Pede Menjadi Pemuda Muslim
Oleh : Andre Rahmat,
Anggota Penulis Muda Nusantara (PENA) Jawa Timur
PANJIMAS.COM – Rasa percaya diri itu bikin enjoy dalam menikmati hidup, bikin asyik pula dalam tantangan dan rintangan. Percaya diri pun diyakini bisa menempatkan kita sebagai orang yang bisa mengelola emosi, sampe segitunya ya. Sebab, ketika kita memiliki rasa percaya diri, kita tahu apa yang harus kita lakukan, kita bisa mengukur diri. Itu sebabnya, orang yang percaya dengan kemampuan dirinya, biasanya bakalan rileks dan tanpa beban dalam berbuat. Ini, tidak saja membawa hasil maksimal, tapi juga anti stress.
Sobat muda muslim, percaya diri alias pede memang harus ditumbuh-kembangkan dalam diri kita. Kita rawat, kita bersihkan, kita poles dengan apik, dan kita sirami agar terus bersemi. Insya Allah, itu akan membuat kita tak pernah merasa terbebani. Kita akan menatap masa depan dengan penuh semangat dan tentunya tak mudah goyah dengan berbagai godaan dan rayuan. Mulai dari rayuan pulau kelapa sampai rayuan gombal sekali pun.
Mungkin sebagian teman kita stress banget pas ada yang ngata-ngatain bahwa umat Islam itu terbelakang dan bodoh, memang dalam banget dan nyelekit pernyataan tersebut. Terus karena kalah mental akhirnya kekasih hati tidak pede lagi menjadi seorang muslim. Jangan sampek juga di jiwamu lemah!
Padahal, cobalah kita berpikir lebih jernih. Sikap minder itu muncul justru karena kita merasa rendah diri. Merasa kerdil di hadapan orang lain. Padahal sejatinya, belum tentu orang lain lebih baik dari kita. Belum tentu pula kita lebih jelek di hadapan mereka. Itu semua adalah sekadar nilai dan cara pandang aja. Meski memang harus ada standar nilai dan standar cara pandang yang benar.
Tapi terlepas dari salah-benar standar hidupnya, rasa percaya diri itu bisa menuntun kita lebih bijak dalam bersikap. Coba saja pikirkan, bila ada pernyataan seperti tadi, kamu jangan terpancing dan terbawa opini untuk ikut-ikutan merasa terbelakang, hanya karena kita sebagai muslim. Lagian pernyataan itu kan tidak sepenuhnya benar. Masih perlu di uji coba dan dibuktikan argumentasinya di lapangan.
Mungkin benar pernyataan tersebut kalau fakta yang ditunjukkinnya adalah kaum muslimin yang berada dalam kondisi miskin dan tingkat pendidikannya rendah. Tapi kan masih ada kalangan muslim yang kaya dan jenjang pendidikannya lebih tinggi. Nah, jadi nggak perlu minder kan?
Bahkan jika pernyataan itu memojokkan kita sekali pun, bukan berarti kita pantas untuk minder dan bersedih. Sebaliknya, fakta itu kita jadikan sebagai bahan renungan untuk lebih memberikan perhatian yang banyak kepada Islam dan umatnya. Tentunya, agar di kemudian hari kita lebih terhormat. Betul?
Jadi, tak perlu merasa minder. Kita berjuang tanpa bosan, tanpa beban, dan tentunya tetap semangat. Buang jauh-jauh file minder dan rendah diri dari daftar file di direktori otak kita. Kita cerahkan masa depan hidup kita dengan rasa percaya diri. Apalagi, kita adalah pejuang Islam, tidak pantes bila kita malah tidak pede.