masih harus mendapatkan persetujuan dari polisi air. Polisi air itu mengatakan bahwa di Malaysia dan Thailand orang-orang ini tidak diterima, dan mengancam akan memenjarakan para nelayan jika melakukan penyelamatan lagi.
Kini ada ribuan pengungsi Muslim Rohingya terdampar ke Acehuntuk menyelamatkan akidah dan nyawa dari intimidasi para teroris radikalis Budha Myanmar. Kondisi mereka sangat memprihatinkan, butuh bantuan dari kaum Muslimin agar bisa bertahan hidup.
DONASI PEDULI MUSLIM ROHINGYA
Penderitaan yang dialami para pengunsi Muslim Rohingya adalah luka kita semua, karena Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam mengajarkan bahwa persaudaraan sesama mukmin itu ibarat satu tubuh:
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merintih sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam”(Muttafaq ‘Alaih).
Mari kita realisasikan iman dan kepedulian sesama mukmin, dengan membantu meringankan derita Muslim Rohingya.
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR Muslim).
Donasi Peduli Rohingya bisa disalurkan dalam program Solidaritas Muslim Dunia ke rekening IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syari’ah, No.Rek: 293.985.605 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syariah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.728.9 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a/n: Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, no.rek: 631.0230.497 a/n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 7.000 (tujuh ribu rupiah) sebagai kode identifikasi program. Misalnya: Rp 1.007.000,- Rp 507.000,- Rp 207.000,- Rp 107.000,- 57.000,- dan seterusnya.
- Info: 08567.700020 – 08999.704050
- PIN BB: 2AF8061E; BBM CHANNEL: C001F2BF0.
BERITA TERKAIT: