SRINAGAR, (Panjimas.com) – Institusi-institusi pendidikan di wilayah Kashmir ditutup untuk hari yang kedua berturut-turut sejak hari Jumat (13/10). Hal ini disebabkan kekhawatiran pihak berwenang India atas aksi demonstrasi mahasiswa yang menuntut dihentikannya serangan “braid-chopping” [pemotongan rambut kepang] pada perempuan Muslim Kashmir yang menyemai rasa takut dan panik selama sebulan terakhir.
Pemerintah daerah Kashmir yang disokong oleh India memberlakukan pembatasan-pembatasan yang bertujuan menggagalkan aksi demonstrasi perlawanan, serangan tersebut mengambil dimensi yang lebih besar dalam perselisihan mengenai wilayah tersebut.
Menurut polisi, setidaknya terdapat 100 insiden ”rambut kepang yang dipotong” berdasarkan laporan-laporan dari seluruh wilayah pada bulan lalu. Meskipun ada tawaran pemberian hadiah besar terhadap pelaku, namun belum ada penangkapan yang dilakukan sejauh ini.
Sebagian besar korban mengatakan bahwa mereka diserang di rumah-rumah mereka oleh penyerang bertopeng yang memotong rambut mereka, dengan beberapa diantaranya mengatakan mereka pertama kali disemprot dengan bahan kimia dan kemudian tidak sadarkan diri.
Di tengah rasa takut dan paranoia yang dipicu oleh serangan tersebut, ratusan kelompok-kelompok tak dikenal [vigilante ; main hakim sendiri] bermunculan menggunakan kapak-kapak, batang-batang besi, dan tongkat besi. Konflik vigilantisme tersebut sejauh ini mengakibatkan pembunuhan seorang warga sipil berusia 70 tahun di Kashmir Selatan saat tetangganya, yang menganggapnya sebagai pelaku pemotong rambut kepang, menyerang kepalanya dengan sebuah batu.
Serangan-serangan lain terhadap orang yang dicurigai sebagia pelaku pemotong rambut kepang, termasuk sekelompok “backpacker” [turis penjelajah dengan tas punggung] harus diselamatkan dari sebuah gerombolan yang bermaksud menyerang mereka.
“Saya tidak keluar rumah setelah jam 07.30 malam,” ujar Asif Nazir, seorang ahli profesional komputer, saat berbicara dengan Anadolu Agency.
“Saya merasakan ketakutan untuk berjalan-jalan dalam waktu lama di malam hari seperti yang telah terjadi pada bulan terakhir ini”, pungkasnya.
Diduga Didalangi Pasukan India
Sementara banyak pihak menuduh badan intelijen, tentara, dan polisi India atas serangan-serangan tersebut, namun pasukan India membantah sebagai pihak yang bertanggungjawab.
Insiden “pemotongan rambut kepang” tampaknya pertama kali dimulai di India Utara dengan lebih dari 1.500 kasus dilaporkan di Bihar, Uttar Pradesh dan Haryana, Namun tidak ada pelaku yang ditangkap.
Beberapa spesialis kesehatan mental India menyalahkan serangan tersebut yang mengakibatkan histeria massal, yang – meski benar ataupun tidak – rakyat Kashmir menjadi sasaran, karena konflik yang telah berlangsung puluhan tahun itu kemungkinan besar menyebabkan banyak gangguan traumatis.
Sementara itu Kashmir, merupakan wilayah Himalaya dengan mayoritas berpenduduk Muslim. Sebagaimana diketahui, Dataran Kashmir merupakan wilayah sengketa yang diklaim oleh India maupun Pakistan.
India dan Pakistan telah terlibat dalam tiga peperangan di tahun 1948, 1965, dan 1971, sejak wilayah itu terpecah di tahun 1947, dimana kemudian berdiri Republik Islam Pakistan. Sejak saat itu, kedua negara berkonflik dan bersengketa atas wilayah Kashmir.
Sejak tahun 1989, kelompok-kelompok perlawanan Kashmir di wilayah yang dikuasai India (IHK), telah berjuang melawan kekuasaan India demi kemerdekaan atau penyatuan wilayah Kashmir dengan negara Pakistan.
Lebih dari 70.000 warga Kashmir telah tewas sejauh ini dalam kekerasan disana, sebagian besar dari mereka tewas dibunuh oleh pasukan India. Untuk diketahui, pemerintah India mengerahkan lebih dari setengah juta prajurit militer di wilayah Kashmir yang dikuasai India (IHK).
India menuduh Pakistan mendukung sentimen separatis di Kashmir, namun Islamabad membantahnya. Kedua negara mengklaim Kashmir secara keseluruhan dan mengendalikan berbagai bagiannya.
Selain itu ada bagian dari wilayah Kashmir yang juga dipegang oleh China.[IZ]