VALENCIA, (Panjimas.com) – Departemen Pendidikan di Valencia, Spanyol memerintahkan Sekolah Tinggi Benlliure untuk mengizinkan mahasiswa Muslim Spanyol mengenakan jilbab di kelas-kelas setelah mereka mengeluhkan bahwa larangan itu suatu tindakan yang diskriminatif.
Takwa Rejeb, seorang Muslimah yang dilarang mengenakan jilbab oleh sebuah lembaga pelatihan, telah memicu kontroversi di Valencia Spanyol.
Rejeb, pada hari Selasa (20/09) akhirnya diizinkan untuk mengikuti pembelajaran di kelas dengan jilbabnya setelah pemerintah daerah Valencia mempertimbangkan ini.
Sementara itu, masalah terkait isu penggunaan jilbab telah menjadi subyek perdebatan di Spanyol. Hingga saat ini belum ada hukum yang melarang segala jenis pemakaian jilbab di tempat umum bahkan meliputi burka ataupun niqab seperti di negara tetangga Perancis.
Pengecualian bagi Takwa Rejeb untuk mengenakan jilbab di kelas, ternyata menghasilkan kegelisahan di Spanyol, di mana umat Muslim disana mencakup 4 persen dari total populasi Spanyol 46,5 juta jiwa.
“Saya lebih bahagia sekarang karena satu-satunya hal yang saya inginkan adalah menggunakan hak-hak saya untuk belajar,” kata Rejeb, Muslimah berusia 23 tahun itu, yang lahir di kota Valencia, sementara orangtuanya berasal dari Tunisia.
“Saya bukan aktris sirkus yang aneh, Saya hanyalah seperti orang-orang lain pada umumnya, seorang mahasiswa,” kata Rejeb. Asosiasi anti-diskriminasi, SOS Racism, mengadvokasikan kasus Takwa Rejeb dan berhasil, setelah sebelumnya Muslimah ini dilarang mengikuti proses pembelajaran di lembaga pelatihan profesional Benlliure di Valencia pada 8 September.
Menurut pengacara Francisco Solans, Presiden Regional Asosiasi SOS Racism, lembaga pelatihan profesional Benlliure telah meminta Takwa Rejeb untuk mengikuti aturan internal yang melarang setiap siswa dari masuk kelas dengan kepala mereka ditutupi (seperti jilbab),” baik itu topi, ataupun kerudung.
Menghadapi kontroversi yang dipicu oleh kasusnya itu, pemerintah daerah Valencia memaksa lembaga pelatihan Benlliure untuk memperbolehkan Rejeb mengenakan jilbab di kelas. Dalam sebuah pernyataan pemerintah Valencia, “Otoritas Pendidikan telah menjamin hak-hak pendidikan bagi para siswa dan dia (Rejeb) akan dapat mengikuti semua pelajaran dengan jilbab.”
Francisco Solan berbicara kepada AFP, bahwa keputusan pemerintah Valencia itu adalah “kemenangan dan pengakuan konstitusional atas kebebasan, hak-hak kebebasan berekspresi, kebebasan beragama selama ketertiban umum dihormati, hak atas pendidikan dan kesetaraan.”
Solan mengatakan terdapat pula kasus-kasus serupa di tempat lain yang diselesaikan melalui mediasi.”, imbuhnya.[IZ]