SOLO (Panjimas.com) – Pemerhati Parenting, Sinyo Egie mengatakan banyak nilai positif dengan kehadiran media gadget di lingkungan keluarga, tapi juga ada negatifnya bagi anak. Dia menjelaskan hal itu saat menjadi pemateri Kajian Umahat di Masjid Fatimah, Singosaren, Serengan, Solo, Jawa Tengah, pada Senin (27/3/2017).
“Sekarang banyak ibu-ibu demam gadget, mau makan foto dulu, mau masak foto dulu. Ini yang saat ini terjadi. Selama ini kalau saya tanya orang tua prioritas utama dalam keluarga apa? Anak, biar anak bisa jadi anak pintar, anak shaleh itu ya. Tapi sebetulnya prioritas utama dalam keluarga adalah harmonisnya orang tua, karena akan berefek pada anak, anak mereka akan mencontoh kalau bapak ibunya harmonis,” kata Founder Yayasan Peduli Sahabat itu.
Lebih lanjut, Sinyo menjelaskan munculnya Gadget saat ini bisa menumbuhkan kreativitas dan pengetahuan. Dia menambahkan gadget bisa menjadi alat penyaluran emosi dan interaksi ataupun kompetisi.
“Contohnya ojek online, paling tidak minimal bisa membuka lapangan kerja, ini berkat kreativitas. Penyaluran emosi, wanita itu butuh, makanya ibu-ibu itu cerewet. Nah anak-anak juga main gadget untuk penyaluran emosi, makanya mereka teriak-teriak waktu ngegame. Yang penting perlu diganti teriakkan mereka dengan kata-kata yang baik,” ujar dia di hadapan ratusan umahat.
Selain itu, interaksi kompetisi dan skil motorik anak dapat terasah dengan adanya Gadget di tangan anak-anak. Pesan dia asalkan diatur dan dipantau dalam penggunaannya. Sebetulnya media ini manfaatnya banyak, kata dia ada permasalahan sudah menstigma media ini buruk.
Sinyo menambahkan beberapa nilai negatif seringnya anak menggunakan gadget akan kehilangan fokus dan penurunan fisik, mental dan radiasi. Membuka media gadget di kegelapan dapat membuka kran otak seperti dihipnotis.
“Karena kita dicekoki terus oleh media maka akan banyak kehilangan fokus. Contoh ketika kita sedang menyuapi anak, sedang dia asyik pegang gadget atau sambil nonton TV, anak ini kena stimulus 5, sementara ibu hanya ngasih stimulus 1, wajar kalau dia hanya gini, nyam-nyam,” ucapnya sambil memperagakan ekspresi seorang anak. [SY]