(Panjimas.com) – “Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah, lalu Kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen.” (Qaaf: 9).
Secara umum, air hujan diperankan oleh Allah subhanahu wa ta’ala sebagai salah satu komponen vital kehidupan di bumi. Daur kehidupan meniscayakan adanya air yang hadir melalui hujan. Dengan hujan, tumbuh dan berkembangbiaklah aneka flora yang menjadi sumber pangan utama fauna dan manusia.
“Dan Dia-lah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (al-An’am: 99).
Artinya, secara tidak langsung, air hujan berperan vital dalam menjaga kesehatan manusia, baik jasmani maupun rohani. Karena dengan adanya hujan, kebutuhan gizi manusia bisa tercukupi. Sebaliknya, bila tak ada hujan, tumbuh-tumbuhan akan mati dan manusia akan mengalami kelaparan dan kekurangan oksigen untuk bernafas.
Dan ternyata, di samping peran tidak langsungnya, hujan memiliki manfaat secara langsung bagi kesehatan manusia, baik jasmani maupun rohani. Telah terbukti secara ilmiah bahwa air hujan sangat baik digunakan untuk mencuci rambut.
Air hujan memiliki kadar kenetralan PH yang hampir sempurna, bebas garam dan mineral yang berdampak buruk bagi rambut.
Air hujan juga dapat digunakan untuk terapi pengobatan karena mengandung H2O2 (Hidrogen Peroksida). Anggapan bahwa air hujan dapat menyebabkan sakit adalah kurang tepat. Maka kita tak perlu melarang anak-anak bermain hujan. Cukup diingatkan saja agar berhati-hati dan tidak berlebihan.
Bermain hujan bisa dijadikan terapi pijat alami. Pengejutan sistem syaraf terjadi saat kulit “tertusuk anak-anak panah” air hujan. Dalam 10 menit saja, ribuan pijatan yang mengejutkan ribuan sistem syaraf yang tersebar di seluruh tubuh kita terima. Peredaran darah akan bertambah lancar karenanya.
Air hujan juga dapat digunakan untuk menghilangkan toksin. Caranya, larutkan garam pada air hujan segar, lalu rendam telapak kaki selama 15 menit. Lakukan secara rutin setiap kali turun hujan. Air hujan yang dipakai sebaiknya yang murni, yakni yang langsung ditadah tanpa melalui atap rumah.
Air hujan juga baik untuk mandi dan minum. Agar lebih bersih, sebaiknya air dibiarkan dulu selama 24 jam agar kotoran dari atap mengendap. Barulah air yang bersih diambil dan dipakai mandi atau pun direbus untuk minum.
Sungguh besar karunia Allah subhanahu wa ta’ala untuk semua makhlukNya. Tapi mengapa kita masih sering tak mensyukurinya? Mari berbahagia kala hujan tiba, karena ia adalah rahmat dariNya!
“Dan Dia-lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmatNya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar (dengan air itu) Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus), dan Kami memberi minum kepada sebagian apa yang telah Kami ciptakan, (berupa) binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. Dan sungguh, Kami telah mempergilirkan (hujan) itu di antara mereka supaya mereka mengambil pelajaran; tetapi kebanyakan manusia tidak mau (bersyukur), bahkan mereka mengingkari (nikmat).” (al-Furqaan: 48-50).
Wallahu a’lam. [IB]