SOLO (Panjimas.com) – Komunitas Muslimah Nurul Huda bersama Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid menggelar Kajian Muslimah di Masjid Nurul Huda, kompleks Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS), Jebres, Solo, Rabu (12/4/2017).
Menghadirkan Peggy Melati Sukma, kajian mengambil tema “Menjadi Muslimah Pejuang”, diikuti puluhan Muslimah Solo.
“Kita mesti berjuang, menjaga iman kita, menjaga tubuh kita, menjaga rahim kita. Muslimah harus begitu, karena Allah akan titipkan penerus pejuang Islam,” katanya.
Sebagai Muslimah harus punya mental pejuang karena kita awal dari calon pejuang. Menurut Peggy, menjadi Muslimah
harus tahu bahwa fisik dan segalanya milik Allah. Jika paham akan hal itu, hidup sebagai Muslimah mudah menerima dan bersyukur kepada Allah.
“Sikap yang saya ucapkan ini harus diperjuangkan. Kalau kita tidak memelihara semangat juang sekarang menjadi seorang Muslimah, bisa jadi kita terus menyesal bisa jadi menuntut Allah tidak adil. Kita perjuangkanterus bahwa fisik kita miliknya Allah maka kita akan yakin bahwa semua ini milik Allah,” ucapnya.
Peggy menjelaskan bahwa Perempuan juga wajib berjihad. Jihad perempuan adalah taat kepada suami dan menjadi pemimpin anak-anaknya. Hal ini bukan berarti membatasi gerak Muslimah untuk ikut terjun ke ruang publik.
“Jihadnya perempuan menggauli suami dengan baik dan mengurusi anak-anaknya. Itu sama dengan laki-laki yang keluar berperang. Lho berarti perempuan nggak boleh keluar ke ruang publik? Nggak ada dalilnya. Boleh asal memperhatikan tanggung jawab sebagai perempuan, istri dan ibu itu keutamaan,” tandasnya.
Perempuan adalah pemimpin bagi anak-anaknya di rumah. Terhadap suami menghormati, kata dia meski sibuk aktif di luar, tetap memperhatikan tanggung jawab sebagaiMuslimah, istri dan ibu bagi anaknya.
“Dengan suami kita harus menghormati, meski bisa aktif di ruang publik, tidak boleh menggugurkan aturan kita dan aturan dari Allah. Kalau kita tidak memperjuangkan perilaku kita, kalau nggak kita jaga bisa bosen, basi, bisa ngerasa dia lagi, dia lagi,” ungkapnya. (SY)