(Panjimas.com) – Assalamu’alaikum, Sob, apa kabar nih? Masih sibuk ngobrolin Pokemon? Hehe…
Nama Pokemon sih udah dulu banget ada di negeri kita sebenarnya. Yaitu pada era 90-an. Waktu itu baru berupa film kartun anak di tivi. Lalu belakangan ini, saat teknologi gadget sebegini canggih, nama itu muncul kembali dan dalam waktu sangat singkat menjadi perbincangan hangat. Ia muncul sebagai sebuah permainan online yang setelah disingkap oleh para pakar, ternyata terdapat misi politis menyangkut ancaman kedaulatan negara di baliknya.
Yah, beginilah kehidupan, Sob. Maka Sobat Panjimas sebagai generasi penerus perjuangan para Nabi, mesti berusaha bersikap waspada dan jeli dalam merespon hal-hal baru yang muncul dalam kehidupan. Jangan mudah-mudahnya begitu aja menerima, pun jangan juga menolak seketika. Ingat, segala hal butuh proses. Mencermati sesuatu pun butuh proses. Ya, proses adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan. Namun sayang, kalangan anak muda, kadang, bahkan sering kali kurang sabar dalam berproses, maunya serba instan. Nah, mentalitas inilah yang mesti kita singkirkan dari kehidupan generasi muda Islam.
Ngomongin soal proses, dalam budaya negeri kita sejatinya ada suatu sarana yang bikin sebuah proses penting dalam hidup manusia itu terjadi secara menyenangkan, mengasyikkan. Proses penting itu adalah proses pembangunan karakter kebaikan, keberadaban, dalam diri manusia semenjak masa belia.
Sobat tau apa sarana itu? Yeah, ia adalah permainan tradisional. Permainan yang merupakan hasil kreasi nenek moyang, yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Sobat Panjimas yang berakhlaq mulia dan cerdas, marilah kita mencoba berinstrospeksi, kita tanyai dan jawab sendiri masing-masing diri. Sejauh mana kita berusaha mengenali berbagai macam permainan tradisional dan sejauh mana kita berusaha mengenali permainan-permainan yang berasal dari Barat?
Apakah produk-produk Barat yang masuk ke negeri kita, ke tengah-tengah kehidupan kaum Muslimin adalah lebih unggul dan hebat ketimbang produk asli nenek moyang kita sendiri? Apakah produk-produk budaya lama yang kita nggak tau siapa penciptanya dan cuma dikenalkan oleh orang-orang tau kita itu nggak mengandung makna dan pesan moral di baliknya? Ah, kiranya remaja Muslim mesti beristighfar yang banyak kalo sampai ngerendahin hasil kreasi para leluhur yang berupa barbagai macam permainan tradisional.
Nah, biar nggak lagi menganggap remeh hasil kreasi nenek moyang, yuk kita mulai mengungkap makna yang sebelumnya kita abaikan itu. Di bawah ini beberapa manfaat permainan tradisional. Yuk kita simak…
- Memancing sikap kreatif, inisiatif, dan inovatif.
Misal dalam bermain Dakon, kalo nggak nemuin kerikil sebagai alat bermain, kita akan terpancing untuk mencari alternatif benda lain. Mungkin biji-bijian atau benda serupa yang bisa ditemuin di sekitar.
- Mengasah kecerdasaan naturalis
Kecerdasan naturalis bakal terlatih karena alat-alat permainan tradisional berupa benda-benda alam, misalnya dari tumbuhan, batu dan pasir. Tempat bermainnya pun biasanya di ruang terbuka.
- Menumbuh-kembangkan kecerdasaan spasial.
Misalnya kemampuan bermain peran dalam permainan Engklek. Permainan ini mendorong kita mengenal konsep ruang dan berganti peran.
- Melatih kecerdasaan musikal.
Permainan tradisional banyak yang pakai lagu, misalnya Jamuran dan Cublek-cublek Suweng. Di sana pemain dituntut berkonsentrasi dalam menyanyi dan dengerinnya kalo pengin menang.
- Melatih kecerdasan spiritual
Anak akan memahami bahwa kalah dan menang bukanlah problem yang pelik. Kalah pun dibawa ceria, sehingga nggak memicu pertengkaran atau sikap rendah diri. Sebaliknya, menang pun nggak jadi alasan buat sombong. Karena keceriaan bersamalah yang ingin diperoleh dalam bermain.
- Melatih kecerdasaan intrapersonal dan interpersonal
Permainan tradisional bisa dimainin oleh kita dari berbagai usia, serta nggak lekang oleh zaman. Pemain yang belum paham caranya bisa belajar pada pemain yang udah ngerti, meski usianya masih dibawahnya.
- Melatih semangat kebersamaan
Nggak ada orang yang paling ungul, karena masing-masing punya kelebihan dalam setiap permainan yang berbeda. Hal ini dapat mengusir egoisme dan bikin sadar bahwa diri maupun orang lain sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan.
- Melatih kemampuan berinteraksi
Kebanyakan permainan tradisional melibatkan pemain lebih dari tiga orang, maka kemampuan interaksi dengan orang lain juga bakal terlatih.
Nah, itu dia, Sob, beberapa manfaat permainan tradisional. Dan asyiknya, permainan tradisional nggak cuma buat anak kecil aja. Remaja dan dewasa pun bisa memainkannya dan meraih manfaat baik pula.
- Menyehatkan badan
Banyak permainan tradisional yang meniscayakan adanya aktivitas berlari, melompat, dan sebagainya. Nah, berarti itu olah raga.
Prinsipnya, secara umum permainan tradisional punya karakteristik yang berdampak positif pada ruhiyah. Ia pun cenderung memanfaatkan alat atau fasilitas dari lingkungan tanpa harus membeli. Sehingga lebih ekonomis dan ekologis. Selain juga menuntut imajinasi dan kreatifitas yang tinggi.
Dan yang amat sangat penting, permainan tradisional melatih bagaimana berakhlaq baik, seperti semangat kebersamaan, kerja sama, kejujuran, tanggung jawab, lapang dada, percaya diri, dan taat pada aturan.
Nah, kalo gitu kita lupain Pokemon, kita mainin Congklak, Jamuran, dan lain-lain. Insya Allah permainan-permainan itu akan membawa barakah kalo kita ngelakuinnya dengan penuh penghayatan akan makna-makna dan pesan moralnya. Sepakat?!
Wallahu a’lam bishshawab. Selamat bermain, Sob. Wassalamu’alaikum. [IB]