(Panjimas.com) – Di negara kita Indonesia, sampah plastik terserak di mana-mana udah jadi pemandangan biasa. Di jalan-jalan (nggak cuman di tepiannya), di pasar, di sekitaran mall, di halaman perkantoran. Di area sekolah, kampus, bahkan masjid. Atau juga di rumah. Tak cuman di luaran, tapi juga di dalamnya.
Pertanyaannya, apakah kita merasa fine-fine aja ngeliatnya? Dan apa kita (remaja Muslim) juga termasuk oknum yang berperan nyiptain pemandangan kayak gitu?
Kalo “iya” adalah jawabannya, alhamdulillah. Berarti kita ksatria. Ya, ksatria pemalas dan belum ngerti gimana bersyukur atas nikmat Allah SWT.
Hehehe… bingung ya? Bingung apa maksudnya? Kalo iya, artinya gelar kita nambah dong. Jadi “ksatria bingung pemalas”. Kereeen. Ayo istighfar dulu, astaghfirullahal adziim…
Hmmm… gini lho maksudnya. Kita nyebut ksatria, karna kita jujur bahwa emang udah kebiasaan buang sampah sembarangan. Malas, karna jelaslah, orang yang suka buang sampah sesuka hati kan pemalas. Maunya praktis aja, nggak mikir apa efek ke depannya, dan dampaknya bagi orang lain. Betul? Udah, ayo kita anggukin kepala bareng-bareng.
Udah gitu, sekarang kita coba bareng-bareng mikir, apa aja dampak negatifnya kalo kita kebiasaan buang sampah sembarangan.
Pertama, Pemandangan Jadi Nggak Indah
Sobat Panjimas, cobalah kita tanyain nurani kita masing-masing. Manusia memiliki fithrah yang cenderung cinta kepada kebersihan dan keindahan. Kalo lingkungan bersih dan indah, secara psikologis akan bikin suasana hati dan pikiran jadi nyaman dan jernih. Bener?
Kita coba aja belajar di tempat yang bersih, rapi, indah, maka akan bikin kita merasa betah. Karna itu, makanya saat ini pemarintah lagi ngadain program Adiwiyata. Yaitu penghargaan buat sekolah yang suasananya bersih, hijau, dan indah.
Rasul SAW pun bersabda bahwa Allah itu Mahaindah dan menyukai keindahan. Nah, artinya kita sebagai muslim diamanahi untuk nyiptain suasana yang indah di bumi ini. Itulah salah satu fungsi kita sebagai khalifah fil ardh.
Kedua, Jadi Sarang Nyamuk, Tikus, dan Kecoa
Gimana perasaan kita kalo lagi duduk belajar, makan, atau santai bareng saudara atau teman-teman, lalu tiba-tiba ada tikus melintas di depan? Jijik, bukan? Apalagi tikusnya gede dan bulunya rontok sebagian kayak penyakitan gitu. Hiii… kalo ngeliatnya pas kita lagi megang makanan, selera makan jadi kabur, bahkan kitanya jadi pengin muntah.
Atau kalo pas lagi duduk-duduk, tiba-tiba ada kecoak lewat dan mampir ngumpet di bawah kita. Coba bayangin apa yang kita rasa di dada? Atau lagi pas kita bobok atau belajar, atau shalat misalnya, dan di situ nyamuknya kelewat jumlahnya, jadi deh kita pulas banget boboknya, konsen banget belajarnya, khusyu banget shalatnya. Betul begitu? Hehehe…
Binatang-binatang itu suka deket-deket sama kita karna kita suka ngebikinin sarang buat mereka.
Ketiga, Banjir Kecil Maupun Besar
Buat yang hidup di kota, tentu ngerasain ini. Jalan raya tergenang di waktu hujan. Dan meski hujan udah reda, nggak juga air itu surut segera. Karna apa? Biar kita ‘ainul yaqin, cobalah waktu itu terjadi, kita nengok drainase. Maka acap kali yang bakal kita saksiin adalah sampah-sampah plastik bekas bungkus aneka makanan dan minuman terhanyut dan tertahan di tralis drainase. Akibatnya air terhalang masuk ke sana. Lalu coba kita singkirin sampah-sampah itu, dan lihat. Maka air pun jadi lancar lagi masuknya.
Ya, sampah-sampah plastik yang kita buang sembarangan, sebelum sempet disapu dan diangkut oleh bapak-bapak kita petugas kebersihan, kalo sampe keduluan hujan, akan membikin genangan air di jalan karna jadi penghalang air masuk ke gorong-gorong. Jadilah lalulintas lelet, bahkan bisa bikin kecelakaan karna kalo ada lubang jalan jadi nggak kelihatan.
Itu banjir kecil. Nah, kalo sampah-sampah itu sampai hanyut masuk ke gorong-gorong atau sungai dan terhenti di sana, maka air sungai bakal meluap dan banjir besar pun terjadi. Dan ini bukan teori, buktinya udah berulang kali kita sakisiin tiap tahunnya.
Nah, Sobat, sebenernya masih banyak dampak-dampak buruk lain dari kelakuan jelek kita buang sampah sembarangan. Yang pastinya, kelakuan itu jelas-jelas ngebikin rusaknya ekosistem dan kelestarian lingkungan. Lalu efek berikutnya adalah pada sektor kesehatan dan ekonomi. Merebaknya berbagai macam penyakit, terjadinya kecelakaan, dan rusaknya berbagai macam infrastruktur.
Nah, artinya, kebiasaan buang sampah sembarangan adalah kedzaliman yang sangat dibenci Allah SWT. Kelakuan itu nggak islami sama sekali. Maka sebagai remaja Muslim, kita nggak boleh pake kebiasaan itu. Karna sebagai muslim, kita nggak mau bikin kerusakan yang akibatnya bikin rugi banyak makhluk Allah SWT yang berada di muka bumi ini. Sepakat?!
Allah SWT berfirman yang artinya, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (Q.S. Ar-Ruum: 41-42).
Maka ayo bertaubat, kita tinggalin kebiasaan buruk buang sampah sembarangan. Mari kita mulai dari diri sendiri! [IB]