(Panjimas.com) – Lidah merupakan sebuah indra pengecap yang tak bertulang, ia memiliki keunggulan diantaranya memindahkan makanan dari satu tempat ketempat lain. Lidah juga memiliki peranan pada seseorang dalam berbicara. Dengan lidah seseorang mampu mengucapkan kata-perkata menjadi makna.
Mungkin kita sering mendengar kata “Mulutmu Harimaumu”, sebuah kata penuh makna yang menandakan bahwa lidah punya peranan penting dalam berucap. Lidah dapat menjadi bumerang bagi diri seseorang yang tak pandai mengontrol diri. Lidah dapat mencari harimau yang bengis, yang tak memikirkan apa yang ada dihadapannya. Dia tak peduli orang lain tersakiti, terdzolimi akibat lidahnya yang mampu mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. Namun, sebaliknya lidah juga dapat memberi kesejukan, ketentraman, bahkan hidayah jika dipergunakan oleh orang yang pandai dalam mengontrol emosi jiwa.
Seringkali, perkataan buruk muncul dari emosi yang tak terkendali. Banyak orang tua mudah sekali berkata buruk pada anak dengan lontaran tanpa bersalah memberi doktrin buruk dibenak anak. Hal tersebut memberi dampak buruk bagi perkembangan anak dimasa yang akan datang. Anak akan meniru apa yang kalian ucapkan. Begitu pula ia akan menjadi apa yang kalian berikan terhadap dirinya. Oleh karena itu berbicaralah yang baik atau diam ketika emosi sedang tidak stabil.
Abu Hurairah radhiallahu anhu beliau berkata, Rasulullah bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْلِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka berbicaralah dengan baik atau diam“.(HR. Bukhari-Muslim)
Berkata baik merupakan salah satu pintu dari pintu-pintu shodakoh, hal ini sebagaimana tersirat dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda:
`
كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ صَدَقَةٌ,كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ:يَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صََدَقَةٌ,وَيُعِيْنُ
الرَّجُلَ عَلىَ دَابَّتِهِ فَيَحْمِلُ عَلَيْهَا أَوْيَرْفَعُ مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَاْلكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقٌَ….
“Setiap persendian tubuh manusia (membutuhkan) sodaqoh setiap hari tatkala terbit matahari, berbuat adil di antara dua orang adalah sodaqoh, menolong orang menunggangi hewan tunggangannya juga mengangkat barang bawaannya adalah sodaqoh dan berbicara dengan kalimat yang baik adalah sodaqoh“.
Bahkan orang yang berkata baik akan dijauhkan dari api neraka sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Adi’ bin Hatim radhiallahu anhu bahwa Nabi bercerita tentang api neraka kemudian beliau memalingkan wajahnya sambil minta perlindungan darinya, lalu bercerita tentang api neraka kemudian beliau memalingkan wajahnya sambil minta perlindungan darinya, kemudian bersabda:
ِاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
“Jagalah diri kalian dari api neraka walau dengan sebelah kurma barang siapa yang tidak mendapatkannya maka dengan ucapan yang baik“.
Berikut perkataan yang sering diucapkan orang tua saat marah, emosi tak terkendali! Beserta ucapan yang benar:
- “Dasar anak bodoh, anak tolol, anak bego” ketika ia tidak mengerti apa yang anda perintahkan.Tapi katakanlah “Bagus anak pintar, anak pandai, anak cerdas.” Ada juga orang tua yang melontarkan kata pada anaknya saat dia marah-marah, “Mampus kamu, mati kamu, celaka kamu”, ketika ia kena musibah karena perbuatannya. Janganlah mengatakan hal tersebut. Namun, katakanlah “Semoga Allah SWT memberkatimu, semoga Allah memberimu kesehatan dan keselamatan, semoga Allah selalu menjagamu.”
- “Dasar tak tahu diuntung, anak tak tahu diri, tak tahu adab” ketika ia mengusik ketenanganmu atau mengganggu temannya. Rubahlah dengan ucapan “Kemarilah minta maaf kepada ayah, kepada ibu, minta maaf kepada temanmu.”
- “Rasakan! Diam dasar anak cengeng, anak manja” ketika ia menangis karena jatuh atau mengadu sakit”. Namun, katakan “Jangan menangis nak, ini adalah takdir Allah, apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, segala puji bagi Allah atas segalanya.”
- “Anak kurang ajar” ketika ia berbuat jahil atau berkata kotor. Do’akanlah dengan “Anak shalih tidak boleh berbuat seperti itu” “Allah tidak suka pada anak yang berkata seperti itu.”
- “Awas ayah pukul nanti” ketika memberi peringatan. Ingatkanlah kepadanya “Nak, jangan sampai Allah marah padamu.”
- “Pergi sana! Ayah sedang sibuk” “Pergi sana! Ayah sedang ada tamu.” Pahamilah keinginannya dengan “Kemarilah, ada apa geranganmu?”
Ingatlah wahai ayah dan ibu, kalian adalah suri tauladan bagi mereka yang mereka contoh dikemudian hari. Kalianlah obor penyemangat hidupnya dikala ia tertimpa musibah, ucapkanlah do’a disetiap ucapanmu. Kalianlah yang akan membutuhkan pertolongannya dikala kalian menemui ajal dengan do’a dari mereka anak yang shalih. Oleh karena itu, jadikanlah mereka anak shalih, dengan tata cara kalian berbicara lemah lembut yang akan mengandung do’a untuk kebaikan mereka.
“Sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidaklah ada pada sesuatu kecuali ia akan menghiasinya. Dan tidaklah sifat lemah lembut itu tercabut dari sesuatu kecuali akan menjadikannya buruk.” (HR. Muslim).