DAMASKUS, (Panjimas.com) – SNHR, [Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia] mengatakan 20.000 perempuan tewas dalam konflik Suriah, hampir 95 persen dari mereka dibunuh rezim Bashar al-Assad, dilansir oleh Anadolu Agency
Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan minggu ini Syrian Network for Human Rights [SNHR] mengatakan bahwa lebih dari 20.000 perempuan telah tewas dalam konflik sipil Suriah yang sedang berlangsung, termasuk sekitar 19.000 dari mereka dibunuh oleh pasukan rezim Suriah.
Publikasi laporan SNHR itu bertepatan dengan International Day for the Elimination of Violence against Women [Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan], hari Rabu [25/11/2015].
Menurut LSM HAM yang berbasis di Inggris itu, pasukan rezim Assad telah bertanggung jawab atas kematian 18.917 perempuan, sedangkan 72 lainnya telah tewas oleh pasukan Rusia dan 42 lainnya lagi oleh pasukan Kurdi Suriah.
The report also asserts that at least 7,029 women have been detained by regime forces, including 318 girls.
Laporan SNHR ini juga menegaskan bahwa setidaknya 7.029 perempuan telah ditahan oleh pasukan rezim Assad, termasuk 318 yang masih anak-anak maupun remaja.
menurut laporan SNHR itu juga disebutkan bahwa 69 perempuan yang lain telah ditahan oleh pasukan Kurdi Suriah, 877 oleh berbagai kelompok oposisi pemberontak bersenjata, dan 639 oleh kelompok militan Islamic State [IS],
Studi ini selanjutnya mengatakan bahwa sejumlah aktivis perempuan telah menjadi sasaran penangkapan, penyiksaan dan kekerasan seksual di tangan rezim al-Assad.
Menurut angka perhitungan PBB, setidaknya 250.000 orang tewas sejak konflik Suriah dimulai pada tahun 2011, dengan sekitar 7,6 juta pengungsi dan lebih dari 4 juta jiwa telah melarikan diri ke negara-negara terdekat. [IZ]