(Panjimas.com) – Pada edisi kemarin, kita udah nyimak bareng bahasan sejarah penuhanan Yesus oleh umat Kristen. Ternyata dasarnya adalah teologi trinitas. Nah, sekarang kita coba ketengahin gimana Islam memandang teologi trinitas.
Trinitasnya Kristen terdiri dari tiga oknum, yaitu Allah (tuhan bapak), Yesus (tuhan anak), dan Roh Kudus (malaikat). Yesus diposisiin sewujud dengan Allah, begitu juga Roh Kudus. Maka ketiganya dianggap sebagai tuhan, karena udah jadi satu kesatuan dengan tuhan yang semula, yaitu Allah. Ngerespon hal ini, Islam dengan tegas dan lugas bilang kalo Allah nggak mungkin punya anak, juga ortu.
“Dia (Allah) tidak beranak dan tidak diperanakkan.” (al-Ikhlas: 3)
Dengan tegas dan lugas pula, Islam nentang teologi trinitas secara langsung. Penganut teologi trinitas disebut sebagai pelaku penyimpangan dan penentang kebenaran.
“Sungguh kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah salah satu dari yang tiga. Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak) disembah selain Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (al-Maidah: 73)
Kayak yang udah kita tau dari tulisan edisi lalu, bahwa penyetatusan anak Allah buat Yesus adalah ide manusia yang terpengaruh ajaran agama-agama pagan, bukan kemauan Yesus sendiri, apalagi kemauan Allah swt.
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai, Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia,’ Jadikanlah aku dan ibuku dua tuhan lain selain Allah.’?” Isa menjawab, Mahasuci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya, maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku, dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sungguh Engkau mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” (al-Maidah: 116).
Yesus alias Nabi Isa as alias Isa al-Masih hanyalah seorang hamba dan utusan Allah swt.
“Sungguh al-Masih, Isa putra Maryam adalah utusan Allah.” (An-Nisa: 171)
Nah, maka itu kita sebagai Muslim nggak boleh menghina Yesus, nggak boleh ngolok-olokin dia. Karna beliau adalah rasul Allah (utusan Allah) yang harus kita akui sebagai konskuensi iman.
“Iman ialah percaya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, pertemuan denganNya, utusan-utusanNya, dan hari kebangkitan.” (Hr. Bukhari).
Namun beda, bentuk iman kepada Rasulullah Muhammad saw dengan para rasul sebelum-sebelumnya. Kalo kepada Rasulullah SAW, kita beriman bahwa beliau adalah nabi dan rasul, dan ngikut apa yang jadi ajaran beliau. Tapi kalo iman kepada nabi dan rasul lain, kita cukup mengakui aja bahwa mereka adalah utusan Allah yang diutus pada zaman dan kaum tertentu. Dan untuk saat ini, ajaran yang berlaku adalah yang dibawa oleh Rasululllah Muhammad saw sebagai penutup para nabi dan rasul.
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Al-Ahzab: 40)
Ayat ini secara sharih (jelas) negasin bahwa Rasulullah Muhammad saw adalah penutup para nabi alias nabi terakhir. Nabi saw sendiri pun ngilustrasiin dalam sebuah hadits:
“Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh perumpamaan diriku di antara para nabi sebelumku, seperti perumpamaan seorang yang sedang membangun rumah, dia memperbaikinya dan memperindahnya, kecuali satu bata sebelah sudut yang kosong. Maka manusia mengitari rumah itu, mereka heran dengannya, dan mereka berkata: “Kenapa yang ini tidak?” Akhirnya diletakkanlah batu bata di bagian tersebut.”Beliau bersabda: “Akulah batu bata tersebut, dan aku adalah penutup para nabi.” (Hr. Bukhari).
Nah,begitulah pandangan Islam terhadap teologi trinitas. Tegas bahwa teologi trinitas bertentangan dengan wahyu Allah SWT. Teologi tauhidlah yang kebenarannya nggak bakal terbantah. Maka itu, yuk bersyukur karna kita adalah Muslim! Wallahu a’lam.[IB]