ISTANBUL, (Panjimas.com) – Seorang gadis Muslimah berusia 12 tahun diserang di Toronto Jumat, (12/01) lalu oleh seorang pria yang 2 kali mencoba memotong jilbabnya dengan gunting, kemudian Ia melarikan diri, demikian menurut Kepolisian.
Kepada para wartawan, Khawlah Noman menuturkan bahwa dirinya sedang berjalan menuju ke sekolah bersama adik laki-lakinya, kemudian seorang pria mendatanginya dengan membawa gunting, pria itu mencoba memotong jilbab yang ia kenakan selama 2 kali, seperti dilansir Daily Sabah.
“Dia mencoba memotong jilbab saya dua kali,” pungkasnya.
“Saya merasa sangat ketakutan dan bingung, saya merasa tidak nyaman jika orang melakukan hal ini,” ujarnya.
Polisi Toronto mengidentifikasi penyerang tersebut sebagai seorang pria Asia yang mengenakan hoodie hitam dan kacamata. Pelaku diperkirakan berusia sekitar 20 tahun, tingginya hampir 6 kaki dan dengan postur sedang.
Pihak berwenang sedang menyelidiki insiden serangan tersebut, yang terjadi sekitar pukul 9 pagi (14.00 GMT) di dekat Sekolah Pauline Johnson di wilayah Toronto bagian Timur, demikian menurut juru bicara Kepolisian Katrina Arrogante saat diwawancarai AFP.
Petugas Jenifferjit Sidhu pada sebuah konferensi pers mengatakan bahwa Khawlah Noman telah berbalik dan menghadapi penyerangnya, Ia berteriak dengan suara keras untuk membuat penyerang takut dan kemudian Noman kabur bersama dengan adiknya.
Setelah itu, menurut Sidhu, gadis muslimah itu melihat potongan skeitar 12 inci dari bagian bawah di bagian belakang jilbabnya.
Khawlah Noman dan saudara laki-lakinya bergabung dengan sekelompok siswa lain yang juga berjalan menuju sekolahnya, demi keselamatan, namun kedua saudara itu terpisah dari kelompok di persimpangan.
Pada saat itu, kurang dari 10 menit setelah serangan pertama, pria yang sama tiba-tiba kembali. Sembari tersenyum melecehkan, pria itu diduga mencoba lagi untuk memotong jilbabnya, sebelum kemudian melarikan diri.
“Ini adalah tindakan kebencian yang pengecut, yang tidak mewakili siapa kita (sebagaimana warga Kanada),” demikian pernyataan Premier Ontario Kathleen Wynne dalam pesannya melalui Twitter.
Sementara itu, juru bicara Dewan Sekolah Distrik Toronto, Ryan Bird mengatakan kepada CBC bahwa pihaknya bekerja sama dengan kepolisian untuk menawarkan dukungan kepada Khawlah Noman dan keluarganya.
“Kita harus berdiri teguh dalam mendukung gadis muda ini yang diserang hanya karena mengenakan jilbab,” tegasnya.
Sekolah ini mendidik hampir 300 siswa taman kanak-kanak (TK) hingga siswa kelas 6 Sekolah Dasar (SD) yang mencakup “beragam latar belakang budaya dan sosial-ekonomi,” demikian menurut Dewan Sekolah Distrik Toronto.
Lebih dari dua pertiga (2/3) diantaranya berbicara bahasa selain bahasa Inggris di rumah.
Seperti di belahan dunia lainnya, Islamofobia telah menjadi masalah di Kanada. Sebagaimana dikethui, kini telah terjadi lonjakan serangan Islamofobia di negara ini dan Masjid-Masjid telah menjadi sasaran.
Pada bulan Januari 2017, seorang pria bersenjata membunuh 6 Muslim yang sedang menunaikan sholat di sebuah Masjid di Kota Quebec yang berbahasa Prancis.
Badan Pusat Statistik Kanada, Statistics Canada, menemukan bahwa terdapat peningkatan kejahatan kebencian terhadap umat Islam di Kanada mulai tahun 2014 sampai 2015, dari sebelumnya 99 insiden serangan Islamophobia kini melonjak menjadi 159 serangan, jumlah ini meningkat sekitar 60 persen.[IZ]