GAZA, (Panjimas.com) – Puluhan pasien kanker perempuan di wilayah Jalur Gaza baru-baru ini melancarkan aksi protes menentang larangan bepergian untuk berobat ke luar Palestina oleh Israel, dilansir dari Daily Sabah.
Puluhan pasien kanker Gaza tersebut juga menuntut perawatan medis di luar wilayah Jalur Gaza. Selama aksi demonstrasi, para perempuan mengusung poster-poster yang menuntut diizinkannya mereka bepergian dalam rangka mendapat perawatan medis di wilayah Tepi Barat dan Israel.
Mereka mendesak pemerintah Palestina, organisasi internasional dan lokal serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk segera bertindak tanpa penundaan.
“Israel menolak 62 persen [pasien kanker] perempuan yang ingin dirawat medis di luar Gaza,” pungkas Feryal Sabit, Direktur Pusat Kesehatan Perempuan (Women’s Health Center).
Sejak pelarangan tersebut yang diterapkan pada tahun 2006, aksi demonstrasi publik pertama diorganisir oleh para pasien Gaza menentang larangan Israel digelar pada bulan Januari tahun ini, seperti dilansir surat kabar Israel Hareetz.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, 1.500 warga Gaza di-diagnosis menderita kanker setiap tahunnya. Oleh karena jumlah pasien kanker meningkat secara signifikan, warga Gaza tidak diperbolehkan bepergian keluar Jalur Gaza untuk menjalani perawatan medis.
Jalur Gaza menghadapi kondisi kemanusiaan yang terus memburuk, termasuk krisis listrik parah dan kekurangan air bersih. Gaza dengan jumlah sekitar 2 juta penduduk itu juga memiliki tingkat pengangguran tertinggi di dunia dan mengalami 3 perang dengan Israel sejak tahun 2008.
Gaza berada di bawah blokade Israel selama sekitar satu dekade (10 tahun), sementara itu wilayah perbatasannya dengan Mesir juga sebagian besar ditutup dalam beberpa tahun terakhir.[IZ]