TANGERANG (Panjimas.com) – Safina Khuzaimah tergolek lemah di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Hermina, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Balita putri berusia 4 tahun 7 bulan ini terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kondisi penyakit DBD yang diderita Safina mengalami fase kritis. Sebelumnya, orang tuanya telah membawanya ke beberapa rumah sakit, namun fasilitas di rumah sakit sebelumnya tak memadai. Safina sempat selama 4 hari dirawat di Rumah Sakit Buah Hati, bukannya membaik, kondisinya justru makin parah. Safina mengalami muntah darah hingga kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Hermina.
Kini balita yang duduk di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) itu terbaring di bangsal perawatan. Tak tega, melihat bocah yang sedang dalam masa pertumbuhan itu, menjalani perawatan dengan selang infus, kateter pun terpasang di tubuh, lengkap dengan peralatan medis pendeteksi detak jantung.
Setelah 5 hari mendapatkan perawatan di RS Hermina, Safina mengalami komplikasi akibat kondisi tubuhnya yang lemah. Lambungnya luka dan di paru-parunya terdapat cairan.
“Karena trombositnya turun, Safina harus transfusi darah. Terakhir itu sudah lima kantong darang yang harus kita beli dari PMI seharga sekitar Rp 490.000,-. Kata dokter ada cairan di paru-paru Safina karena dampak DBD. Terus lambungnya luka, itu karena dalam kondisi sakit Safina doyan makan, nah lalu disuapi makanan agak banyak, diaharapkan trombositnya naik, tapi ternyata malah lambungnya luka,” kata Eko Sugiyanto, ayah Safina Khuzaimah kepada Relawan Infaq Dakwah Center (IDC) di RS Hermina, Serpong, pada Ahad (17/5/2015).
Eko, sangat berharap putri sulungnya itu bisa mendapatkan perawatan yang baik dan bisa segera sembuh. Namun lagi-lagi kendala biaya berobat di rumah sakit yang relatif mahal, sangat menyulitkannya. Apalagi, Eko selama ini hanya bekerja sebagai amil zakat di sebuah lembaga zakat dengan gaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR).
“Aktivitas saya selama ini hanya jadi amil lembaga zakat, penghasilan gaji saya Cuma Rp 1.800.000,- per bulan,” ujarnya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan tagihan dari Rumah Sakit Hermina untuk biaya perawatan Safina sudah mencapai Rp 23.000.000,- (dua puluh satu juta rupiah).
Safina lagi semangat-semangatnya belajar, di usianya yang masih kecil dia sudah hafal surat An-Naba dan An-Naziat, hafalannya bagus di PAUD, anaknya juga nurut. Ketika sekarang melihat sakit kayak gitu, kasihan juga
Pihak lembaga zakat tempat Eko bekerja, sudah membantu sebesar Rp. 5.000.000,- namun terang saja, itu masih jauh dari cukup dari biaya berobat yang terus membengkak. Ditambah lagi, Rumah Sakit Hermina tempat Safina dirawat tak melayani BPJS.
Kini, Eko harus pontang-panting mencari biaya pengobatan untuk putri tercintanya. Namun, sejauh ini masih belum bisa mencukupi biaya di rumah sakit.
“Di sini, kalau deposit kita dengan tagihan itu ada kekurangan di atas 5 juta rupiah, maka obat-obatan terpaksa harus ditebus di apotik dulu. Jadi tidak langsung diberi obat, lalu biayanya dimasukkan dalam tagihan. Otomatis, bisa terganggu upaya pengobatannya,” imbuhnya.
Eko berharap para muhsinin bisa membantu biaya pengobatan Safina, putrinya. Sehingga Safina bisa kembali bermain dan belajar seperti anak-anak seusianya. Eko mengaku amat sayang pada putrinya, karena di usianya yang masih balita, ia sudah memiliki bakat menghafal Al-Qur’an.
“Safina lagi semangat-semangatnya belajar, di usianya yang masih kecil dia sudah hafal surat An-Naba dan An-Naziat, hafalannya bagus di PAUD, anaknya juga nurut. Ketika sekarang melihat sakit kayak gitu, kasihan juga,” ujarnya.
INFAQ DARURAT PEDULI BALITA TERSERANG DBD
Musibah yang dialami balita Safina adalah beban kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Dengan membantu saudara kita yang tertimpa musibah, insya Allah akan mendatangkan keberkahan, kemudahan dan pertolongan Allah di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR Muslim).
Bagi kaum Muslimin yang terpanggil untuk membantu meringankan biaya pengobatan Safina bisa mengirimkan donasi ke program Infaq Darurat IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syari’ah, No.Rek: 293.985.605 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syariah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.728.9 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a/n: Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, no.rek: 631.0230.497 a/n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Bila biaya pengobatan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08567.700020 – 08999.704050, PIN BB: 2AF8061E; BBM CHANNEL: C001F2BF0.