(Panjimas.com) – Belakangan ini banyak orang ngingetin kita untuk nggak lupa sejarah. Tapi sebagian orang bilang kalo sejarah tuh pelajaran bohong-bohongan. Yah, emang sih, sebagian sejarah yang diajarkan di sekolah memuat kebohongan karna udah dimanipulasi. Sebagian lho ya, nggak semuanya. Dan pada prinsipnya, manusia nggak bisa terdidik dengan baik tanpa kenal dan belajar pada sejarah.
Al-Qur’an sendiri bahkan memuat banyak sejarah dan mengajak orang yang mengimaninya belajar dari sejarah. Sejarah para Nabi dan Rasul bisa kita temui di sana.
Waktu berjalan maju dan masa lalu nggak bakalan kita jumpai lagi. Kita cuma bakal ketemu sama hal-hal baru. Tapi, meski begitu, masa lalu nggak boleh kita lupakan gitu aja. Ia harus diungkap dan diambil pelajarannya. Masa lalu ibarat guru. Ia ngasih pelajaran dan bimbingan ke kita buat bekal mengayun langkah menuju masa depan.
Sejarah adalah penanda kubangan yang dulu pernah bikin terperosok orang. Biar nggak ikut terperosok, kita mesti kenal tuh penanda, kita mesti melek sejarah. Sejarah juga jadi energi positif yang mendongkrak semangat hidup dan semangat juang. Sejarah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam misalnya, bisa membangkitkan semangat dan optimisme untuk menggapai cita-cita mulia. Sejarah Adam ‘alaihissalam bikin kenal siapa sebenarnya diri kita. Bikin sadar akan tugas dan tanggung jawab dalam hidup di dunia.
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi ….” (al-Baqarah: 30).
Nggak harus jauh-jauh juga, sejarah keluarga kita sendiri aja pun udah nyimpen pelajaran penting. Kalo denger cerita ortu dan kakek nenek dalam berjuang membina keluarga dan menghadapi berbagai problem kehidupan, insya Allah kita bakal tergerak untuk lebih hormat dan sayang sama mereka, serta nggak manja dan pengin yang enak-enaknya aja.
Hematnya, selama bisa ngambil hikmah sejarah, kita bakal jadi lebih dewasa. So, yuk baca sejarah biar tau arah dan nggak salah langkah, biar hidup kita lebih berkah! Wallahu a’lam. [IB]