SUKOHARJO, (Panjimas.com) – Fenomena perayaan Valentine Day di bulan Februari yang terus digaungkan oleh orang-orang sekuler menurut Murid kelas 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Grogol 2, Sukoharjo perlu disosialisasikan.
Fanny, siswi kelas 7I SMP Negeri 2 Grogol mengaku tidak setuju dengan perayaan Valentine Day. Hal itu didasari tidak sesuai dengan ajaran agama Islam yang dianutnya.
“Menurut saya perayaan semacam itu tidak baik, kasih sayang kan Islam mengajarkan setiap hari dan bagi siapa saja,” ucapnya, saat Sosialisasi Bahaya Valentine Day oleh Da’i Salimah Sukoharjo, Jumat (2/2/2018).
Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Grogol, Suwarto mengatakan pentingnya sosialisasi bahaya Valentine Day bagi murid-muridnya. Meski hanya kelas 7 pihaknya berharap bisa keseluruhan siswa dan guru bisa paham kesesatan Valentine.
“Sangat memprihatinkan bila Valentin day dilakukan anak-anak. Sementara kita jelas melarang, kita menghimbau agar tidak merayakan hal ini diluar lingkungan sekolah. Kita pengin pemahaman seperti ini berkelanjutan,” tuturnya.
“Sampai saat ini kita belum temukan di lingkungan sekolah. Pantauan diluar sekolah kita memang belum bisa inten. Belum tentu disekolah murid-murid baik tapi diluar tidak terkendali, ini perlu adanya sosialisasi,” imbuhnya.
Sementara itu, Budi Al Farizi sekretaris Dai Salimah menerangkan bahwa Valentin Day lambat lain akan merusak akhlak para pemuda muslim jika dibiarkan. Perilaku menjurus kebebasan sek remaja akan semakin menjamur jika perayaan semacam ini tidak disosialisasikan.
“Diharapakan siswa bisa paham terhadap Valentine Day dan bisa menghindarinya. Perayaan ini mengakibatkan kerusakan aqidah dan akhlak,” pungkasnya. [SY]