SOLO,(Panjimas.com) – Keindahan Surga bagi Peggy Melati Sukma yang telah berhijrah menjadi pendakwah dari gemerlapnya dunia artis, tidak akan bisa digambarkan dengan apapun juga. Saat ini dirinya yang telah disebut ustadzah itu, fokus memahamkan aqidah Islam dari pengalaman hijrahnya.
“Kita ini semuanya merugi, kecuali apa, ada tiga yaitu beriman, yang kedua beramal sholeh, dan yang ketiga saling menasehati sesama” kata Peggi mengawali kajian di Masjid Rohmah, Kerten, Laweyan, Solo, Senin (5/9/2016).
Mantan aktris yang punya jargon “Pusiiiiing” itu, menjelaskan dengan ringan untuk bermunajat kepada Allah sangatlah mudah. Syaratnya tawakal harus dilakukan, sedang hasilnya yang menentukan Allah.
“Allah tidak akan merubah suatu kaum, jika kaum itu tidak mau merubahnya. Jadi bunda, ayahanda, kita mesti bertawakal terus, kita lakukan terus, hasilnya nanti yang menentukan Allah. Kita mau jadi kayak gini, mau jadi apa itu sudah Allah yang nentukan” kata penggiat aksi kemanusiaan tersebut.
Ustadzah Peggy mengatakan ibarat waktu dibagi maka seperempatnya digunakan untuk bermunajat pada Allah. Ciri orang yang beruntung, yakni beriman, beramal sholeh, dan orang yang menasehati tidak lepas dari taqorub, munajat, muhasabah dan bekerja mencari nafkah.
“Orang-orang yang beramal sholeh, beruntung dia karena waktunya dipakai bertaqorub, bermunajat, bermuhasabah, bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena Allah. Jadi dalam Islam jika kita beribadah pada Allah bukan berarti meninggalkan dunia, bekerja cari nafkah mesti iktiyar, itu bagian dari mengisi waktu hidupnya” ucap penulis buku “Kujemput Engkau di Sepertiga Malam” itu.
Pengalaman hidup Peggy juga diungkapkan, manakala dirinya jatuh dalam keterpurukan melepas dunia hiburan, tanpa harta tanpa popularitas. Namun hal yang membahagiakan baginya, adalah ketenangan hidup, tanpa terlilit hutang.
“Dulu waktu jadi artis baju saya satu meter cukup, tapi setelah mengenal Islam sekarang empat meter gak cukup. Itu paling untuk satu set, minim sehari ganti bisa empat belas set kalu ganti dua kali, dari gamisnya, dalamannya, krudungnya ya. Kalau harus beli dalam proses hijrah duit dari mana, namun ini keajaiban saya bermunajat pada Allah. Itu kalau dipikir ya pusiiiiing, pokoknya pasrah aja pada Allah. Saya saat ini sudah tidak punya hutang itu yang bikin tenang” ujarnya.
Hal yang “jorokpun” juga pernah dilakukan Peggy sampai sekarang, jika di toilet ada orang yang lupa atau kurang bersih, dirinya tidak sungkan membersihkannya demi untuk bertaqorub pada Allah.
“Melihat kotoran atau apa, maaf saya bukan sombong atau riya saya mohon ampun pada Allah jika ada perasaan itu. Ini hanya ingin menginspirasi bunda dan ayahanda, jika itu di toilet ada kotorannya saya siram sampai bersih. Ini sedekah, karena saya gak bisa sedekah dengan harta. Kata Nabi sedekah tidak harus dengan harta” kisahnya.
Tak hanya itu, Ustadzah Peggy juga mengajak jamaah untuk banyak bersedekah, aktifitasnya di kegiatan sosial membutuhkan banyak dana. Baginya keajaiban munajat pada Allah menghampiri dirinya, aliran dana, orang bersedekah, membantu aksinya membuat dirinya merasa tidak masuk akal.
“Kalau Allah itu sudah berkehendak, tidak ada yang bisa menghentikan. Ini aliran dana dari orang yang bersimpati kegiatan yang saya gulirkan tidak pernah berhenti. Mereka kirim baju itu pernah sehari sampai 60 set. Tapi kan gak mungkin saya pakai semua, lha ini saya berikan untuk hadiah yang mau bersedekah minimal 200 ribu” kata Peggi yang masih gulirkan program bersalin di jalur Gaza itu. [SY]