PARIS, (Panjimas.com) – Sejumlah besar pemuda-pemudi Muslim Perancis mendukung pandangan Islam yang konservatif, termasuk diantaranya mengenakan cadar wajah dan menyetujui poligami, demikian menurut sebuah hasil penelitian terbaru.
Namun, sebagian besar penduduk Muslim menurut penelitian masih menerima hukum sekuler Prancis, demikian menurut laporan media Jerman, Deutsche Welle.
Hasil survei pun menunjukkan bahwa 29 persen responden meyakini hukum Syariah lebih penting daripada hukum sekuler Perancis, mengutip laporan “Le Journal du Dimanche” pada hari Ahad, (18/09) pekan lalu.
Sebuah lembaga pusat penelitian Perancis, Institut Montaigne, mengadakan jajak pendapat yang melibatkan lebih dari 1.000 Muslim Perancis. Kesemua responden berusia lebih dari 15 tahun. Selain itu survei tersebut dilakukan baru-baru ini, sebelum terjadinya insiden serangan truk di Nice serta perdebatan mengenai pelarangan burkini di pantai-pantai Perancis.
Menurut hasil jajak pendapat Ifop, sekitar 20 persen pria Muslim dan 28 persen Muslimah diketahui mendukung penggunaan burqa, yang menutupi seluruh wajah. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa para Muslimah dinilai lebih konservatif pada beberapa isu-isu lain.
Laporan Institut Montaigne membagi para responden dalam tiga kelompok, dengan salah satunya adalah kelompok yang “benar-benar sekuler” dimana paling banyak dengan jumlah 46 persen dari total.
Kelompok kedua, sebesar 25 persen para responden yang disurvei, sangat “bangga menjadi Muslim” serta menerima pembatasan agama dalam domain publik, menentang burqa dan poligami, tetapi juga menginginkan lebih banyak ruang-ruang untuk agama bagi mereka di lapangan kerja.
Sisanya, kelompok ketiga adalah sebesar 29 persen dari para responden. Segmen ini terdiri dari populasi Muslim yang “sebagian besar masih muda, berketerampilan rendah, dan memiliki tingkat partisipasi rendah di pasar tenaga kerja di pinggiran kota. Bagi Mereka, “Islam adalah jalan dan cara bagi mereka untuk menegaskan identitas diri mereka di pinggiran masyarakat Perancis,” Laporan itu pun menunjukkan, bahwa mayoritas dari mereka menyetujui burqa dan poligami.
Sekitar setengah dari para responden ini berusia lebih muda dari 25 tahun dan berada dalam kategori kelompok ketiga ini.
Jajak pendapat ini menemukan bahwa Muslim yang lebih tua pada umumnya menampilkan sikap yang lebih moderat. Sementara itu, sebanyak 29 persen dari para responden Muslim mengaku bahwa mereka sangat sering menunaikan Shalat berjamaah di Masjid dalam seminggu.
Beberapa isu-isu yang terbukti memiliki dukungan luas di semua kelompok yang disurvei. Misalnya, adalah 8 dari 10 responden berpandangan bahwa kafetaria sekolah-sekolah di Perancis harus menawarkan pilihan makanan halal kepada para siswa Muslim, Namun terkait isu makanan halal ini, beberapa kota di Perancis telah menolak penyediaan makanan halal itu, karena menuding kebijakan semacam itu adalah tindakan intervensi ajaran agama ke sekolah-sekolah.
Selain itu, dua-pertiga (2/3) dari para responden mengatakan bahwa mereka mendukung hak-hak untuk memakai jilbab. Sebagaimana diketahui, pemakaian jilbab dilarang sebagai simbol agama di sekolah-sekolah dan universitas-universitas di Perancis.
Meskipun terdapat dukungan luas untuk hak-hak pemakaian jilbab, dua pertiga dari para responden wanita mengatakan mereka sendiri belum mengenakan jilbab.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah Muslim yang berusia 15 tahun keatas berjumlah 5,6 persen dari total penduduk Perancis, tetapi persentase itu lebih besar di antara generasi muda. [IZ]