SOLO, (Panjimas.com) – Panas terik matahari tidak dihiraukan 200 Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD II Solo untuk melakukan aksi damai kampanye “Stop Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak” di bundaran Gladak jalan Slamet Riyadi, Solo, Sabtu (4/6/2016).
Hani aktifis Muslimah HTI sebagai orator pertama mengatakan bahwa saat ini muncul kondisi yang tidak aman bagi perempuan dan anak-anak, menurutnya kejahatan mulai mengintai para wanita bahkan nyaris tidak berhenti.
“Kita tentu tak lupa dengan tragedi Yuyun, gadis belia (14) yang diperkosa dan dibunuh oleh 14 pemuda yang berpesta miras. Juga tragedi Eno, diperkosa dan dibunuh secara keji dan biadab, betul? Betul” ujar Hani juga aktifis mahasiswa Universitas Sebelas Maret.
Hani menunjukkan data catatan Komnas Perempuan bahwa sejak tahun 2001 sampai 2012 sudah terdapat 35 perempuan Indonesia menjadi korban kekerasan seksual setiap harinya,. Tidak hanya itu, selama 15 tahun terakhir, setiap 2 jam sekali setiap perempuan mengalami pemerkosaan.
“Bahkan didaerah Soloraya, setiap tahun data menunjukkan peningkatan, tahun 2015 saja mengalami 40 persen peningkatan. Apakah ini angka yang sedikit saudariku? Tidak” imbuh Hani.
Hal ini dibenarkan Habibah korlap aksi, dirinya merasa prihatin dengan meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan anak setiap tahunnya. Untuk itu dirinya dan teman muslimah HTI memberikan solusi hanya kembali pada sistem Islamlah hal ini dapat terselesaikan.
“Kami ingin mengedukasi pada masyarakat bahwa solusi Islam yang hanya mampu mengusung secara komprehensif, kuratif dan prefentif terhadap kasus kekerasan seksual” tuturr Habibah.
Hani bersama Muslimah HTI akan melanjutkan aksinya beraudiensi pada DPRD Solo dan lembaga terkait dalam bidang Perempuan dan Anak.
“Kami akan datang ke DPRD dan akan kami sampaikan permasalahan ini tidak akan selesai tanpa penerapan Islam secara Kaffah dalam bingkai daulah khilafah Islamiyah ala minhajin Nubuwah” pungkasnya. [SY]