BEKASI (Panjimas.com) – Duo bayi kembar prematur Mubarok Prasetiyo dan Hassan Prasetiyo butuh dana 19,6 juta rupiah untuk biaya persalinan dan perawatan. Ayahnya seorang aktivis lembaga dakwah bergaji Rp 1 juta perbulan, sedangkan ibunya seorang guru honorer. Bayi-bayi generasi dakwah ini butuh uluran tangan kaum muslimin.
Selasa siang (28/4/2015) menjadi hari-hari yang sangat genting bagi Prasetyo dan istrinya. Pukul 12.00 WIB, sang istri mengalami kontraksi dan pembukaan 3. Beberapa rumah sakit yang dituju menolak dengan berbagai alasan.
Sebuah rumah sakit swasta tidak mau menerima dengan alasan pasien harus menyiapkan uang 30 juta sebagai uang muka, padahal Prasetyo hanya mengantongi dana 2 juta rupiah. Ia pun membawa istri tercintanya ke rumah sakit lain.
Di rumah sakit lainnya pun ia ditolak karena hanya memiliki satu tabung inkubator. Di rumah sakit lainnya juga ditolak dengan alasan inkubator penuh.
Tak mau buang-buang waktu, ia pun melarikan istrinya ke sebuah rumah sakit di Bekasi Jawa Barat. Pukul 21.00 WIB, saat tiba di ruang persalinan, sang istri sudah mengalami pembukaan 8. Alhamdulillah, Rabu dini hari (29/4/2015) pukul 01.30 WIB lahirlah kedua anak kembar berjenis kelamin pria.
Usai melewati ujian persalinan, Prasetyo harus menghadapi kendala yang tak kalah berat. Karena lahir prematur, bayi kembar itu tidak bisa menghisap dan kedinginan. Mereka harus dirawat di inkubator selama setengah bulan. Di ruang ini, karena belum bisa meminum langsung menggunakan dot bayi, maka asupan susu harus dimasukkan lewat selang ke tenggorokan.
Sepekan dirawat di inkubator, kondisi bayi kembar Mubarok dan Hassan mulai membaik. Dari hari ke hari bayi kembar itu mengalami peningkatan dalam daya hisap susu dari 5 cc sampai 20 cc.
…Biaya 19,6 juta ini menjadi kendala berat bagi Prasetyo yang hanya bergaji 1 juta rupiah dari lembaga tempat ia berkiprah dakwah. Entah berapa tahun biaya itu bisa dilunasi jika hanya mengandalkan gaji bulanan…
Tapi biaya persalinan, perawatan dan obat tidaklah murah. Biaya untuk bayi kembar itu adalah 1,2 juta rupiah perhari. Jadi, total biaya selama 14 hari adalah 16.800.000 rupiah. Ditambah biaya persalinan sebesar 2,8 juta rupiah, total seluruh tagihan di rumah sakit adalah 19,6 juta rupiah.
Biaya sebesar itu menjadi kendala berat bagi Prasetyo yang hanya bergaji 1 juta rupiah dari lembaga tempat ia berkiprah dakwah. Gaji sang istri sebagai guru honorer pun jauh dari cukup untuk melunasi biaya sebesar itu. Entah berapa tahun biaya itu bisa dilunasi jika hanya mengandalkan gaji bulanan.
Biaya sebesar itu pun tidak bisa masuk program pemerintah, karena BPJS yang diurusnya tak bisa keluar. Karena ada kesalahan teknis dalam pembuatan kartu keluarga sebagai syarat utama pendaftaran BPJS. Pendaftaran BPJS baru di lakukan 1 hari sebelum hari persalinan tepat tanggal 29 April 2015. Sedangkan masa aktif kartu baru bisa di gunakan 7 hari saat pendaftaran.
Akibatnya, kartu BPJS belum bisa dipakai untuk perawatan rumah sakit. Dari pihak rumah sakit dan BPJS juga sudah menegaskan bahwa kartu BPJS tidak bisa di gunakan saat pasien sudah masuk perawatan dan kartu belum aktif.
…Bantuan kepada bayi-bayi ini insya Allah menyelamatkan tiga calon penerus dakwah. Semoga melimpahkan rezeki, keberkahan, kemudahan dan pertolongan Allah di dunia dan akhirat…
BAYI ANAK USTADZ DI KOTA SEMARANG
Di kota Semarang, Ustadz Abu Izzah yang berpropesi sebagai wirausaha menghadapi ujian serupa. Kelahiran anaknya pada Rabu (22/4/2015) pukul 20.40 WIB di Rumah Sakit Tentara Semarang berlangsung normal. Tapi karena jelang persalinan sang istri mengalami pendarahan yang cukup banyak, penanganan serius oleh dokter dibantu oleh beberapa bidan berlangsung hingga Kamis (23/4/2015).
Total tagihan persalinan selama dua hari tersebut mencapai Rp 3.980.000,- Dana sebesar ini sebenarnya tidak terlalu besar bagi Ustadz Abu Izzah yang memiliki usaha dagang.
Qadarullah, sebelum persalinan tersebut, lapak dagangnya di Semarang jadi korban penggusuran sehingga ia kesulitan melunasi biaya rumah sakit dari koceknya.
INFAQ DARURAT PEDULI BALITA PENERUS DAKWAH
Musibah yang dialami oleh kedua aktivis dakwah itu adalah beban kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Bantuan kepada tiga bayi ini insya Allah menyelamatkan tiga calon penerus dakwah. Dengan membantu saudara kita yang tertimpa musibah, insya Allah akan mendatangkan keberkahan, kemudahan dan pertolongan Allah di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR Muslim).
Bagi kaum Muslimin yang terpanggil untuk membantu meringankan biaya persalinan ketiga bayi calon penerus dakwah itu bisa mengirimkan donasi ke program Infaq Darurat IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syari’ah, No.Rek: 293.985.605 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syariah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.728.9 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a/n: Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a.n Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank BCA, no.rek: 631.0230.497 a/n Budi Haryanto (Bendahara IDC).
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Bila biaya persalinan dan perawatan sudah tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08567.700020 – 08999.704050
- PIN BB: 2AF8061E; BBM CHANNEL: C001F2BF0. [GA/IDC]