PANJIMAS.COM – Saban 1 April, anak muda di berbagai negara di dunia ngadain perayaan bernama April Mop atau April’s Fool Day. Tradisi lintas bangsa ini udah lama jadi agenda rutin tahunan yang asalnya dari dunia Barat. Isi perayaan itu adalah main jebak-jebakan n tipu-tipuan. Kayaknya sih emang asyik n seru. Tapi, apakah boleh kita ikutan?
Sebagai Muslim, terhadap tradisi apa aja n berasal dari mana aja, kita mesti nyari tau dulu makna tersiratnya. Sebenernya jadi simbol apa n punya pesen moral apa. Kalo emang baik n nggak bertentangan ama nilai-nilai Islam, bolehlah kita ikutan. Tapi kalo sebaliknya, ya jangaaannn…!
Untuk bisa tau makna sebuah tradisi tertentu, caranya bisa dengan nengok latar belakang sejarah terjadinya. Nah, untuk bisa tau makna April Mop, yuk kita tilik latar belakang sejarahnya!
Ternyata… latar belakang sejarah April Mop adalah konflik antar agama. Saat itu, orang Moor, begitu Muslim Spanyol biasa disebut, berlindung di dalam rumah-rumah mereka di Granada. Tentara Salib terus nyariin mereka n ngebunuh siapa yang berhasil ditangkap. Ribuan mayat bergelimpangan bermandikan darah.
Tau klo masih banyak orang Moor yang ngumpet di rumah, dibikinlah pengumuman tipuan. Diteriakin klo orang Moor boleh ngungsi n udah disediain beberapa armada kapal di pelabuhan. Awalnya orang-orang Moor nggak percaya. Tapi kemudian beberapa dari mereka dipersilakan nyaksiin sendiri kapal-kapal yang udah disiapin. Akhirnya keesokan harinya mereka berbondong-bondong keluar rumah menuju pelabuhan, sambil bawa harta benda yang dipunya. Tapi sebagian tetep nggak percaya n pilih tetep bertahan di tempat persembunyian mereka.
Setelah ribuan orang Moor ngumpul di pelabuhan, nggak pake lama tentara salib bergerak menuju permukiman lalu ngebakar rumah-rumah yang ditinggalin pemiliknya. Lidah api ngejilat-jilat ke angkasa. Artinya nggak cuma rumah n hewan piaraan aja yang kebakar, mereka yang masih ngumpet di sana besar kemungkinan ikut hangus juga.
Belum padam api di permukiman, ribuan orang Moor disuguhin pemandangan hampir sama di arah yang berbeda. Kapal-kapal yang katanya mau dipake buat nganter mereka ke pengungsian, ternyata dibakar juga hingga hangus n tenggelam.
Di pelabuhan itu, orang Moor yang terdiri dari berbagai usia, dari manula sampai balita, cowok maupun cewek, dikepung tentara bersenjata. Mereka nggak bisa berbuat apa-apa selain berdoa. Akhirnya… habislah orang Moor di hari itu juga. Terjadilah banjir darah yang bikin laut berubah warna, biru jadi merah kehitaman. Tragedi ini terjadi pada 1 April 1487. Peristiwa inilah yang kemudian diperingati sebagai April Mop atau The April’s Fool Day.
Sekarang, gimana perasaan kamu yang kemarin ikut ber-April Mop? Apa pendapatmu tentang Muslim yang ikut ngerayain peringatan aksi genosida (pembantaian) Muslim Granada? Bukankah maknanya udah jelas, yaitu kebencian terhadap Muslim dan Islam?!
Berikutnya, baiknya kita nyoba ngambil hikmah dari kejadian tragis tersebut. Kenapa Muslim di Spanyol dibantai habis-habisan? Gini kisahnya. Sejak Spanyol dibebasin ama pasukan Muslim pada abad ke-8 M n jadi wilayah kekuasaan pemerintahan Islam, tuh negara jadi maju n makmur. Pemerintahan berbentuk Kekhalifahan tersebut mampu jadi pengayom rakyatnya, baik Muslim maupun yang beragama lain.
Sistem pemerintahan yang berjalan dengan baik, bikin penduduk Spanyol yang beragama lain (Kristen) nemuin keindahan Islam. Dengan kesadaran pribadi, mereka kemudian masuk Islam. Dakwah yang dilakuin secara tertata n berkesinambungan, bikin kaum Muslim di sana berpola hidup islami, berperilaku qur’ani. Mereka ninggalin musik-musik yang nggak mendidik, minuman keras, pergaulan bebas, n bentuk-bentuk kemaksiatan lainnya.
Berkat minimnya kemaksiatan, ketenteraman hidup nyata terasa. Kondisi kayak gitu berlangsung turun-temurun ampe hampir enam abad lamanya. Tapi, gemerlapnya hasil pembangunan ternyata nggak selalu ngebawa kebaikan. Muslim Spanyol perlahan terbuai kelezatan dunia, mereka terjangkiti penyakit wahn. Kamu tau wahn? Yuk simak hadits berikut.
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian seperti orang-orang yang menyantap makanan di piring.” Seseorang bertanya, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kalian seperti buih di perairan. Dan Allah mencabut rasa takut musuh terhadap kalian, serta menjangkitkan di dalam hati kalian penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” (Hr. Ahmad, Baihaqi, dan Abu Dawud).
Penyakit wahn bikin Muslim Spanyol lemah, rapuh. Ya, lemah iman ngebikin potensi-potensi positif turut melemah. Kesadaran ibadah, thalabul ilmi, berukhuwah, ngebangun peradaban islami, melemah. N perlu diketahui… proses pelemahan ini terjadi bukan tanpa andil dari pihak luar. Selama Muslim berkuasa di sana, kaum salibis terus nyari jalan buat ngehancurin Muslim n Islam. Senjata andalan mereka bukan pedang n mesin-mesin perang. Cara mereka bukan ngerobek perut dan dada kaum Muslim. Tapi yang mereka robek-robek adalah akhlaq, fikrah, aqidah, ghirah, iman. Mereka ngelakuin penyerangan kultural secara halus hingga nggak terasa n disadari oleh sasarannya. Mereka ngebikin fitnah syahwat. Miras n rokok mereka masukin ke komunitas Muslim, dan barang-barang itu digratisin. Musik-musik nggak mendidik disuguhin ampe Muslim perlahan lalai buat ngebaca al-Qur’an. Nggak cuma fitnah syahwat, fitnah syubhat pun dibikin. Dicetaklah da’i-da’i boneka buat ngerusak fikrah n ukhuwah kaum Muslim. Mahabenar Allah dengan firmanNya,
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).’ Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (al-Baqarah: 120).
Bener-bener cara yang jitu. Rusaknya keislaman kaum Muslim bikin mereka gampang dikuasai. Iming-iming dunia terbukti berhasil bikin mereka terlena n nggak sadar telah diperdaya. Kedaulatan negara akhirnya ambruk. Berangsur-angsur wilayah Spanyol terkikis, jatuh ke tangan Salibis. Kota terakhir yang bertahan adalah Granada. Takluknya Granada berarti takluknya Spanyol. Dan bener, Granada takluk, cerita di atas adalah potretnya. Innalillahi wa inna ilaihi raji’uun.
Berarti, sebagai Muslim, sungguh nggak punya ati kalo ampe ikut ngerayain April Mop. Mestinya, momen tersebut jadi pengingat kita buat ngejauhin penyakit wahn n waspada terhadap serangan musuh-musuh Allah subhanahu wa ta’ala yang nggak henti-hentinya ngelancarin aksinya. Kita mesti waspada terhadap arus modernisasi, globalisasi, waspada terhadap gemerlapnya dunia berupa food (makanan), fashion (mode), n fun (hiburan).
Satu lagi, ada hikmah yang bisa kita petik dari pemerintahan Islam di Spanyol. Adalah manhaj dakwah. Ketika Muslim mampu ngebangun kehidupan yang nenteremin, insya Allah orang-orang kafir bakal tertarik untuk masuk Islam. Wallahu a’lam. [IB]