YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Bila pernah melintas di perempatan Gondomanan, Yogyakarta, pagi-pagi dari arah selatan, mungkin juga pernah melihat sosok ini. Seorang wanita paruh baya berkerudung bercelana panjang membopong setumpuk koran.
Wanita pengasong koran nan murah senyum kerandah-hatian ini bernama Ponisih. Usianya 50 tahun. Mengasong koran mulanya merupakan pekerjaan suaminya. Namun pada tahun 2000, sang suami meninggal dunia dengan meninggalkan dua orang anak. Maka untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sejak itu Ponisih meneruskan pekerjaan ini.
Sehari-harinya Ponisih mulai berjualan sekitar pukul 5.30 hingga 9.30 di lampu merah. Kemudian pindah ke depan sebuah instansi sampai pukul 10.00 WIB. Ia berangkat dari rumahnya di Wirobrajan dengan sepeda motor bersama suaminya. Ya, kini ia telah bersuami lagi yang mulanya berprofesi sebagai tukang parkir, lalu beralih menjadi penjual koran di tempat lain.
Per harinya, rata-rata penghasilan Ponisih antara 60 ribu hingga 70 ribu rupiah. Penghasilan tersebut ditambah penghasilan suami terbilang berkah. Orang tak menyangka, walau ia seorang pengasong koran, namun putra-putri Ponisih bisa mendapatkan pendidikan yang mapan. Putrinya sedang menempuh S1 Sastra Inggris di UGM, bahkan mendapatkan beasiswa dalam program pertukaran pelajar. Saat ini ia sedang menjalani kuliah di Jepang, memelajari sastra Jepang.
Tak hanya itu, anak lelakinya kini sedang nyantri di PP. Ar-Rayyan, dan sudah mendaftarkan kuliah di Madinah.
Selain putra-putrinya mapan dalam pendidikan, Ponisih pun turut serta berperan dalam kegiatan pendidikan dan dakwah. Selain menjalani profesinya, ia aktif sebagai pengurus Aisyiyah Ranting Wirobrajan.
Sebuah pelajaran yang bisa kita peroleh dari sini diantaranya, jangan menganggap remeh orang hanya berdasar satu hal yang kita ketahui saja. Biar pun hanya sebagai pengasong koran di lampu merah yang oleh kebanyakan orang dianggap sebagai pekerjaan rendahan, namun banyak orang tidak tahu, bahwa sosok sederhana itu memiliki peran dan prestasi yang bisa jadi jauh lebih berarti dari mereka yang berprofesi bergengsi, serta punya pangkat dan jabatan.