JAKARTA, Panjimas.com – Usai menjalani kemoterapi yang ke-12, kondisi Nuraini makin parah. Daging tumor mata kanan tidak kempis, malah tumbuh daging tumor di mata kiri, kepala, leher dan kaki. Dokter sudah angkat tangan, IDC mengupayakan pengobatan alternatif yang syar’i.
Seharusnya, sesuai jadwal, Senin (15/12/2014) Nuraini sudah masuk rumah sakit untuk menjalani kemoterapi yang ke-13. Karena pada hari Jum’at sebelumnya Nuraini sudah menjalani Magnetic Resonance Imaging (MRI). Relawan IDC membezuk Nuraini ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, untuk menyalurkan bantuan IDC tahap ke-6. Namun ternyata Nuraini tidak berada di rumah sakit
Relawan IDC pun menyambangi Nuraini yang masih istirahat di rumah kontrakan di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Kesibukan nampak pada ibunda dan nenek Nuraini yang tengah mengganti perban, salep, bedak dan pakaian Nuraini. Tubuh Nuraini nampak sangat kurus dan lemah. Sesekali bocah yang baru berusia 3 tahun itu merintih kesakitan dengan suara pelan yang kurang jelas.
Budi Wiharso, ayahanda Nuraini menyambut Relawan IDC. Dengan muka sedih dan terlihat kelelahan, kuli bangunan ini menjelaskan bahwa dokter di RSCM sudah angkat tangan untuk mengobati Nuraini. Pasalnya, dosis kemo sudah sangat tinggi, bahkan kemo yang ke-12 sama sekali tidak membuahkan hasil, justru memperparah tumor Nuraini. Usai kemo yang terakhir, malah tumbuh banyak benjolan tumor di mata kiri, leher, kepala dan kaki.
…hidup balita balita ini memang sangat berat. Derita tumor ganas di matanya jauh melebihi kapasitas usianya. Orang dewasa pun belum tentu sanggunp menghadapi ujian seberat itu…
“Kata dokter Nuraini sudah tidak bisa dikemo lagi. Dosisnya sudah pol paling tinggi, sudah tidak bisa dinaikkan lagi. Bahkan setelah dikemo yang terakhir tumornya tidak kempis, malah tumbuh banyak tumor,” ujarnya dengan logat ngapak khas Brebes.
Karenanya dokter hanya menyarankan agar keluarga sabar, tabah dan banyak berdoa. “Dokternya malah nangis ketika menjelaskan kondisi Nuraini. Disuruh berharap pada doa saja katanya,” terangnya.
Ujian hidup balita balita kelahiran Brebes 30 November 2011 ini memang sangat berat. Derita tumor ganas di matanya jauh melebihi kapasitas usianya yang masih balita. Bahkan orang dewasa saja belum tentu bersabar menghadapi ujian seberat itu.
Setelah kedua bola matanya sudah diangkat dan dikemo, daging tumbuh sebesar kepalan tangan orang dewasa di kelopak mata kirinya. Setelah daging tumor mata kiri sudah diangkat, lalu tumbuh lagi tumor lebih subur di kelopak mata sebelah kanan. Setelah dikemo tumornya gosong menghitam dan mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Paska kemo yang ke-12, daging tumor mulai tumbuh lagi di kelopak mata kiri, kepala, leher dan kaki.
…Bagi pembaca yang memiliki informasi pengobatan tumor yang bagus silahkan menginformasikan kepada Relawan IDC…
BERALIH KE PENGOBATAN ALTERNATIF YANG SYAR’I
Setelah mengalami kebuntuan upaya medis, insya Allah ikhtiar pengobatan tidak berhenti. Relawan IDC dan kedua orang tua Nuraini sepakat akan menempuh pengobatan alternatif yang syar’i dari herbal hingga teknologi anti kanker.
Insya Allah hari ini Relawan IDC akan mengupayakan pengobatan kanker dengan teknologi pemindai 4D Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) di kota Tangerang. Informasi yang diterima IDC, aplikasi teknologi ini mampu mendeteksi aktivitas sistem saraf pusat berkecepatan tinggi. Alat ini diyakini lebih efisien dan lebih unggul daripada CT-Scan dan MRI. ECVT jauh lebih canggih karena pasien tak perlu masuk ke dalam tabung seperti alat MRI yang cuma menampilkan gambar dua dimensi.
Bagi pembaca yang memiliki informasi pengobatan tumor yang bagus silahkan menginformasikan kepada Relawan IDC.
PONTANG-PANTING MENGAIS KEPEDULIAN
Seperti diberitakan sebelumnya, Nuraini dilahirkan dalam keadaan normal. Sampai berusia satu tahun ia tumbuh normal, cantik, sehat, lucu, ceria, dan ceriwis yang menggemaskan. Di kampungnya, ia dikenal sebagai balita yang ceriwis dan senang bermain bersama teman-teman sebayanya.
Namun semuanya berubah total setelah berusia sekitar satu tahun. Kanker mata Nuraini tumbuh begitu cepat, hingga saat ini benjolan kanker di mata sebelah kanan bagitu besar.
Untuk pengobatan Nuraini, berbagai upaya ditempuh orang tuanya, mulai dari menjual barang berharga, menggadaikan sawah, meminta bantuan kepada sanak famili, dan sebagainya.
Tumor mata yang diderita Nuraini ini mengganas hingga stadium 4 karena pengobatannya terkendala biaya. Saat tumornya belum parah, kedua orang tuanya pontang-panting meminta bantuan ke mana-mana, termasuk kepada instansi pemerintah terkait, namun hasilnya nihil. Bahkan proposal yang dikirim kepada orang nomor satu di daerahnya pun hanya membuahkan bantuan rupiah yang sangat minim.
Alhamdulillah, setelah dibantu donatur IDC, seluruh biaya pengobatan bisa terpenuhi, termasuk biaya hidup selama pengobatan di Jakarta yang tidak bisa dipastikan sampai kapan. Karena dokter belum bisa memprediksi Nuraini harus menjalani kemoterapi berapa kali lagi dan harus menjalani rawat inap berapa lama?
…Musibah yang dialami balita Nuraini adalah penderitaan kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh…
DONASI PEDULI KASIH SESAMA MUSLIM
Musibah yang dialami balita Nuraini adalah penderitaan kita juga. Karena persaudaraan setiap Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya otomatis terganggu karena merasakan kesakitan juga.
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam” (Muttafaq ‘Alaih).
Dengan membantu saudara kita yang tertimpa musibah, insya Allah akan mendatangkan keberkahan, kemudahan dan pertolongan Allah di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat…” (HR Muslim).
Bagi kaum Muslimin yang terpanggil untuk membantu meringankan biaya pengobatan ananda Nuraini bisa mengirimkan donasi ke program Dana Infaq Darurat (DINAR) IDC:
- Bank Muamalat, No.Rek: 34.7000.3005 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BNI Syari’ah, No.Rek: 293.985.605 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri Syariah (BSM), No.Rek: 7050.888.422 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank Mandiri, No.Rek: 156.000.728.728.9 a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BRI, No.Rek: 0139.0100.1736.302 a/n: Yayasan Infak Dakwah Center.
- Bank CIMB Niaga, No.Rek: 675.0100.407.006 a/n Yayasan Infaq Dakwah Center.
- Bank BCA, no.rek: 631.0230.497 a/n Budi Haryanto (Bendahara IDC)
CATATAN:
- Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,- 53.000,- dan seterusnya.
- Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: infaqdakwahcenter.com.
- Bila biaya pengobatan Nuraini tercukupi/selesai, maka donasi dialihkan untuk program IDC lainnya.
- Info: 08567.700020 – 08999.704050; PIN BB: 2AF8061E; BBM CHANNEL: C001F2BF0.
BERITA TERKAIT:
- Dua Tahun Lebih Nuraini Bersabar Menahan Sakit Tumor Mata. Cita-citanya Ingin Jadi Ustadzah. Ayo Bantu!!
- Tumor Mata Balita Nuraini Makin Parah, Nuraini Makin Cinta Bacaan Al-Qur’an. Mohon Doa dan Supportnya.
- Tumor Mata Nuraini Makin Parah, Dokter Sudah Menyerah. IDC Upayakan Pengobatan Alternatif yang Syar’i