NEW YORK, (Panjimas.com) – Kepolisian New York [NYPD] kini sedang menyelidiki kejahatan kebencian pasca insiden serangan oleh 3 Pria yang berusaha melepas paksa jilbab seorang gadis Muslim di stasiun kereta bawah tanah New York, demikian pernyataan pihak berwenag pada hari Jumat (02/12) pekan lalu.
Insiden ini terjadi pada sekitar jam 10 malam pada Kamis (01/12) ketika Muslimah berusia 18 tahun yang tidak disebutkan namanya didekati oleh 3 Pria di area jalur nomor 6 di stasiun kereta api di Manhattan , kata Detektif NYPD, seperti dilansir Anadolu.
Menurut laporan CBS New York, Muslimah itu bernama Yasmi Seweid (18 tahun), yang cukup trauma dengan kejadian itu, di East 23rd Street and Park Avenue, sepulang kegiatan sekolahnya di Baruch College.
Yasmin Seweid mengatakan dirinya diserang dengan hinaan dan kata-kata kebencian oleh 3 pria kulit putih yang sedang mabuk.
“Mereka mengelilingi saya dari belakang, dan mengatakan, “Oh Lihatlah, dia seperti “terroris”, pungkasnya, Saya tidak menjawabnya, Mereka merebut tas saya dan merobeknya, dan kemudian dengan tenang Saya menanggapi ketiga pria itu, “Bisakah kalian meninggalkanku sendiri?”, dan semua orang kemuian melihat kejadian itu, tapi tak ada satupun dari mereka yang bicara, mereka tampak tak menghiraukan insiden itu.” jelas Seweid
Yasmin Seweid juga menuturkan bahwa tak ada seorang pun yang membelanya ketika 3 pria kulit putih itu ingin melepas paksa jilbab yang ia kenakan.
“Mereka berkata, “ Kamu tidak pantas berada disini, keluar dari negara kami, kembali ke negaramu, “
Para pria itu meraih tasnya dan merobek talinya, sebelum kemudian mereka mencoba untuk menarik jilbab dari kepala gadis Muslim berusia 18 tahun itu.
Laporan-laporan media NYC mengatakan selama serangan ketiga pria mabuk itu berulang kali meneriakkan nama Donald Trump dan menghina muslimah itu dengan kalimat “[sumpah serapah] teroris”.
Para pria itu segera melarikan diri setelah Muslimah itu berlari ke arah petugas polisi untuk melaporkan kejadian tersebut, demikian menurut catatan Kepolisian.
Gubernur New York Andrew Cuomo bersumpah bulan lalu untuk melawan “ledakan kejahatan kebencian” di seluruh negara bagian sejak terpilihnya Donald Trump.
Gubernur New York itu mengatakan bahwa satuan polisi khusus akan dibentuk untuk menyelidiki kejahatan kebencian dan Cuomo menjanjikan bantuan dana hukum bagi para imigran yang tidak mampu membela diri mereka.
[Serangan-serangan] itu adalah respon terhadap janji kampanye Trump untuk mendeportasi para imigran gelap dan khususnya, menargetkan para imigran Muslim yang datang ke AS
Sebuah laporan yang dirilis Southern Poverty Law Center (SPLC), sebuah kelompok advokasi hukum terkemuka AS, mengatakan terdapat 437 insiden intimidasi terjadi di minggu setelah pemilihan presiden AS, yang menargetkan warga kulit hitam, Muslim, imigran, perempuan dan anggota komunitas LGBT.
Kelompok ini juga mengatakan tingkat serangan kebencian itu bahkan lebih tinggi dari momen pasca serangan 9/11. [IZ]