JAKARTA, (Panjimas.com) – Saat ini sudah banyak para muslimah yang beraktivitas di dunia bisnis (usaha) dan tetap konsisten dengan busana muslim (hijab) yang dipakainya. Salah satu muslimah itu adalah sosok yang bernama Amaliah Begum, seorang Wirausahawan Sosial (Sociopreneur) yang aktif berkiprah dalam bidang bisnis yang berbasis sosial.
Awal mula muslimah ini menjalani bidang wirausaha adalah dengan usaha di ranah Fashion (busana muslim) dengan Brand EASTmayyaID, kemudian dirinya diamanahkan untuk menjadi Duta Hijab Dunia di Indonesia oleh tim Word Hijab Day dari Amerika Serikat.
“Yang pertama saya lakukan adalah membuat brand fashion (bisnis sosial) dengan nama @EASTmayyaID, kemudian saya menginisiasi Komunitas @HijraHeart Indonesia, sekaligus masih aktif mengajar Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris melalui @eddiraID. Selain itu, juga ada agenda tahunan yang diadakan dalam rangka Word Hijab Day,” tuturnya ketika diwawancara pada sebuah acara yang diselenggarakan oleh Rumah Hati pada Sabtu (21/4).
Untuk bisnis fashion yang ditekuni saat ini, muslimah hijaber itu mengatakan tidak murni bisnis karena ada unsur sosial yang dikembangkan, salah satunya menyisihkan keuntungan bisnis untuk para masyarakat yang membutuhkan bantuan, dan juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk program pelatihan juga pendampingan komunitas marjinal.
“@HijraHeart adalah komunitas bisnis sosial yang berkomitmen untuk bersinergi membantu sesama melalui program GATHERING & CHARITY yang cukup rutin diadakan, seperti memberi pelatihan kepada adik-adik panti. Jadi, @EASTmayyaID dan belasan bisnis lokal milik muslimahpreneurs di Indonesia bersatu dan berusaha mengaplikasikan konsep sociopreneurship bersama. Intinya, harus ada dampak baik yang kita beri bagi masyarakat dan lingkungan,” kata alumni FEB UI tersebut.
Perannya sebagai Duta Hari Hijab Dunia untuk Indonesia itu bukanlah atas keinginannya, melainkan penunjukan langsung dari teman-teman World Hijab Day (WHD) saat dirinya memperkenalkan bisnis sosial serta komunitas yang ia bangun. Siapa sangka, pihak WHD yang berbasis di kota New York malah memintanya menjadi ambassador mereka di Indonesia.
“Adapun latar belakang saya menjadi Sociopreneur adalah termotivasi dari almarhumah mama saya yang banyak memberi contoh baik dalam berbagai hal, termasuk tentang kedermawanan. Semangat ini yang ingin terus saya hidupkan dengan lebih sistematis melalui bisnis sosial serta komunitasnya, jadi kita sama-sama belajar untuk memberi dampak positif secara sosial dari bisnis dan kegiatan yang kita lakukan,” tandasnya.
Sederet prestasi dan dedikasi di bidang social entrepreneurship itulah yang menjadikan Rumah Hati mendaulatnya menjadi salah satu narasumber untuk berbicara dan memotivasi puluhan ikhwan dan akhwat dalam sebuah acara yang dilaksanakan di Jakarta pada (21/4) lalu. [ES]